Fortieth-fourth Page

8 0 0
                                    

━ ━  ━ ━ ━ ━ ━  ━ ━ ━ ━ ━  ━ ━ ━ ━ ━

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

━ ━  ━ ━ ━ ━ ━  ━ ━ ━ ━ ━  ━ ━ ━ ━ ━

Dari detik merangkak menjadi menit, lalu berjalan menjadi jam, kemudian terbentuklah masa; proses, perbuatan dan keadaan berlangsung—tetap berjalan dengan normal. Masa tak pernah membeku dalam satu tempat atau untuk siapa, meski kadang ada beberapa orang yang merasa waktu hanya berputar pada mereka, sedangkan sebagiannya merasa waktu telah membawa proses mereka ke tempat yang lebih maju.

Namun, masa tetap berjalan dengan semestinya. Meski sedang terjadi apa, bagaimana, mengapa dan kenapa yang dilalui oleh banyak manusia, masa tak pernah mau berhenti berputar, untuk minimal menjeda kelelahan setiap manusia, atau memberi mereka waktu untuk berhenti dari segala aktivitas wajib. Masa tetaplah berjalan. Hanya kadang melambat, atau malah semakin cepat.

Untuk Cherry, masa berjalan secepat kedipan mata. Rasanya untuk menikmati waktu satu menit saja sudah tak terasa. Satu menit hanya bisa digunakan untuk satu kali bernapas, lalu sisanya akan digunakan untuk bernapas kembali, hingga semua waktu yang tersisa tak tahu telah digunakan untuk apa saja. Yang pasti, rasanya tak bisa diulang atau diingat apa saja yang telah kita lewatkan ketika waktu terus berjalan dan kita buang-buang.

Kecepatan masa bagi Cherry juga telah membuatnya menjalani kemo selama lima kali, dalam kurun waktu enam bulan. Akibat kemo itu, fisik Cherry jadi drop, rambutnya hampir habis akibat rontok. Pun tenaganya masih dikuras dengan Cherry yang terus memuntahkan isi perutnya sewaktu-waktu.

Masa juga telah merekam semua yang Cherry lakukan. Selain kemo, gadis itu juga berhasil mengikuti berbagai ujian kelas dua belas, meski dengan kesulitan yang cukup membuat teman sekolahnya merasa iba, nyatanya satu langkah lagi Cherry akan berhasil melewati semuanya.

"Gimana kalau aku menyerah?" Cherry bersuara ketika belum lama ini suasana hening.

"Alasannya?" tanya Zillo. "Kalau kamu berhenti karena merasa perjuangan kamu bakal sia-sia, ya itu menyerah, tapi kalau kamu berhenti karena keadaan, itu pilihan."

Sejauh ini Zillo telah banyak menerima keluh kesah Cherry. Seperti kepesimisan gadis itu atas perjuangannya. Jadi jika alasan Cherry ingin menyerah karena itu, maka Zillo tidak akan membenarkan.

"Sejauh aku ngelakuin semuanya dalam keadaan gini, aku nggak yakin bisa lulus."

"Kamu bahkan bisa jawab soal tanpa baca dulu soalnya."

"Itu berlebihan." Cherry tak menerima pujian Zillo yang melebih-lebihkan itu.

"Kamu udah berjanji, kan, kalau misal pada akhirnya semuanya nggak berjalan sesuai yang kamu inginkan, kamu adalah salah satu orang yang bakal dukung diri kamu sendiri."

Cherry tak bereaksi.

"Waktu nggak pernah berhenti buat orang-orang yang berjuang. Mereka selalu memberi kesempatan buat mereka yang gagal untuk kembali ke tahap awal sampai pada akhirnya semua berakhir sesuai keinginan," ucap Zillo lagi. "Jangan menyerah!" Imbuhnya.

Cherry's Life [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang