━ ━ ━ ━ ━ ━ ━ ━ ━ ━ ━ ━ ━ ━ ━ ━ ━
Masih di hari yang sama, juga sehabis dari rumah Zillo, Cherry menginterupsi Zian untuk membawanya ke Fanshine kafe. Hal yang mana membuat Zian mengira Cherry hendak mengajaknya nongkrong. Namun, perkiraan Zian itu salah kaprah, Cherry justru mengusir Zian begitu mereka sampai di sana, membuat wajah Zian yang awalnya mesem-mesem berubah menjadi shock patah hati.
"I think, Kak Cherry mau ngajak nongkrong!"
"Astaga. Lain kali deh, gue ajak nongkrong!" seru Cherry, merasa tidak enak sebab meruntuhkan perkiraan Zian.
"Yeah, tak pegang janjimu, Kak!" kata Zian. "By the way, ini mau nongkrong sendirian gitu di kafe?"
Cherry terdiam. Ia tak harus mengatakan pada Zian, kan, kalau dirinya bekerja di sana? Karena Zian pasti akan mengadu pada Zillo, Cherry tidak mau cowok itu jadi mengetahui alasan Cherry bekerja, meski pada akhirnya Cherry berhasil menganti gitar Zillo menggunakan uang Damian, tapi tujuan awal Cherry bekerja karena ingin mengumpulkan uang ganti rugi. Cherry tidak bisa menyangka hal apa yang akan dilakukan oleh Zillo bila dia mengetahui alasan itu, pun Cherry tidak mau membuat Zillo jadi merasa dirinya cowok yang berarti buruk telah membuat Cherry bekerja, semacam menciptakan kalimat, "Padahal cuman gitar, kenapa nggak lo ikhlas-in aja, sampai-sampai Cherry mesti kerja." Cherry takut akan ada lontaran kalimat seperti itu.
"N—nggak sih, gue sama temen. Ada janji ketemuan di sini." Cherry memilih berbohong.
Zian mengangguk-angguk. Lantas tak mau berbasa-basi terlalu lama dengan Cherry yang memiliki status sebagai pacar kakaknya, Zian pun pamit undur diri dari sana, yang sudah pasti Cherry persilakan dengan senang hati. Dan akhirnya Cherry bisa segera masuk ke Fanshine kafe karena dia sudah sangat terlambat.
"Kerja part time doang bisa ya seenaknya ambil cuti, dateng telat. Mentang-mentang deket sama pemilik kafe." Sindiran itu menyambut kedatangan Cherry, tapi Cherry tak ambil hati dengan kalimat itu, sebab apa yang dia bilang memang benar adanya. Cherry tidak mengelak sama sekali.
Yah, walau mencoba untuk tidak mengambil hati, tetap saja Cherry gentar di sana. Dia sendirian, tak ada yang mau berpihak padanya satu pun, sehingga dengan diam dan pasrah Cherry langsung menuju pantry, dan mencuci beberapa piring, gelas dan sebagainya yang kotor. Setelah itu, Cherry lekas mengecek bagian depan, barangkali ada meja yang sehabis dipesan dan menyisakan piring serta gelas kotor juga, tapi yang Cherry temukan justru kehadiran Damian, tepat sekali baru saja membuka pintu. Pun tanpa sengaja, mereka saling bertatapan.
Awal yang membuat Cherry selalu bungkam sejak tadi, juga memiliki perasaan tidak betah berlama-lama di sana seketika gadis itu tersenyum ketika mendapati ada Damian di kafe. Entah kenapa, Cherry merasa lega seakan terselamatkan oleh kehadiran Damian di sana. Lekas, Cherry pun mendatangi Damian untuk menanyakan pesanan laki-laki itu, sementara Cherry tahu apa yang pasti dipesan oleh Damian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cherry's Life [END]
Fiksi Remaja[BACA= FOLLOW] By: Khrins ⚠️Cerita alay, belum direvisi! JANGAN BACA! ━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━ Terkadang, menyerah dalam bertahan itu diperbolehkan. Namun, pengecualian jika hal itu untuk menghindari hidup dan rasa sakit. Damian nyaris melakukannya...