Seventeenth

10 0 0
                                    

"Saya tidak tau bagaimana kronologinya, karena tiba-tiba aja saya sudah di panti asuhan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Saya tidak tau bagaimana kronologinya, karena tiba-tiba aja saya sudah di panti asuhan."

"Selama di sana, untuk pertama kalinya saya diadopsi, tapi ternyata mereka nggak bisa mencukupi kebutuhan saya, bahkan kebutuhan mereka juga. Dari hal itu, saya sering mendapat kekerasan, dan menjadi pelampiasan kemarahan mereka. Tapi semua itu jadi berakhir, saya dikembalikan ke panti beberapa hari setelahnya."

Cherry mendengarkannya dengan seksama. Benar-benar mencermati setiap kata yang Damian untaikan dengan tenang tanpa menyela.

"Setelah itu, saya diadopsi lagi, setidaknya ada tiga kali dan lagi-lagi berakhir kembali ke panti."

Seterusnya, Damian mulai menceritakan titik di mana Damian benar-benar merasa hidup itu payah. Tidak memberinya kebahagian sama sekali. Dunia membenci Damian, tapi Damian jauh lebih membeci dunia. Karena untuk terakhir kalinya, Damian mencoba menerima tawaran untuk diadopsi oleh sepasang suami istri yang sudah lima tahun menikah, tapi belum dikaruniai anak. Dengan segala harapan yang tersisa, Damian pun hidup bersama mereka. Tanpa memikirkan alasan mereka mengadopsinya itu untuk pancingan agar sang istri bisa hamil secepatnya.

Cukup menyenangkan, walau Damian belum merasakan rasa nyaman sepenuhnya. Apa lagi keluarga besar dari orangtua angkatnya begitu memperlihatkan sikap tidak sukanya terhadap Damian, hingga selang beberapa bulan, ibu angkatnya itu hamil dan melahirkan. Damian yang masih di sana terlupakan dan tersingkirkan begitu saja, hingga akhirnya mereka sadar memiliki Damian. Namun, kesadaran itu malah membuat mereka mengembalikan Damian ke panti.

"Terima kasih sudah menjadi bagian dari keluarga kami. Kami harap, kamu mendapat keluarga yang jauh lebih baik dari kami nanti...." Kalimat terakhir yang Damian dengar dari mereka, sebelum akhirnya mereka tidak pernah bertemu lagi hingga kini.

Dari apa yang ia alami, yaitu dilempar ke sana ke mari, yang paling membuatnya lega sekaligus kecewa adalah, ternyata ia masih memiliki ibu kandung. Damian kecewa, lantaran ibunya membiarkan Damian mengalami itu semua. Hingga kini rasa kecewanya masih berlanjut, dan sedang Damian coba untuk diredakan agar ia segera damai dengan masa lalu, pun masa depannya juga.

Di atas rasa traumanya pasca tidak diterima di keluarga mana pun, Damian menjadi pribadi yang murung. Selalu menampilkan wajah tidak bahagia meski di hadapan orang-orang sekalipun, di saat dulunya ia selalu menampilkan wajah pura-pura bahagia. Hingga kini, ekspresi itu masih terterap padanya, meski beberapa bulan setelah kali terakhir ia diadopsi, ada seorang laki-laki paruh baya yang mengenalkan dirinya sebagai ayah kandung Damian.

Dengan segala pertimbangan, akhirnya Damian menerima mereka, dan Damian tidak menyangka bahwa kebahagiaan diciptakan oleh mereka untuk Damian. Mama dan Papa benar-benar menyayanginya, terlebih Mama. Beliau benar-benar memperlihatkan betapa bersyukurnya ia memiliki Damian, padahal beliau bukanlah ibu kandungnya, tetapi kasih sayang yang beliau berikan begitu tiada tara.

Cherry's Life [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang