Senin. Tapi tidak ada alasan untuk Cherry membencinya selagi masih ada Zillo di sekolah dan di mana-mana, apa lagi di hatinya.
Setelah ribut kecil-kecilan bersama tiga temannya perihal bayar membayar di restoran kemarin, masalah pun sudah beres dan Cherry mendapat uang ganti, dan Cherry tetap menerimanya di saat hari itu yang membayar makanan mereka adalah seorang laki-laki yang tidak dikenal.
Di sekolah, Cherry diberi julukan si Turbut yang kata Ria (pencipta julukan) artinya si tukang rebut. Termasuk merebut Zillo dari Emmi. Padahal Cherry tidak merasa merebut. Zillo bukan pacar Emmi, mereka hanya sahabat, lihat saja saat ini, mereka justru mengabaikan Cherry yang duduk terpaut tiga meja dari mereka.
Emmi itu, berwajah manis dan tampak naif. Rambutnya panjang, berkilau dan halus. Dan ada sebagian dalam diri Emmi yang benar-benar tidak Cherry sukai, sebab sesuatu tak terlihat itu rasanya begitu mengistimewakan Emmi pada mata Zillo.
"Andaikan kau tau, rasa sayangku, melebihi rasa sakit ini...." Suara Hanan terdengar, lalu duduk begitu saja di hadapan Cherry, menghalangi potret Zillo dan Emmi dari pandangan Cherry.
"Oit!" Hanan menyapa.
Cherry terdiam.
Hanan pun menoleh ke belakang hanya untuk menatap dua insan yang mungkin alasan Hanan menyanyikan lagu galau yang populer belakang ini. Untuk menyingung Cherry.
"Eh, Cher—"
"Diem gue lagi galau!" sambar Cherry.
"Yaelah!" Hanan mendesah jengah. Tampaknya, cowok itu sudah terlalu kenyang merasakan drama percintaan Cherry dan Zillo yang alurnya lebih menyebalkan dari pada sinetron. Rasanya rumit dan bikin frustasi.
"Gue itu—seperti apa dalam pandangan Zillo...." Cherry bersuara, ekspresinya masih setenang tadi, matanya juga masih fokus menatap ke arah Zillo dan Emmi walau sudah terhalang oleh tubuh Hanan.
"Burem, Cher. Gue rasa gitu," jawab Hanan.
Bibir Cherry melengkung ke bawah mendengar itu, karena juga ia sadar betapa tak terlihatnya dirinya oleh Zillo. Terbukti dari sikap Zillo yang sebenarnya. Cowok itu dijuluki cowok termanis seangkatan, di mana memiliki senyum yang menciptakan bulan sabit di matanya. Tingginya oke, struktur tubuhnya oke-oke, wajahnya lebih oke, dan sikapnya itu sebenarnya lembut, ramah, soft, sweet, charming, playful, dan supel, hanya saja semua sifat itu akan berubah jika dengan Cherry.
Entah setan dari kutup mana yang merasuki Zillo sehingga menjadikan cowok itu bak kulkas 7 pintu ketika berhadapan dengan Cherry. Sikapnya sedingin es, ekspresinya sedatar lapangan, matanya setajam elang, perasaanya selelah perjuangan.
Kadang, Cherry suka bertanya-tanya sebenarnya hal dosa apa yang telah ia lakukan selain mencuri alat tulis orang-orang jika itu berwarna ungu—sehingga mendapat perlakuan itu semua dari Zillo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cherry's Life [END]
Fiksi Remaja[BACA= FOLLOW] By: Khrins ⚠️Cerita alay, belum direvisi! JANGAN BACA! ━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━ Terkadang, menyerah dalam bertahan itu diperbolehkan. Namun, pengecualian jika hal itu untuk menghindari hidup dan rasa sakit. Damian nyaris melakukannya...