"Li, Lise, tunggu! Ada apa? Kenapa kau menangis seperti ini?" tanya Daniel agak merasa pening saat dirinya bangun dengan paksa karena pukulan dan seruan melengking Carlise.
Namun, Carlise tidak peduli dengan apa yang ditanyakan dan terus memukuli Daniel sembari memanggilnya pengkhianat. Daniel yang tidak sabar pada akhirnya menangkap kedua tangan Carlise dan bertanya, "Sayang, tenanglah. Sekarang, katakan apa yang membuatmu menangis dan marah padaku seperti ini?"
Carlise menarik kedua tangannya dengan kasar dari genggaman tangan Daniel, lalu dengan emosi melemparkan ponsel Daniel pada dada pria itu. "Berhenti memanggilku seperti itu. Kau bahkan tidak berhak untuk tetap tinggal di sini. Dasar pengkhianat," ucap Carlise dengan tatapan tajam penuh kebencian.
Daniel terkejut saat dirinya melihat foto-foto dan pesan yang dikirim oleh Mina. Semuanya ambigu, dan jelas membuat Carlise merasa marah seperti ini. Daniel pun segera meraih celananya dan mengenakannya sebelum kembali menatap Carlise. "Lise—"
"Kubilang jangan memanggilku seperti itu!" pungkas Carlise hampir seperti jeritan.
Daniel jelas sangat gugup. Ia berhati-hati dan berkata, "Apa yang kau lihat, dan kau baca sama sekali tidak seperti apa yang kau pikirkan. Kau hanya salah paham. Aku dan Mina sama sekali tidak memiliki hubungan apa pun selain hubungan bisnis. Kami patner kerja. Lise, aku tidak mungkin mengkhianatimu. Aku mencintaimu. Hanya kau yang berada dalam hatiku."
"Cukup. Kubilang cukup!" seru Carlise sembari menutup kedua telinganya. Benar-benar tidak ingin mendengar ucapan penuh rasa cinta yang hanyalah kebohongan itu.
Dengan derai air mata, Carlise pun teringat dengan semua provokasi Mina. Lalu ia juga ingat perkataan Faro tempo hari. Saat Carlise pada akhirnya memutuskan untuk bercerita sedikit pada Faro. Tentu saja, Carlise tidak sepenuhnya menjelaskan situasi. Hanya menceritakan situasi Daniel yang tiba-tiba tidak bisa dihubungi dan membuatnya gelisah, terlebih karena ada seorang wanita yang menyukainya serta selalu berada di sisinya.
"Aku tidak menakutimu, Carlise. Hanya saja, apakah kau tahu pepatah yang mengatakan cinta muncul karena terbiasa? Ada kemungkinan, bahwa kekasihmu juga memiliki perasaan pada wanita yang selalu ada di sisinya itu. Meskipun kecil, kau tetap tidak bisa mengabaikannya. Untuk lebih pastinya, lebih baik kau menanyakannya saja secara langsung padanya. Atau jika tidak, bagaimana jika kau mengamati gerak-gerik kekasihmu. Seseorang yang berselingkuh atau memiliki cinta yang lain, jelas selalu menyembunyikan sesuatu. Jika sampai kekasihmu itu menyembunyikan rahasia yang besar darimu berkaitan dengan hubungannya dengan wanita lain, maka kau harus bersiap. Kau harus bersiap untuk kehilangannya."
Carlise tampak kehilangan fokus saat perkataan Faro terngiang di dalam kepalanya. Saat ini, jelas Daniel sudah menyembunyikan hal yang besar darinya. Lalu, apa kini dirinya harus bersiap untuk melepaskan Daniel? Tidak, hanya memikirkan harus hidup terpisah dari Daniel, rasanya sangat menakutkan. Namun, menahan Daniel di sisinya dalam situasi ini, terasa begitu menyesakkan.
"Lise, tenanglah," ucap Daniel berusaha untuk mendekat pada Carlise. Berniat untuk menenangkan istrinya yang tampak sangat kacau.
Namun, Carlise yang menyadari hal tersebut segera memberikan isyarat. Bahwa Daniel tidak boleh mendekat lebih jauh. Daniel menurut, dia pun menghentikan langkah. Lalu Daniel pun berusaha untuk kembali menjelaskan. "Lise, tolong dengarkan penjelasanku dulu. Aku benar-benar tidak memiliki perasaan apa pun pada Mina. Aku juga menungguinya di rumah sakit sebagai bentuk tanggung jawab, sebab dia terluka saat aku yang mengemudikan mobil," ucap Daniel.
Carlise yang mendengarnya pun berusaha untuk tenang. Lalu ia bertanya, "Lalu bagaimana dengan dirinya? Apa dia tidak memiliki perasaan padamu?"
"Aku tidak peduli dengan perasaannya, Lise. Yang terpenting adalah aku tidak memiliki perasaan padanya, dan semuanya selesai," ucap Daniel berusaha untuk mendekat pada Carlise lagi.
Namun, perkataan Daniel tersebut membuat Carlise meledak. "Itu tidak semudah seperti yang kamu katakan! Dia menginginkanmu! Dia berusaha untuk merebutmu dariku! Walaupun tau niatnya, tetapi kamu tidak mendorongnya menjauh! Selama berhari-hari kamu menemaninya, dan tak sedikit pun menghubungiku. Aku ini istrimu! Aku lebih berhak atas dirimu daripada dirinya!" seru Carlise.
"Lise, aku mohon. Tenanglah. Aku benar-benar tidak mungkin memiliki hubungan apa pun dengannya. Tak terpikirkan sedikit pun aku menjalin hubungannya secara sembunyi-sembunyi darimu. Selain itu, perasaannya hanya ketertarikan biasa. Itu akan menghilang seiring waktu selama aku mengabaikannya," ucap Daniel.
Daniel jelas harus menenangkan Carlise yang tampak benar-benar kacau karena tangisannya. Sementara itu, Andrew sendiri mendekat ke pintu kamar utama. Sebab samar-samar dirinya mendengar teriakan Carlise dari jauh. Andrew sadar jika saat ini Daniel dan Carlise tengah bertengkar hebat. Karena takut ada hal buruk yang terjadi saat keduanya bertengkar, ia memilih menunggu di dekat pintu untuk memastikan semuanya baik-baik saja.
"Apa kau pikir aku bodoh? Wanita itu sama sekali tidak main-main dengan keinginannya mendapatkanmu! Dia bahkan berani menawarkan diri untuk menjadi simpananmu! Lalu kau pikir, aku bisa tenang saat mengetahuinya? Lalu setelah tawaran itu, bukannya membuatnya menjauh, kau malah menemaninya di rumah sakit dan tidak mengabari istrimu sama sekali? Memangnya kau anggap aku ini apa?!" teriak Carlise.
Daniel jelas terkejut. Dirinya bertanya-tanya mengapa Carlise tahu hal itu? Padahal ia tidak memberitahu siapa pun mengenai Mina yang mengajaknya untuk berselingkuh dan menawarkan diri untuk menjadi simpanannya. Meskipun merasa hal itu sangat janggal. Dirinya tidak bisa bertanya, ia bahkan tidak diberi kesempatan untuk menjelaskan atau membela diri.
"Apa kau meremehkanku karena menurutmu aku adalah anak kecil yang selalu bergantung padamu?! Apa kau pikir, aku tidak bisa hidup tanpamu?! Kalau begitu, pergilah! Pergi sana pada selingkuhanmu itu!" teriak Carlise lagi.
"Lise, aku sama sekali tidak memiliki selingkuhan. Aku tidak tahu dari siapa kau tahu tawaran tidak masuk akal yang diberikan Mina padaku. Tapi, asal kau tau, tawaran itu bahkan tidak kusimpan dalam otakku. Itu hanya omong kosong!" Daniel terlihat sangat frustasi.
Carlise menggeleng. Ia menunjuk pintu kamar dan berkata, "Pergi! Aku tidak mau melihat wajahmu untuk saat ini."
Daniel kehabisan kata-kata, karena Carlise benar-benar bertekad untuk mengusirnya. Saat ini Daniel jelas terlihat sangat ragu. Ia ingin menjelaskan lebih lanjut pada Carlise. Namun, ia sendiri tahu bahwa saat ini Carlise butuh waktu untuk menenangkan diri. Ia meraih kausnya yang tergeletak di atas karpet kamar dan mengenakkannya dalam diam.
Lalu Daniel pergi setelah berkata, "Tidurlah kembali. Pakai selimutmu dengan benar agar tidak terkenal flu."
Melihat Daniel yang pergi begitu saja, Carlise pun mematung dengan air mata yang mengalir dengan begitu derasnya. Daniel melihat Andrew yang menunggu di depan pintu. Daniel pergi begitu saja tanpa banyak kata. Lalu Andrew melihat sang nyonya kecil yang masih mematung. Namun, Carlise tiba-tiba jatuh terduduk, membuat Andrew yang melihatnya terkejut dan berlari sembari berseru, "Nona!"
Saat Andrew memeriksa kondisi Carlise, perempuan itu tampak sibuk dengan dunianya sendiri dan bergumam, "U, Uncle sudah tidak mencintaiku lagi. Dia sudah tidak mencintaiku."
![](https://img.wattpad.com/cover/242675933-288-k118903.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hottest Uncle
Romansa[Karena mengandung unsur DEWASA maka SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVATE. FOLLOW SEBELUM MEMBACA. Biar nyaman bacanya😄] Carlise adalah ballerina berbakat yang terlahir menjadi seorang bintang. Namun, bagaimana jadinya jika seorang ballerina yang memiliki j...