4. Menemukanmu

3.7K 229 6
                                    

Daniel yang tengah duduk dengan tenang di ruangan VIP restoran mahal, tampak menerima telepon dari Henry—bawahan setianya. Daniel pun bertanya, "Apa yang kau temukan?"

Henry yang mendengar pertanyaan tersebut pun menjawab, "Saya sudah memastikannya, Tuan. Semuanya sesuai dengan apa yang Anda perkirakan."

Mendengar jawaban tersebut, ekspresi Daniel terlihat semakin memburuk. Namun, ia masih terlihat tenang dan berkata, "Siapkan semuanya, setelah kembali dari pertemuan ini, aku akan segera pergi. Tapi pastikan jika kepergianku dirahasiakan dengan sebaik mungkin."

Henry sama sekali tidak terkejut dengan apa yang dikatakan oleh tuannya tersebut. Meskipun baru melayaninya setelah dirinya menjabat sebagai presdir menggantikan Bara yang memilih pensiun lebih awal, tetapi Henry sudah cukup mengenal bagaimana sifat tuannya ini. Karena itulah, ia sudah siap dengan kemungkinan seperti ini. Jelas Henry menjadi sebuah kebanggan baginya menyiapkan semuanya sebelum Daniel bahkan memerintah dirinya.

Lalu dirinya pun berkata, "Baik, Tuan. Saya akan menyiapkan semuanya dengan benar dan memastikan bahwa ini akan dirahasiakan dengan sebaik mungkin."

Setelah itu, sambungan telepon pun diputus oleh Daniel. Ia memperbaiki ekspresinya saat seseorang masuk ke dalam ruangan tersebut. Orang tersebut tak lain adalah Baskara. Saat ini Daniel memang tengah melakukan pertemuan bisnis dengan Baskara sembari makan siang. Karena Bara, ayah Daniel sudah sepenuhnya pensiun dan memberikan semua bisnis dan perusahaannya pada Daniel, maka Daniel pun memiliki begitu banyak pekerjaan dan pertemuan yang harus ia hadiri.

Saat Baskara sudah duduk di tempatnya, para pelayan pun mulai menyajikan makan siang bagi keduanya. Meskipun ini disebut dengan pertemuan bisnis, baik Daniel atau pun Baskara sama-sama terlihat cukup santai dalam membicarakan pekerjaan mereka. Tidak perlu waktu lama mereka pun selesai membicarakan pekerjaan mereka dan mencapai kesepakatan. Hingga saat makanan utama disajikan, Daniel pun bertanya, "Om, bisakah kita membicarakan hal-hal yang pribadi?"

Baskara tampak mengernyitkan keningnya. Sepertinya enggan untuk memenuhi permintaan Daniel. Namun, ia pun menjawab, "Tentu saja."

Daniel meletakkan alat makannya dan menatap Baskara dengan serius sebelum berkata, "Aku sangat merindukan Carlise, Om."

Baskara tampak kesal dengan pernyataan jujur yang diberikan oleh Daniel tersebut. Daniel sendiri bertanya, "Apa aku benar-benar tidak bisa menemui Lise, sebelum waktu pertunangan?"

Baskara semakin jengkel ketika Daniel memanggil Carlise dengan nama kesayangannya. Namun, ia berusaha untuk tetap tenang dan berkata, "Bukankah ayah dan ibumu baru saja pindah untuk tinggal dengan tenang di vila yang terletak di pedesaan yang tenang? Sebaiknya, biarkan mereka beristirahat terlebih dahulu, sebelum kau membicarakan pertunangan. Dan mengenai pertemuan kalian, bukan aku yang mengatur. Putriku sendiri yang tidak ingin bertemu denganmu."

Daniel yang mendengar hal itu pun menahan seringainya. Memang hingga detik ini, Daniel belum menemui Carlise atau bahkan bisa menghubungi kekasihnya itu. Hal yang terasa sangat aneh dan belum pernah Daniel alami sebelumnya. Sebab biasanya, hari-hari Daniel selalu terisi dengan kehadian Carlise. Gadis manis itu selalu ada di dalam jangkauan Daniel, dan semua yang Daniel lakukan selalu berkutat mengenai pujaan hatinya itu.

Mungkin, Baskara pikir, Daniel adalah orang yang bodoh hingga tidak akan menyadari kebohongannya. Daniel pun tersenyum dan berkata, "Om tidak perlu mencemaskan masalah ayah dan ibu. Keduanya sama-sama sudah selesai mempersiapkan acara lamaran dengan sebaik mungkin, demi memastikan bahwa Carlise mendapatkan lamaran yang indah. Keduanya sama sekali tidak keberatan untuk datang kembali ke mari untuk mendampingiku melamar Carlise."

Baskara menggeleng. Ia tampak prihatin dan berkata, "Sebenarnya aku tidak ingin mengatakannya. Tapi, lebih baik tidak perlu lagi membahas apa pun tentang lamaran. Terlebih membuat kedua orang tuamu repot untuk kembali datang ke mari. Sebab Lise berkata padaku, bahwa ia tidak akan menerima lamaranmu."

Meskipun menampilkan ekspresi penuh dengan keprihatinan, Daniel bisa melihat jika sorot mata Baskara penuh dengan olok-olok. Sungguh, Daniel sama sekali tidak pernah bermimpi atau membayangkan sedikit pun, bahwa dirinya akan memiliki seorang calon mertua yang sangat menyebalkan seperti Baskara. Namun, bukan Daniel jika dirinya tidak bisa menghadapi situasi seperti ini. Daniel pun tersenyum tipis, membuat Baskara yang melihatnya terkejut.

"Untuk masalah itu, Om juga tidak perlu khawatir. Aku akan tetap melanjutkan lamaran ini. Sebab aku, ingin mendengar jawabannya secara langsung dari Lise," ucap Daniel penuh arti. Membuat insting Baskara segera mengirimkan sinyal bahaya, yang membuat Baskara mau tak mau merasa gelisah.




***




Ini adalah hari kelima Carlise tinggal di Rusia. Secara khusus, Baskara sebelumnya ternyata sudah menyiapkan semua hal yang diperlukan Carlise saat menempuh pendidikan di negeri yang jauh ini. Baskara membeli sebuah mansion luas dan indah untuk ditinggali oleh Carlise. Hal itu membuat Baskara harus menghabiskan sejumlah uang yang begitu fantastis. Mengingat harga tanah sangat mahal, karena itu termasuk daerah elit.

Baskara tidak peduli harus ia keluarkan saat membeli rumah di perumahan elit yang jelas terjaga keamanannya tersebut. Tentu saja, hal ini untuk memastikan keamanan Carlise selama berada jauh dari pengawasannya. Bahkan Baskara juga memastikan bahwa semua orang yang bekerja di mansion tersebut mendapatkan pelatihan, dan akan melayani putrinya dengan baik.

Semuanya sempurna. Kecuali rasa gelisah yang membuat Carlise tidak bisa tidur dengan nyenyak malam tersebut. Carlise pun pada akhirnya menyerah. Ia membuka matanya dan menatap langit-langit kamarnya. "Kenapa susah sekali tidur? Padahal besok aku harus bangun pagi karena ada latihan pagi," keluh Carlise.

Carlise pun memeluk boneka beruang yang jauh-jauh ia bawa dari rumahnya. Ia pun menghela napas panjang. Carlise sadar, jika sepertinya ia sulit tidur karena masih belum beradaptasi dengan baik dengan tempat baru ini. Selain itu, ia juga merindukan kedua orang tuanya, rumahnya, dan ... Daniel. Saat teringat Daniel, Carlise cemberut dan berseru, "Tidak, aku sama sekali tidak merindukannya!"

Baru saja Carlise selesai berseru, sebuah guntur terdengar begitu keras disusul turunnya hujan yang membuat Carlise tersentak kaena sangat terkejut. Tentu saja Carlise mulai merasa takut. Ia berniat untuk menghidupkan lampu tidur, setidaknya untuk mengurangi rasa takutnya. Namun, secara mengejutkan ternyata ada pemadaman listrik. Jelas hal tersebut membuat Carlise merasa sangat jengkel.

"Di mana ponselku?" tanya Carlise sembari berusaha untuk mencari ponselnya.

Carlise berpikir untuk menggunakan senter pada ponselnya sebagai pencahayaan. Sebab saat ini situasi benar-benar gelap gulita. Carlise memang tidak bisa tidur dalam keadaan terang, tetapi ia juga tidak senang dengan situasi yang terlalu gelap seperti ini. Jujur saja Carlise merasa takut sekaligus sesak.

Di tengah ketakutan tersebut, tiba-tiba Carlise pun mendapatkan pelukan dari belakang punggungnya. Tentu saja Carlise merasa sangat panik dibuatnya. Siapa pun jelas akan merasa panik, ketika tiba-tiba dipeluk oleh seseorang di tengah kegelapan. Terlebih sebelumnya hanya ada dirinya sendiri di dalam kamar tersebut. Namun, beberapa saat kemudian Carlise mencium aroma parfume yang ia kenali. Aroma maskulin yang khas, aroma yang mengingatkannya pada ... Daniel.

"Uncle?" tanya Carlise takut-takut berusaha untuk memastikan.

Lalu Carlise merasakan embusan napas pada lehernya serta sebuah suara rendah yang sangat familier di telinganya yang menjawab, "Akhirnya, aku menemukanmu. Aku merindukanmu, Lise. Sangat."


.

.

.

Mimi bakal upload satu judul baru lagi buat nemenin update Daniel sama Carlise ini yaw hehe.
Judulnya Belenggu sang Pria Kaya, jan lupa masukin librari yaaa😘

The Hottest UncleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang