Ting tung!
Suara bell yang berbunyi kala itu membuat Kiara yang sedang bersantai di balkon apartemennya ingin pergi menelisik. Ia berusaha membunuh waktu setelah kepergian Heather ke sekolah, menikmati udara yang cukup hangat dari balkon apartemennya dengan sedikit minuman dingin dan majalah fashion di pangkuannya.
Kiara ingin tahu siapa tamu yang datang hari itu.
Bell kembali berbunyi dengan cukup tenang, membuat Kiara tak tergesa karena mungkin seseorang di balik pintu tidak begitu memburunya. Sampai layar interkom yang menunjukkan wajah Larry membuat Kiara menjatuhkan kedua pundaknya lemas, mematung sebentar karena ia teringat kata-kata Kellan tempo hari bahwa ia akan mengirim Larry untuk bertemu dengannya.
Kiara membuka pintu.
"Larry." Sapa Kiara.
"Good afternoon Mrs. Lee."
Kiara tersenyum kaku, terkesan tak ramah dan Larry mampu merasakannya.
Keduanya kini berada di ruang tamu, Kiara dan Larry duduk di kursi yang berbeda hanya saja keduanya tak terlalu jauh.
"Apa yang membawamu datang ke sini?"
"Karena mr. Halord memintaku untuk ke sini."
"Ah~ tentu dia akan mengirimu ke sini." Ucap Kiara tersenyum sarkas.
Wajah Kiara tak berubah ramah sedikit pun sekalipun itu pada Larry. Pria paruh baya itu memberikan satu amplop cokelat berukuran folio kepada Kiara yang menerimanya dengan tatapan tanya.
"i'm sorry ma'am. Aku suah pernah mengingatkanmu tentang hal ini. Cepat atau lambat mr. Halord akan tahu."
"Kau tidak perlu meminta maaf Larry. It's not your fault."
"Sejak aku mencari tahu keberadaan Anda dan tahu tentang kehamilan Anda waktu itu. Aku begitu ingin mengatakannya kepada mr. Halord sekalipun Anda melarangku. Tapi melihat segala upaya mr. Halord untuk pulih dari keterpurukannya saat itu, rasanya aku tidak bisa kembali menghancurkannya."
Kiara menatap Larry menarik napasnya panjang.
"Aku memikirkan tentang hal ini sejak lama Larry, tapi aku tidak pernah berpikir akan secepat ini."
"Takdir yang mempertemukan keduanya. Kita tidak dapat berbuat apa-apa untuk mengelabuhi takdir, ma'am. Anda telah membuktikannya, bahwa seorang anak dan ayahnya tidak akan bisa dipisahkan sebesar apapun upaya Anda untuk memisahkan keduanya."
Kiara tak menanggapi, ia menahan dirinya karena ia sadar bahwa hal itu benar. Kiara yang tak ingin mempermasalahkan apa yang telah terjadi membuka amplop cokelat di tangannya dan mulai membaca poin penting dari lembaran-lembaran kertas itu dengan seksama.
Ia kemudian menatap Larry seketika.
"Di dalamnya berisi beberapa tuntutan yang akan mr. Halord ajukan kepada Anda di pengadilan, tapi poin paling penting adalah tentang hak asuh, miss Heather."
"Apa kau bilang? Kellan menginginkan hak asuh Heather?" Larry mengangguk tak enak, ia pun tak memiliki pilihan lain.
Dalam hati Kiara membatin tentang bagaimana bisa Kellan melakukan semua tuntutan itu hanya dalam waktu dua malam.
"Tim hukum kami telah mengumpulkan semuanya terkait tuntutan yang dapat pihak mr. Halord ajukan." Kiara mengeratkan rahangnya marah.
"Apa yang sebenarnya Kalian coba lakukan? Mengancamku? Atau menakut-nakutiku? Asal kau tahu Larry aku sama sekali tidak peduli dengan semua tuntutan ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
CONSTELLATION | Kellan Series #2
RomanceKonstelasi selayaknya takdir yang mengikat, selamanya dan tidak dapat terpisah. Andromeda akan menjadi sosoknya saat semua cahaya miliknya berkedip di dalam pelukan langit malam. Ya, semua konstelasi memiliki takdirnya sendiri, menyimpan identitas d...