Second

24 7 3
                                    

Langkah Damian kian berat ketika gadis bernama Cherry mengikutinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langkah Damian kian berat ketika gadis bernama Cherry mengikutinya. Damian rasa begitu, lihat saja ketika Damian berhenti, gadis itu ikut berhenti. Sebenarnya Damian tak begitu yakin dengan namanya, sebab ia mendengarnya secara samar dari teman gadis itu, ketika Damian duduk tak jauh dari tempat mereka. Lalu, ketika Cherry pergi ke toilet, tak sengaja Damian menerima bisik-bisik menerobos telinganya. Nama Cherry menjadi salah satu kata yang paling Damian dengar. Lalu setelah itu, mereka membisikkan sesuatu yang Damian rasa mereka hendak menjebak Cherry agar membayar pesanan mereka.

Sebenarnya rencana itu sudah Damian dengar jauh sebelum Cherry datang. Ia mendengar salah satu dari mereka, entah yang mana Damian tidak tahu sebab ia duduk membelakangi mereka—bahwa ternyata salah satu dari mereka yang kedengarannya ingin mentraktir justru tak memiliki uang. Mungkin, hanya mungkin, Damian rasa dua temannya tidak membawa uang dengan nominal melebihi total pesanan mereka nanti ketika pesanan terlanjur tiba dan kesadaran itu baru mereka ketahui. Dan mereka tak membawa uang lebih sebab mau ditraktir. Begitu, kan, pastinya?

Dan ya. Cherry adalah korban yang tidak Damian sangka gadis itulah yang sempat Damian tolong juga di indomaret. Hari ini, Damian menolong Cherry untuk yang kedua kalinya. Tapi gadis itu tidak ada tanda-tanda mengenal Damian. Bukan kenal secara harfiah, hanya saja minimal tampak familiar dengan wajah Damian.

"Anu, hehe...." Cherry kikuk sendiri ketika hendak mengatakan sesuatu yang kalimatnya saja belum tersusun.

Lalu Damian, ketika laki-laki itu melihat Cherry melepas jepitan rambutnya, sontak bersuara. "Jangan bilang jepitan itu seharga enam ratus enam puluh enam ribu rupiah, atau lebih."

Tebakan sarkas itu membuat Cherry tercengang. Namun, berubah menjadi senyum malu-malu kemudian.

"Hehe, ini diproduksi di perusahaan yang tetanggan sama merek dior!" kata Cherry. Membuat Damian membatin, "ya terus korelasinya apa?"

"Terimalah sebagai ganti!" ucap Cherry menyodorkan jepitan rambutnya ke arah Damian dengan gustur seserius mungkin, seolah ia tengah memberikan seserahan.

Damian tanpa diduga menerimanya. Juga tak ada alasan tapi ingin saja Damian menerimanya. Tetapi Damian dapat merasakan Cherry tidak mau melepas jepitan itu. Ekspresinya pun menunjukkan tanda-tanda tidak ikhlas.

"Lupakan soal enam ratus enam puluh enam ribu rupiah—"

"Ah, terima-terima-terima!" Cherry sontak mendorong jepitan itu ke arah telapak tangan Damian yang langsung laki-laki itu gengam.

"Lain kali jangan masuk ke ruangan yang harus membuat anda mengeluarkan uang kalau tidak punya uang!" Damian memberi pesan. Nadanya begitu sinis.

"Kan, aku—saya ke sini karena temen." Balasan Cherry seakan ia hendak ditraktir atau semacamnya. Padahal Yumi tadi tidak mengatakan apa-apa selain menyuruh Cherry datang.

Cherry's Life [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang