🌌
Derap kaki tergesa saat mengimbangi sang ibu membuat Heather dua kali lipat menpercepat langkah kakinya. Kiara yang terlihat terburu-buru menggandeng Heather memasuki lift. Mengenakan kaca mata hitam dan berpakaian sedikit formal. Sementara itu, Heather yang menggunakan seragam sekolah sesekali melompat mengikuti langkah Kiara dengan asisten wanita dan pria juga satu orang pria bertubuh tegap berdiri tepat di depan keduanya.
"Mommy, kau sudah berjanji untuk datang bukan?"
"Tentu, kapan aku tidak menepati janjiku?"
"Beberapa hari lalu."
"Itu karena pekerjaan."
"Tapi tetap saja mommy sudah berjanji, itu artinya mommy tidak menepati janji."
"Tenang saja Heather, your mommy's scheddule already set, kami mengosongkan jadwal untuk lusa," tutur seorang asisten wanita yang selalu membawa ipad dan tas Kiara di tangannya. "Seee, little sugar. Pegang kata-kataku."
"Kau bisa menghabiskan waktu seharian dengan ibumu."
Mereka berjalan keluar dari lift begitu terdengar bunyi 'ting' menuju lobby. Tiga mobil sudah terparkir di sana. Rene melambai pada Heather dan gadis kecil itu berlari mendekati mobil Rene.
"Mamaaaa ..." teriak riang Heather berlari menghampiri.
"Hai little bear!" Sapa Kiara tersenyum lebar pada Noah.
"Emm...!" Pria kecil itu tersenyum sempit sembari memangku sebuah buku bergambar.
"Dingin sekali! Untung dia masih kecil," umpat Kiara pada Rene.
Heather dan Noah duduk bersebelahan di kursi belakang.
"Rene, aku titip Lily. Nanti sore aku akan menjemputnya di tempatmu."
"Ok. Take care."
"Bye! Thank you, Rene."
Rene mengendarai mobilnya pergi meninggalkan Kiara yang melambai mengantar kepergian mereka. Dari spion tengah Rene memperhatikan Kiara yang juga pergi bersama timnya.
"Ok, kids ... teachers bilang hari ini adalah hari terakhir persiapan pertunjukkan kalian. Nanti aku akan langsung ke sekolah setelah jadwal praktikku selesai."
"Oke, Mamaaaa," tanggap riang Heather sementara Noah hanya diam merasa sudah tersampaikan dengan tanggapan Heather.
"Latihanku sangat melelahkan, aku harus mengulang latihan berkali-kali. Latihan Noah pasti hanya sebentar, dia tidak melakukan apa-apa, hanya berdiri dan berayun ke kanan dan ke kiri."
"Kau tahu aku tidak suka berlari kesana kemari."
"Aku tidak berlari ke sana kemari, i'm doing ballet, aku menari, Noah! Me—na—ri!"
"Kau hanya berputar-putar seperti gangsing."
"What? Noah, apa kau tidak pernah melihat film babrie? Mereka selalu menari balet dan berputar kesana kemari."
"Ya, tapi kau tidak terlihat seperti salah satunya."
Heather melipat kedua tangannya kesal, melirik Noah yang masa bodoh seraya memanyunkan bibirnya.
"Noah, stop it! Jangan menggoda Lily terus..."
"Dia selalu seperti itu Mama, kami benar-benar tidak cocok! I hate him," adu Heather yang membuang pandangannya keluar, wajahnya masih terlihat kesal namun Noah yang sesekali menatap Heather tersenyum kecil dan kembali acuh membaca bukunya.🌌
Heather menari, ia mengenakan gown ballet dan pakaiannya. Rambutnya tergulung kencang dan ia menari bersama ketiga temannya meskipun gerakan mereka sedikit berantakan dan tidak kompak. Tapi Heather yang memiliki wajah sombong dan percaya diri di antara teman-temannya, ia tidak peduli karena ia merasa dirinya seperti white swan yang menari dengan indah dan elegan seperti di dalam negri dongeng.
Heather duduk sembari minum air dari botol minumnya, sesekali ia melihat Noah yang sedang berlatih di ruangan yang sama, gadis kecil itu bahkan bisa melihat raut wajah sepupunya yang terpaksa melakukan pertunjukkan karena ia sangat tidak tertarik dengan pertunjukkan sekolah.
"Heather ..."
Suara tak asing mengalihkan perhatian Heather yang saat itu sedang duduk menatap Noah. Heather tersenyum sedikit saat melihat sosok Ellena berjalan mendekat dengan satu paper bag berwarna cokelat di tangannya. Ellena tersenyum ramah dan tulus.
Keduanya duduk di sebuah kursi di lorong sekolah diiringi suara riuh teriakan, tawa, dan percakapan samar keduanya dengar. Ellena meminta Heather memakan egg tart yang Ellena buat, tentu Heather tak ragu dan tak ingin menolak karena ia yakin Ellena yang pintar memasak pasti membuatnya dengan benar dan rasanya enak.
"Aku dengar dari Kellan, kau akan tampil untuk pertunjukkan sekolah."
"Ya, aku melakukan balet dan latihanku sudah selesai."
"Lalu sekarang sedang menunggu Noah?"
Heather mengangguk seraya menggigit makanan di tangannya.
"Mama akan menjemput kami karena mommy sedang bekerja, dia tak bisa menjemputku."
"Mau pulang denganku? Ah! Kita bisa mampir makan siang dan makan ice cream jika kau mau."
Kedua mata Heather berbinar mendengar tawaran Ellena, namun seketika ia disadarkan dengan kejadian beberapa hari lalu. Senyum Heather redup begitu saja seraya menggeleng, Ellena kecewa.
"Mengapa Noah sangat lama, padahal dia hanya menjadi pohon."
Ellena mencoba tersenyum meskipun ia tahu hatinya tidak.
"Jika tema pementasan drama Noah tentang menyelamatkan bumi, artinya Noah memiliki peran yang penting."
"Begitu ya? Seperti peran utama?"
"Mungkin."
"Ahh ... aku menari bersama ketiga temanku, tapi aku selalu menganggap aku pemeran utama." Heather terkikih kecil.
"Asal kau tahu, kita memang pemeran utama dalam hidup kita."
"Mommy juga bilang seperti itu."
Heather kembali memakan egg tart buatan Ellena dan meminum susu kotak yang sudah Ellena buka, itu egg tart kedua yang Heather makan.
Kedua mata Ellena menatap Heather, sedikit ragu-ragu untuk memulai namun tujuan utama Ellena hari itu adalah untuk berbicara dengan Heather. Merayu lebih tepatnya.
"Tentang kejadian beberapa hari lalu, i'm sorry jika kau tidak menyukainya." Heather tiba-tiba menghentikan makannya untuk menatap Ellena sedih.
"Aku tahu kau tidak menyukaiku, tapi aku ingin kau tahu bahwa aku sangat mencintai ayahmu."
"Apa dad, juga mencintai Elle?"
"I don't know. Sepertinya belum." Ellena tersenyum getir. "Yang ingin kulakukan adalah hidup bersama dengan orang yang aku cintai seperti orang dewasa lainya, dan orang itu adalah ayahmu. Tapi aku lupa jika ada variabel lain dalam perjalanan itu."
"Variabel? Apa itu variabel, Elle?"
Ellena tersenyum.
"Pokoknya, aku sama sekali tidak terpikirkan tentangmu saat memutuskan untuk menikah dengan ayahmu. Karena aku begitu mencintainya."
"Is it good?"
"Ya, kau adalah orang yang sangat ayahmu cintai. Seharusnya aku mempertimbangkanmu saat membuat keputusan untuk menikah dengan ayahmu. I'm so sorry Heather. Tapi aku saaangat mencintai ayahmu."
"Aku menyukaimu, Elle. Aku sama sekali tidak membencimu, hanya saja aku tidak suka jika Elle menikah dengan dad."
Ellena terpukul.
"Aku hanya ingin ayah ibuku, aku tidak ingin ibu atau ayah yang lain."
"Tapi aku bisa menjadi ibu yang baik untukmu, aku akan menyayangimu sepernuh hati. Aku pastikan kau tidak akan kekurangan apapun."
"My dad said something about constellation, dia bilang konstelasi memiliki takdir mereka sendiri, bahwa mereka ... bintang-bintang akan merasa bahagia saat berkumpul dalam konsetlasinya. Sama halnya seperti sebuah keluarga, mereka akan bahagia saat berkumpul dalam konstelasinya, jika salah satu dari mereka tidak bahagia, itu berarti bukan takdir mereka."
Lagi-lagi Ellena tersenyum getir, menatap sosok Heather dengan tatapan sayu, berusaha mengingkari ucapan Heather meski nalarnya sadar bahwa kesempatannya hanya sekecil partikel debu.🌌
Setelah pertemuan mendadak dengan Ellena, Heather lebih banyak diam. Bahkan saat makan siang, Rene menyadari Heather yang jarang menyentuh makanannya.
"I'm done, thank you, Mama."
Noah menyeka bibirnya, sebelum Rene datang untuk membereskan piring Noah yang pergi begitu saja. Rene diam-diam menatap Heather dan duduk di sampingnya sembari tersenyum.
"Apa kau tidak menyukainya?"
"No, masakan Mama jauh lebih enak dari buatan Mommy."
"Lalu mengapa tidak kau habiskan, Lily?"
Gadis kecil itu mendesah.
"Did something happen at school?"
"Tadi Ellena datang menemuiku."
"Oh ya? Ada apa?"
"Dia membawa egg tart buatannya dan kami mengobrol."
"Lalu apa yang membuatmu diam sejak tadi."
"Ellena bilang, dia sangat mencintai Dad dan ingin hidup bersama Daddy."
"Mereka sudah bertunangan. Kau tidak menyukai Ellena?"
"Aku sangat menyukainnya, tapi aku tidak mau Daddy menikah dengan Ellena."
Rene tersenyum hangat.
"Lalu apa alasanmu tidak ingin mereka menikah jika bukan karena kau membenci Ellena?"
Heather terdiam, menatap ragu Rene yang menanti jawaban darinya. Tentu Rene yang bisa membaca semua itu mencoba membuat gadis kecilnya merasa nyaman.
"Karena kau menginginkan ayah dan ibumu?"
Kedua mata Heather terbuka lebar.
"Kau tidak perlu merasa takut bercerita hanya karena aku sepupu Adrian, Lily. Kau bisa bercerita padaku."
Heather mengangguk.
"Mommy always blushing saat bercerita tentang Daddy dan Daddy juga begitu. Aku suka saat kami sedang bersama-sama. Ah! Saat di Napa Valley aku melihat mommy and daddy pergi dan kembali bersama saat hujan. I don't know what it is, but it makes me happy, Mama."
"Lily, Kiara dan Kellan ... masing-masing dari mereka sudah memiliki kehidupan masing-masing. Tapi aku yakin, kau adalah segalanya bagi mereka ... kebahagiaanmu ... keinginanmu ... semua tentangmu sangatlah penting bagi mereka. Tapi kau tidak bisa memaksakan sesuatu yang juga mereka tidak bisa penuhi. Kau ingat bahwa semua harus bahagia? It can't be your constellation jika salah satu di antara kalian tidak bahagia. Kalian semua harus bahagia."
"Then, how do i know, Mama? Bagaimana aku bisa tahu jika mereka saling mencintai dan bahagia?"
Rene tersenyum, ia juga tak tahu.
"Emmm ... mungkin dengan sedikit usaha."
"Usaha?"
Jari telunjuk Heather mengetuk pelan pipinya, bertopang dagu sembari berpikir entah tentang apa. Rene sedikit khawatir, mengingat seberapa cerdas dan beraninya Heather dengai ide dan keinginannya.
"Kau tidak berfikir untuk melakukan sesuatu kan?"
"Tidak papa kan aku berbohon jika itu demi kebaikan?" Rene tersenyum kaku. "Mama, Can i borrow your cell phone?"
Ragu tangan Rene menggenggam ponselnya, wajah Heather yang memohon membuat ia tak sanggup, tentu ponsel itu berakhir di tangan Heather yang tersenyum dan berlari ke kamarnya.🌌
KAMU SEDANG MEMBACA
CONSTELLATION | Kellan Series #2
RomanceKonstelasi selayaknya takdir yang mengikat, selamanya dan tidak dapat terpisah. Andromeda akan menjadi sosoknya saat semua cahaya miliknya berkedip di dalam pelukan langit malam. Ya, semua konstelasi memiliki takdirnya sendiri, menyimpan identitas d...