━ ━ ━ ━ ━ ━ ━ ━ ━ ━ ━ ━ ━ ━ ━ ━ ━
Pagi ini ada sesuatu yang membangunkan Zillo lebih dulu dari Alarm, dan lebih dulu dari gedoran pintu Zian. Entah apa itu. Zillo kira karena angin sejuk pagi hari yang datang bersama gerimis, tapi bukan juga. Lantas Zillo mencari-cari tahu itu, yang seharusnya tak payah untuk dicari. Namun, Zillo merasa tergugah akan hal itu, hal yang pada akhirnya membawa netra Zillo untuk jatuh kesebuah gitar di atas meja belajar.
Dia belum berniat untuk bangkit, terus saja termenung di atas kasur empuknya seraya menatap gitar dari Cherry. Sementara cuaca pagi sedang membuat semua orang terlena untuk tetap bertahan pada pejaman mata sebentar lagi. Meski hanya gerimis, tapi jatuhnya cukup deras, juga cukup membuat siapa pun akan basah bila berdiri di bawahnya, dan karena hal itu, gerimis menginterupsi sebagian orang untuk tetap tinggal di dalam rumah masing-masing terlebih dahulu.
Tapi pada akhirnya, Zillo tetap bangkit menghampiri meja belajarnya untuk mengangkat gitar itu dari sana. Berkat tindakannya yang mengangkat gitar dan menggerakkannya ke berbagai arah, dia jadi sadar ada sesuatu di dalam gitar, yang bisa Zillo lihat melalui lubang gitar yang terdapat di tengahnya. Zillo berusaha mengambil sesuatu itu yang adalah kertas menggunakan jarinya.
Setelah berhasil, dia buru-buru meletakkan gitar itu kembali, lalu kemudian membuka kertas yang terlipat itu untuk mengetahui apa isi di dalamnya, yang ternyata berisi beberapa bait kalimat.
Sementara untuk mengisi rasa sepiku, kutumpahkan sedikit tinta melalui penaku, yang akan menggores selembar kertas usang yang akan kupersembahkan untuk laki-laki bernama Jazillo Biantara.
Zillo, cuaca begitu cerah malam ini, oleh Bulan yang mengambang apik di Angkasa, dengan sedikit wajahnya yang tampak kemalu-maluan, karena memang belum waktunya untuk menampakkan seluruh wajahnya. Yang gemerlap sebagai wajah sang ratu malam. Dan keadaan malam ini, akan kugunakan untuk menumpahkan segala apa yang singah di pikiran.
Bahwa, aku begitu menyesal telah merusak gitarmu, yang ternyata amat berarti bagimu. Sungguh, tak sekalipun aku lupa akan rasa bersalahku yang tak berkesudahan ini, yang mana membuatku berusaha untuk mengganti gitarmu, tentu saja dengan keadaan yang sama, pun kenangan yang sama. Namun, kamu pasti tahu, siapa pun takkan bisa menggantinya dengan keadaan seperti semula dengan sempurna, bahkan kamu sekalipun. Maka dari itu, aku benar-benar minta maaf telah merusak benda yang mana adalah satu dari banyaknya benda-benda yang berarti hidup bagi kamu.
Maaf, sepayah apa pun aku berusaha, betapapun aku ingin, tapi sebegitunya tidak bisa aku menganti gitarmu dengan sempurna. Aku hanya bisa memberimu seonggok gitar saja, tanpa ada apa-apa di dalamnya. Kosong. Hampa. Redup, dan mungkin tak berarti bagimu. Seandainya bisa, aku akan mengulang waktu, agar bisa mencegah kejadian itu, supaya tidak benar-benar terjadi, tapi semua orang tahu, bahwa kata andai itu sungguh kata yang sia-sia. Sementara itu, aku benar-benar pasrah dan menganti gitarmu dengan apa adanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cherry's Life [END]
Novela Juvenil[BACA= FOLLOW] By: Khrins ⚠️Cerita alay, belum direvisi! JANGAN BACA! ━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━ Terkadang, menyerah dalam bertahan itu diperbolehkan. Namun, pengecualian jika hal itu untuk menghindari hidup dan rasa sakit. Damian nyaris melakukannya...