13. Pembelaan

347 39 5
                                    

"Selamat, Sayang. Aku yakin jika kau akan memerankan Odette dengan sangat sempurna," ucap Daniel saat Carlise membuka kotak hadiah yang sudah ia berikan.

Carlise menatap hadiah berupa mahkota cantik yang jelas akan sangat cocok untuk peran Odette yang akan ia bawakan untuk pementasan nantinya. Daniel memang sudah tahu jika Carlise mendapatkan peran sebagai Odette, dan resmi menjadi penari utama. Karena itulah, Daniel mempersiapkan sebuah hadiah kejutan bagi istrinya itu. Daniel mencari serta memesan secara khusus sebuah mahkota cantik yang terbuat dari permata dan mas putih berkualitas, hanya untuk pementasan Carlise tersebut.

Carlise yang tengah duduk di meja riasnya tersebut pun menatap mahkota tersebut dalam diam. Sementara itu Daniel mulai menyisir rambut Carlise dengan hati-hati sembari berkata, "Sepertinya mata orang-orang juga bisa mengenali bakatmu yang luar biasa, Lise. Hingga kau bisa mendapatkan peran yang besar walau baru bergabung dalam akademi. Aku rasa, teater di seluruh dunia akan memperebutkan dirimu untuk mereka rekrut."

Mendengar apa yang dikatakan oleh Daniel, Carlise sama sekali tidak terlihat senang dengan apa yang dikatakan oleh Daniel tersebut. Tentu saja pada akhirnya Daniel pun menyadari ada yang salah di sana. Lalu dirinya pun mengubah posisi duduk Carlise agar dirinya bisa berlutut di hadapannya dan memperhatikan eksprei Carlise dengan lebih jelas. Dengan cemas Daniel pun bertanya, "Ada apa, Lise? Kenapa ekspresimu terlihat seperti ini?"

Carlise pun menggeleng. Lalu dengan manja ia pun bergelayut pada Daniel dan berkata, "Aku hanya merasa lelah. Bisakah kau memberikan sebuah ciuman untukku, Hubby?"

Pertanyaan tersebut sukses membuat Daniel merasa senang bukan main. Terlebih, Carlise tidak lagi memanggilnya dengan panggilan Uncle. Ia sudah memberikan sebuah panggilan yang terdengar begitu manis di telinganya. Daniel pun segera menggendong Carlise dan menciumnya. Tentu saja Carlise segera melingkarkan tangannya pada leher Daniel, sembari menikmati ciuman manis yang diberikan oleh sang suami.

Dalam waktu singkat, kini Daniel pun sudah membaringkan Carlise di atas ranjang. Tentu saja Daniel menyusulnya dengan posisi setengah menindih sang istri. Ciuman mereka baru terhenti ketika keduanya sama-sama hampir kehabisan napas. Saat itulah, Daniel mengerling penuh gairah dan membuat Carlise merasakan bahaya. Carlise menggeleng dengan tegas.

Carlise berkata, "Tidak. Jangan lakukan apa pun yang tengah Uncle pikirkan saat ini."

Tentu saja Daniel merasa sedikit kecewa karena Carlise kembali memanggilnya dengan panggilan Uncle. Namun, Daniel lebih kecewa karena Carlise menolak untuk bercinta dengannya. Daniel pun bertanya, "Tapi kenapa? Apa sebelumnya aku melukaimu atau ada hal yang tidak sesuai dengan keinginanmu?"

Daniel terlihat seperti anak anjing yang tengah memelas. Hal itu membuat Carlise tersenyum, bahkan terkekeh karena melihat sikap manis suaminya ini. Lalu Carlise pun menggeleng. "Tidak, Uncle melakukannya dengan sangat baik. Hanya saja, Uncle terlalu meninggalkan banyak jejak. Pakaian baletku cukup terbuka di bagian-bagian yang Uncle tinggalkan jejak," keluh Carlise jujur mengungkapkan alasannya menolak ajakan bercinta suaminya.

Daniel yang mendengar jawaban tersebut pun mendapatkan sebuah ide. "Kalau begitu, bagaimana jika aku meninggalkan jejak di tempat yang tidak akan terlihat walaupun saat kau mengenakan pakaian baletmu?" tanya Daniel.

Carlise melotot. Ia menggeleng dan berkata, "Uncle juga tidak akan mungkin berhenti dalam waktu singkat. Pasti akan hingga menjelang pagi, baru berhenti. Itu terlalu melelahkan, bisa-bisa latihanku esok hari kacau."

Keluhan tersebut tidak juga membuat Daniel menyerah. Ia terus memutar kepalanya untuk bisa mengajak istri manisnya untuk menikmati kegiatan panas untuk semakin mengeratkan hubungan mereka tersebut. Daniel pun berkata, "Aku berjanji, aku tidak akan berlebihan. Aku juga tidak akan meninggalkan jejak di tempat yang bisa ditemukan oleh orang lain."

Pada akhirnya, Carlise pun tidak bisa menolak permintaan yang diminta oleh Daniel. Ia pun mengangguk dan berkata, "Uncle harus menepati janji."

Namun, setelah itu, bukan hanya Daniel yang larut dalam kegiatan panas tersebut. Carlise juga larut dalam kegiatan panas tersebut, membuat Carlise juga melupakan janji yang sudah dikatakan oleh Daniel sebelumnya. Daniel berhasil membuat Carlise mengerang-ngerang sekaligus menjerit-jerit dengan semua sentuhan dan gerakan yang membawa sensasi menyenangkan bagi mereka. Pada akhirnya, malam tersebut pun kembali dihabiskan oleh mereka dengan kegiatan yang menyenangkan tersebut.






***






Karena penghiburan Daniel sebelumnya, Carlise pun kini mendapatkan sebuah semangat untuk kembali menjalani harinya. Di mana kini dirinya sudah harus fokus untuk berlatih perannya sebagai Odette untuk pementasan pertengahan tahun yang akan segera berlangsung. Setelah selesai berganti pakaian dan menggunakan sepatu baletnya, Carlise pun beranjak menuju ruang latihan yang memang sudah dipersiapkan khusus untuk berlatih untuk pementasan nantinya.

"Selamat pagi semuanya," sapa Carlise dengan sebuah senyuman yang manis.

Namun, ternyata semua orang yang mendengar hal tersebut sama sekali tidak memberikan respons. Mereka jelas mengabaikan Carlise. Meskipun menyadari jika saat ini dirinya tengah diabaikan, Carlise tetap berusaha untuk mendekat dan menyapa mereka. Sayangnya, semua usahanya sama sekali tidak berhasil. Sebab dirinya benar-benar diabaikan.

Saat latihan dimulai pun, Carlise tidak diberikan ruang, dan bagian dirinya harus masuk untuk melakukan bagiannya segera dilewat. Carlise benar-benar tidak dibiarkan untuk berlatih bersama dan mendapatkan posisi untuk berlatih bersama. "Kenapa kalian melakukan hal ini padaku?" tanya Carlise dengan suara pelan.

Meskipun beberapa dari mereka mendengar pertanyaan tersebut, mereka tetap mengabaikannya. Lalu tetap melanjutkan latihan, dengan melewatkan semua bagian di mana Carlise harus masuk dengan memerankan peran Odette. Sebab ini adalah usaha mereka untuk memboikot Carlise. Mereka tidak senang dengan terpilihnya Carlise sebagai Odette.

Carlise tentu saja merasa bingung, karena dirinya tidak mendapatkan ruang untuk berlatih. Lalu ternyata pelatih yang bertanggung jawab datang untuk memeriksa sejauh mana latihan yang sudah dilakukan oleh tim untuk pementasan nanti. Namun, saat melihat bagaimana mereka berlatih, sang pelatih tentu saja merasa sangat marah. Terlebih Carlise yang akan menjadi penari utama tidak bisa bekerja sama dengan baik bersama anggota tim yang lain.

"Apa kau tidak bisa bekerja dengan baik? Bagaimana bisa kau tidak bisa bekerja sama dengan yang lain, dan malah tidak berlatih seperti ini?" tanya sang pelatih dengan sangat keras membuat Carlise yang terkejut sekaligus ketakutan menunduk dibuatnya.

Tentu saja tersudutnya Carlise seperti ini, membuat semua orang yang mendengarnya merasa senang. Sebab ini memang sesuai dengan apa yang mereka harapkan. Jika Carlise terus tidak bisa memuaskan ekspektasi para pelatih dan petinggi akademi serta yayasan, sudah pasti Carlise akan kehilangan posisinya sebagai seorang penari utama. Helda yang memang sudah menargetkan posisi penari utama sebagai Odette, tentu saja diam-diam menyeringai tipis karena teman-temannya mendukung dengan sangat baik.

Hanya saja, suasana hati Helda tersebut kembali memburuk ketika Faro tiba-tiba datang. Faro tersenyum dengan lembut pada Carlise dan berkata, "Sepertinya ini bukan sepenuhnya salah Carlise. Ia adalah anak didik baru. Karena itulah, aku rasa kita harus bertanggung jawab dalam hal pelatihan dan semua yang berkaitan dengan pementasan. Kita bisa memulainya dengan cara kita harus memperhatikan proses latihan secara khusus untuk menghindari kejadian buruk apa pun yang bisa memperburuk hubungan di antara satu penari dengan penari yang lain."

Helda jelas sadar jika saat ini Faro tengah berpihak pada Carlise, dan menyadari jika ada yang salah di sana. Tentu saja Helda merasa sangat marah. Ia mengepalkan kedua tangannya dengan sangat erat. Lalu bergumam dalam hatinya, "Apa pun yang terjadi, aku harus mendapatkan posisi sebagai penari utama."

The Hottest UncleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang