Twenty-sixth

6 0 0
                                    

━ ━  ━ ━ ━ ━ ━  ━ ━ ━ ━ ━  ━ ━ ━ ━ ━

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

━ ━  ━ ━ ━ ━ ━  ━ ━ ━ ━ ━  ━ ━ ━ ━ ━

Cherry: Damian

Damian: Ya?

Begitu bubble chat balasannya muncul, Damian meraup wajah bangun tidurnya menggunakan satu tangan, lalu menguap masih dengan ponsel yang tergenggam oleh tangannya. Pun Damian masih terduduk di atas ranjang, baru banget bangun tidur, tapi saat itu kebetulan begitu bangun, Damian langsung membuka ponsel. Hal yang mana membuat Damian seakan diberi banyak energi, lantaran pagi-pagi sudah mendapat pesan dari Cherry. Bukan tadi pagi sih, tapi tadi malam. Damian semalam sibuk lembur, sehingga ketika dia sampai rumah, tanpa melakukan aktivitas lain, dia langsung tertidur.

Cherry belum membalas. Meski ingin menunggu, tapi Damian tak mungkin menunggu dengan diam seperti itu, sehingga kini Damian bangkit dari kasurnya, lalu menuju kamar mandi pribadinya untuk mencuci muka juga gosok gigi. Damian tidak buru-buru mandi, dia keluar kamar mandi begitu aktivitas cuci muka juga gosok giginya selesai, dan menuju dapur setelahnya.

Di dapur, Damian mulai meracik secangkir kopi yang sudah menjadi rutinitas pagi harinya.

"Astaga Damian. Minimal pakai dulu bajunya." Bibi Fani terkejut begitu masuk dapur, dihadapkan dengan Damian yang bertelanjang dada. "Kasian bikin kopi sendiri terus. Kayaknya kamu harus mulai nyari calon istri deh."

Damian terkekeh dalam hati. Sebab baru saja merasakan apa yang Fabio rasakan. Meski ini bisa dibilang untuk pertama kalinya Damian disinggung soal mencari istri, tapi rupanya memang terdengar menyebalkan. Pantas saja Fabio stres karena mendapat persoalan nikah nyaris setiap hari.

"Nanti kalau udah sah jadi CEO. Biar nggak ngajak anak orang buat susah."

Jawaban Damian membuat Bibi Fani terkekeh dan menggelengkan kepalanya tak habis pikir.

"Ini Bibi bawain kamu makanan. Sebelum berangkat kerja, kamu sarapan dulu."

"Hari ini Cherry masuk kerja?"

Bibi Fani tersenyum simpul mendengar pertanyaan dari Damian itu. "Dia punya pacar loh." Peringatan Bibi Fani sebelum Damian terlalu jauh memperhatikan gadis berpacar.

"Nyatanya hubungan mereka bukan selayaknya pacar."

"Kok kamu tau sih?"

Pertanyaan Bibi Fani membungkam Damian. Dia tahu, bahwa Bibi Fani sudah tahu perihal kedekatannya dengan Cherry, tapi untuk sampai ke tahap tahu persoalan cinta gadis itu, mungkin hal itu tidak terbesit dalam benak Bibi Fani, maka dari itu, reaksi keheranan pun tercipta pada wajah duplikat ibunya itu.

"Dia yang cerita." Akhirnya Damian memilih menjawab dengan jawaban apa adanya. Tidak mau mengelak juga menyangah soal-soal kedekatannya dengan Cherry sampai Damian sudah tahu dia memiliki kembaran bernama Sherryl, adik laki-laki bernama Iam, tetangga cowok bernama Mevan, dan pacar bernama Zillo, serta adik kelas bernama Jay.

Cherry's Life [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang