Ting!
Pintu lift terbuka, Ellena yang berjalan di sisi Kellan hanya bisu karena ia menemukan sosok Kellan yang diam menyimpan rasa kesal di kedua matanya. Tentu ia tak ingin mencari gara-gara karena itu bukan caranya bermain, tapi rasa cemburu tetap saja hadir di hati Ellena yang memilih untuk memperhatikan Kellan diam-diam.
Kellan berjalan terlebih dahulu meninggalkan Ellena menaiki tangga.
"Good night, Kellan." Pamit Ellena sopan seperti sebuah sindiran.
"Ellena," panggil Kellan yang menghentikan langkahnya saat menaiki anak tangga. "How about ... segelas hot chocolate?"
Ellena tersenyum karena kata-kata itu terasa seperti lampu kuning yang memberinya aba-aba untuk memilih. Memilih jalan untuk berhenti atau melanjutkan alur itu seperti lampu hijau.
"Sure, aku akan menyiapkannya. Just take your time."
"Thanks." Kellan kembali menaiki tangga dan meninggalkan Ellena yang dirundung kebahagiaan.
Setelah mengganti pakaiannya, Ellena segera menuju ke dapur untuk menyiapkan cokelat panas Kellan. Tentu ia membuat dua cangkir karena ia juga menginginkannya, mengobrol bersama di malam hari dengan kehangatan cokelat panas di kedua tangan mereka bukanlah ide yang buruk. Ia menatanya pada kitchen island, dua cangkir yang saling berseberangan sehingga keduanya bisa duduk saling berhadapan.
Kellan yang datang dengan jubah tidurnya segera duduk di hadapan Ellena yang jari telunjuknya sibuk mengitari bibir cangkir.
"You good?"
"Ya." Kellan menjawabnya singkat.
"Kau seperti sangat terpukul."
Hening, hanya ada suara bibir yang mencoba menyesap menikmati cokelat hangat dari cangkir mereka. Sampai Ellena yang mendapati Kellan sedikit melamun berusaha mengambil alih kesadarannya.
"Aku pikir ada hal yang ingin kau katakan." Mulai Ellena.
"How did—"
"Kedua matamu tidak dapat berbohong Kellan. Let me know, apa yang ingin kau katakan padaku."
"Masalah tadi ..."
"Kau masih memikirkannya?"
"Aku tidak ingin kau berpikir bahwa aku masih 'memikirkannya'. Mungkin kau tahu semua dari Isabella but she's right. I'm too busy to hate her sampai aku terus memikirkannya, memikirkan seberapa besar kebencian yang aku simpan untuknya."
"Kellan, bisa aku bertanya sesuatu?"
Kellan mengangguk mengizinkan.
"She's your past and i know it. Semua itu adalah hal yang tidak bisa aku atau dirimu hindari karena semua telah terjadi. Aku pun tak dapat menghindar atau menolaknya karena semuanya telah menjadi bagian dari hidupmu. Tapi pernahkah kau berpikir bahwa rasa bencimu hadir karena rasa cinta yang tak sadar masih kau simpan di hatimu?"
Pertanyaan itu membuat kedua mata Kellan bergetar, pria itu menatap Ellena dengan canggung karena ia tak dapat menjawab pertanyaan itu, dengan jujur, jauh Ellena berusaha menatap gerak gerik Kellan yang kebingungan.
"She left me out of the blue, no more red because it's hurt me so much as someone who afraidly in loved. She made me realize what i felt back then, about how much i love her and to protect her, i guess i live on fairy tale becase everything seems like so beautiful. But i'm wrong, she's gone with the pain, there's no red between us, everything is too grey untill i realize that i hate the moment that i'm falling in love with her."
![](https://img.wattpad.com/cover/292487430-288-k210728.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
CONSTELLATION | Kellan Series #2
RomanceKonstelasi selayaknya takdir yang mengikat, selamanya dan tidak dapat terpisah. Andromeda akan menjadi sosoknya saat semua cahaya miliknya berkedip di dalam pelukan langit malam. Ya, semua konstelasi memiliki takdirnya sendiri, menyimpan identitas d...