Seventh

11 5 0
                                    

"Wah, mampus lo, Cher!" seru Yumi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wah, mampus lo, Cher!" seru Yumi.

"Kesalahan lo kali ini udah gabisa ditolerin lagi sih sama Zillo." Sharon menambahi, seakan sebelum-sebelumnya Cherry telah membuat banyak kesalahan.

"Ini kok pada makin bikin gue merasa bersalah ya bukannya ngasih solusi? Ya emang sih, gue salah, cuman keadaan ini gue butuh solusi segera!" Cherry berseru menyela.

Istirahat kedua Cherry langsung menemui ketiga temannya di kantin. Lalu menceritakan kejadian tadi begitu saja dengan mereka sebab Cherry sudah kepalang merasa bersalah dan tidak tahu harus bagaimana. Mungkin dengan menceritakan masalahnya itu, Cherry akan mendapat solusi. Namun, nyatanya ketiga temannya itu justru semakin membuat Cherry terpojok.

"Bisa bantu apa ya kita?" tanya Poppi, tetapi tidak Cherry jawab sebab gadis itu menyetop kalimat Poppi dan matanya mengarah pada pintu kantin yang di sana ada Hanan.

"Hanan! Bentar guys," kata Cherry seraya bangkit dari duduknya lalu menghampiri Hanan yang sedang melangkah mencari meja.

Ketika Hanan sudah mendapat tempat duduk dan Cherry duduk di hadapannya, gadis itu langsung memandangi Hanan intens. Membuat Hanan sontak dibuat kebingungan.

"Lo pasti udah tau," kata Cherry.

"Tau apaan?" Hanan bertanya, ekspresinya berpikir.

"Soal, gue yang...."

"Rusakin gitar Zillo?" Hanan menebak dan diangguki oleh Cherry.

"Dia bilang apa sama kalian?" tanya Cherry.

Hanan terdiam sesaat, tidak berusaha untuk segera menjawab. Namun, selang beberapa detik akhirnya ia pun menjawab, "nggak bilang apa-apa. Dia diem aja."

"Terus kok lo tau?'

"Emmi bilang," jawab Hanan lagi.

Cherry menghirup napas sebanyak mungkin. Lalu ia embuskan secara perlahan. Jika Zillo mengadunya dengan Emmi, itu artinya Zillo benar-benar marah dengan Cherry. Bukan karena Emmi memiliki pengaruh besar bagi Zillo walau mungkin bisa jadi. Tapi intervensi Emmi dalam hubungan mereka membuat Cherry sedikit sensi dan cemburu serta tidak terima. Sebab adanya Emmi yang menjadi tempat mengadu bagi Zillo seakan tampak Emmi benar-benar memiliki posisi khusus dari Zillo.

"Minta maaf aja." Hanan bersuara, memberi saran.

"Iya," jawab Cherry. Wajah murungnya membuat Hanan terdiam. Mungkin karena belum pernah melihat sikap muram Cherry yang satu itu.

Rasa bersalahnya tak berkesudahan hingga pulang sekolah. Cherry menunggu di koridor gedung kelas 12 IPA, daerah kelas Emmi. Sebenarnya Zillo dan Cherry satu kelas, tetapi tadi Zillo di kelas benar-benar lebih diam dari biasanya, manakala biasanya itu Zillo masih mau menanggapi kebawelan Cherry, tapi setelah insiden tadi Zillo benar-benar mendiamkan Cherry dan bersikap dingin. Lalu saat bel pulang berbunyi, cowok itu secepat kilat keluar dari kelas dan Cherry menduga Zillo menghampiri Emmi di kelasnya.

Cherry's Life [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang