Senyum penuh arti dari Bibi Fani memang sudah Damian duga sebelumnya. Ia benar-benar telah mempersiapkan diri jika pada akhirnya akan jadi begitu. Beliau begitu mengoda Damian perihal Cherry. Bukan hanya persoalan laki-laki itu yang meminta izin untuk menahan Cherry kemarin, tapi juga karena dia menanyakan gadis itu hari ini.
Damian pikir Cherry berangkat kerja, rupanya tidak, dan fatalnya Damian bertanya kepada Bibi Fani ada apa gerangan dengan Cherry sehingga tidak masuk kerja. Hal itu betulan membuat Bibi Fani tersenyum penuh godaan untuk Damian. Meski pertanyaan Damian mengenai keberadaan Cherry hanya serta-merta karena dia memiliki prasangka buruk, seperti hal-hal yang berkaitan dengan penyakit gadis itu. Kesimpulannya, Damian hanya merasa khawatir, tidak lebih, atau laki-laki itu yang menolak perasaan lain tentang Cherry.
"Dia ada acara sama temennya," kata Bibi Fani, akhirnya menjawab setelah puas mengoda Damian dengan senyum lebarnya.
"Pacaran paling," ujar Damian menduga-duga. Hal yang justru membuat Bibi Fani semakin heran dengan Damian. Agaknya, beliau jadi semakin berpikir bahwa keduanya memang dekat.
"Itu bukan suatu hal yang bisa menormalisasikan tindakannya meminta izin tidak bekerja. Pacaran bukan kepentingan mendesak untuk melanggar profesionalitas dalam bekerja."
Damian mengangguk mengiyakan, dan meralat ucapannya tadi dalam diam. Dia jadi merasa bodoh melontarkan kalimat itu di depan Bibi Fani yang hingga saat ini masih mengenal Damian dengan sosok cuek nan tenangnya. Bukan seperti sosok yang bisa luluh terhadap cewek. Damian rasa Bibi Fani menilai karakter Damian seperti itu, apa lagi jika ceweknya seperti Cherry, bukan seperti karena dia gadis ceroboh dan segala tingkah lakunya, tapi karena dia masih SMA. Rasanya laki-laki dengan umur nyaris 26 tahun seperti Damian, Cherry bukanlah sosok yang cocok untuknya. Bukan berarti hal itu lantas jadi mustahil. Dan belakang ini Bibi Fani telah sedikit dikejutkan oleh sisi Damian yang lain.
"Bagaimana sejarah kalian bisa sampai bikin kamu minta izin nahan dia dan nanyain dia?"
"Dia terlalu iconic setiap nganterin pesanan. Buat orang yang punya sisi aneh begitu sudah pasti tanpa sengaja ngasih kesan tersendiri buat orang lain, dan membuatnya bisa diingat." Damian menjelaskan.
"Bibi juga pasti bakal hafal sama pelanggan yang punya cara tersendiri buat bisa diingat sama Bibi Fani, supaya setiap mereka datang, Bibi Fani bisa mengenalnya, dan nggak lupa kalau mereka sering kali berkunjung ke sini. Kira-kira seperti itu."
Bibi Fani mengangguk, jadi ada sisi Cherry yang terlalu iconic bagi Damian, apa lagi hal itu tidak jarang Damian lihat atau rasakan, sehingga dari hal itu lantas membuat Damian mengingatnya lebih dari apa yang pernah otak Damian janjikan bahwa hal yang tidak penting dan bukan urusannya, tak payah untuk diingat. Apa lagi sampai membuatnya terkesan. Tapi Bibi Fani tidak peduli jika saja ada alasan lain yang lebih melogiskan alasan kedekatan Damian dan Cherry. Sebagai pelanggan dan karyawan, hal itu tidaklah mustahil, yang mana akan membuat Bibi Fani keheranan bukan kepalang. Jadi penjelasan Damian tadi sudah lebih dari cukup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cherry's Life [END]
Teen Fiction[BACA= FOLLOW] By: Khrins ⚠️Cerita alay, belum direvisi! JANGAN BACA! ━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━ Terkadang, menyerah dalam bertahan itu diperbolehkan. Namun, pengecualian jika hal itu untuk menghindari hidup dan rasa sakit. Damian nyaris melakukannya...