Ada puluhan layar komputer canggih yang berada di hadapan Daniel. Tentu saja ada puluhan bawahannya yang ahli dalam peretasan yang kini tengah berusaha untuk mencari apa yang diminta oleh Daniel. Semuanya bekerja di bawah pengawasan Daniel yang tampak begitu serius. Meskipun Daniel tampak fokus untuk mencari dan mengejar sosok patner Mina yang ia kemungkinan kuatnya adalah salah satu anggota, atau bahkan pemimpin klan Bognad sendiri, Daniel juga tetap memikirkan keamanan Carlise.
Daniel menempatkan beberapa lapis pengamanan di sekitar rumah sakit dan lantai di mana Carlise berada. Meskipun ayah mertuanya juga memiliki begitu banyak bawahan yang berbakat, Daniel akan merasa lebih lega jika menempatkan para bawahannya yang menyamar menjadi berbagai posisi. Tentu saja mereka harus menyamar, agar lebih mudah lolos dari pengawasan Baskara yang memang sangat teliti. Memastikan jika tidak ada satu pun antek-antek Daniel yang ada di sekitar putrinya.
Tidak hanya menempatkan pengawalan di rumah sakit, Daniel juga menempatkan keamanan tambahan di kediaman Yakov. Sebab Daniel takut jika ibunya menjadi target. Ia sadar, bahwa ayahnya lebih dari mampu untuk melindungi ibunya. Hanya saja, Daniel memang akan lebih tenang jika melakukan semuanya dengan seperti ini.
"Tidak ada informasi detail, karena selain nomornya disembunyikan, ia juga menggunakan telepon sekali pakai. Sungguh profesional," gumam Daniel mulai meruntut kebiasaan dan kemampuan dari musuhnya.
Henry sendiri tetap berada di samping sang tuan. Ia tahu jika sang tuan tengah cemas dan berusaha untuk tetap fokus. Karena itulah, Henry pun memberikan dukungan dengan berkata, "Meskipun begitu, kita tetap saja bisa membaca pergerakannya dengan melacak alamat IP nya, Tuan. Hanya saja perlu banyak waktu, karena musuh kita menggunakan server luar negeri."
"Jelas, dia adalah lawan yang teliti," balas Daniel. Tentunya ia tahu, bahwa pertarungan ini tidak akan mudah. Mungkin, akan lebih mudah untuk berharapan langsung dan bertarung. Namun, kali ini pertarungan berkaitan dengan kecerdasan, dan taktik. Dengan semua yang telah ia temukan, Daniel tahu jika lawannya sangat licik dan pandai memanipulasi.
Buktinya saja, ia berhasil dengan mudah memanfaatkan orang-orang yang berada di sekitarnya dan di sekitar Carlise sebagai kaki tangannya. Senjata hidup yang bisa ia gerakkan dengan beberapa dorongan kata. Sungguh menjengkelkan berhadapan dengan orang seperti ini. Sebab jika sampai Daniel tertinggal satu langkah saja, maka semuanya akan selesai. Daniel akan kalah. Terlebih, setelah Daniel memprovokasinya seperti ini.
"Kita harus bisa segera menangkap ekornya. Aku sudah berhasil memprovokasinya, aku yakin ia yang memiliki dendam pribadi padaku, tidak akan bisa tenang. Ia pasti akan bergerak, dan kemungkinan besar, ia akan melakukan sedikit kesalahan. Saat itulah, kita semua harus menangkap kesalahannya dan memanfaatkannya dengan sebaik mungkin," ucap Daniel lalu dirinya menepuk bahu salah seorang bawahannya dan meminta posisinya.
Daniel pun duduk di depan komputer dan tampak merenggangkan jari-jari dan pergelangan tangannya sebelum mulai memecahkan kode-kode rumit. Ini kali pertama para bawahan melihat Daniel yang menunjukkan kemampuannya yang luar biasa dalam peretasan. Sementara Henry sendiri hanya menatap dalam diam. Sebab ia sendiri sudah tahu Daniel memang memiliki kemampuan dalam bidang tersebut, hanya saja ia menganggap hal itu sebagai hobi semata.
"Fokus!" seru Daniel sadar bahwa para bawahannya bukannya fokus pada pekerjaan mereka, mereka malah sibuk mengamatinya.
Lalu tak lama, ada seseorang yang berseru, "Tuan, saya menemukan server utamanya!"
Mendengar hal itu, Daniel pun berkata, "Berikan padaku."
Setelah itu, Daniel pun memimpin dengan cepat dan tepat. Melihatnya, semua orang pun terkagum. Terlihat dengan jelas bahwa Daniel memang memiliki pengalaman dalam bidang ini. Tak lama, Daniel menghentikan gerakan jemarinya saat dirinya menyadari sesuatu. Ia pun bergegas mengeluarkan ponselnya dan menghubungi ibu mertuanya, Kartika. "Halo Tan—maksudku, Ibu. Sekarang Ibu ada di mana?" tanya Daniel.
Daniel memanggil Kartika dengan panggilan tersebut, karena permintaan Kartika sendiri. Berbeda dengan Baskara, Kartika lebih hangat. Bahkan ia beberapa kali menghubungi Daniel secara pribadi dan memberitahu perkembangan Carlise. Mendengar pertanyaan tersebut, Kartika pun menjawab, "Ibu di rumah. Ibu pulang karena Lise ingin makan makanan kesukaannya yang Ibu buat."
Mendengar jawaban tersebut, Daniel memucat. Ia bangkit dari duduknya dan berusaha untuk tetap tenang ketika bertanya, "Lalu bagaimana dengan ayah? Apa ayah ada bersama Ibu, atau ada di rumah sakit?"
Daniel berdoa, semoga Baskara tetap berada di rumah sakit dan tidak meninggalkan Carlise hanya dengan para pengawal dan tenaga medis. Namun, jawaban Kartika selanjutnya membuat Daniel merasa terkena sambaran petir, "Ah, ayah mertuamu baru saja kembali ke rumah sakit. Ia memaksa untuk mengantar Ibu pulang terlebih dahulu, sebelum kembali menjaga Lise di rumah sakit. Kau tidak perlu cemas, Lise saat ini tidak sendirian."
"Siapa yang menemani Lise, Ibu?" tanya Daniel dengan suara kaku, penuh dengan antisipasi.
Kartika sempat ragu sebelum menjawab, "Kuharap kau tidak marah. Lise ditemani Faro. Dia hanya te—"
Daniel sama sekali tidak bisa mendengar perkataan Kartika selanjutnya. Saat ini mata Daniel terfokus pada layar monitor yang menunjukkan sebuah alamat setelah serangkaian pelacakan rumit. Alamat tersebut menunjuk tepat pada rumah sakit di mana Carlise berada. Daniel pun berkata pada Kartika, "Terima kasih, Ibu. Aku mengerti. Aku tutup dulu teleponnya."
Setelah itu, Daniel tampak begitu murka dan memaki, "Bajingan itu ternyata seorang Bognad? Berani-beraninya bajingan sepertinya menginginkan istriku!"
Dengan kesimpulan di tangannya, bahwa Faro adalah seorang Bognad atau tak lain adalah anggota dari klan mafia yang menjadi musuhnya, Daniel dan anggota klannya pun bergegas menuju rumah sakit. Tentu saja Daniel harus mencegah kejadian buruk yang sangat mungkin terjadi pada istrinya. Daniel tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Kali ini, Daniel akan menyelesaikan semua dendam yang menghubungkan dirinya dengan masa lalu.
Ternyata rombongan Daniel sampai bersamaan dengan Baskara yang sampai di sana. Tentu saja Baskara yang menyadari kehadiran Daniel tidak bisa menahan kemarahannya. "Beraninya kau muncul lagi di hadapanku!" seru Baskara.
Namun, Daniel segera berkata, "Ayah, aku tidak bisa menjelaskannya sekarang juga, tapi kita harus segera menemui Carlise. Ia tengah berada dalam bahaya."
Sebenarnya Baskara kesal bukan main saat Daniel memanggilnya dengan sebutan ayah, tetapi dirinya sudah lebih dulu merasa cemas saat dirinya mendengar saat ini Carlise berada dalam bahaya. Meskipun bagian otaknya berseru jika Carlise aman di rumah sakit yang keamanannya sudah meningkat karena para pengawal tambahan, tetapi naluri seorang ayah sama sekali tidak bisa dilawan. Baskara sudah lebih dulu berlari dengan kencang bersama dengan Daniel, menuju lantai di mana ruang VIP yang ditempati Carlise berada.
Tentu saja kejadian tersebut membuat para medis, dan para pasien terkejut sekaligus merasa penasaran. Namun, sebagian pengawal yang dibawa oleh Daniel segera mengendalikan situasi dan mengamankan agar tidak ada yang mencari tahu lebih jauh. Sementara itu, Daniel dan Baskara yang baru sampai di lantai VIP terkejut. Sebab semua pengawal yang ditempatkan oleh Baskara sudah tergeletak mati, dengan pendarahan yang disebabkan oleh luka sayat pembuluh darah di bawah ketiak.
"Bognad sialan!" maki Daniel.
Daniel dan Baskara sama sekali tidak membuang waktu untuk segera memasuki kamar Carlise. Seperti dugaan, Carlise sudah tidak ada di sana. Di saat Baskara tampak kehilangan daya dan jatuh terduduk karena terkejut sekaligus cemas dengan keadaan putri tercintanya, Daniel mendekat menuju ranjang. Lalu Daniel pun meraih secarik kertas yang sudah jelas ditinggalkan secara sengaja di sana.
Pada kertas tersebut tertulis pesan, Semuanya harus diselesaikan hanya diantara pewaris Bognad dan pewaris Yakov. Datanglah sendiri ke tempat di mana klan Bognad dihabisi tanpa sisa oleh pemipmin klan Yakov terdahulu.
Daniel meremas kertas tersebut dengan kemarahan yang menggelegak. Ia pun berbalik dan menatap Baskara yang masih terlihat tenggelam dalam keterkejutannya. Daniel mendekat pada mertuanya dan mencengkram bahu ayah mertuanya tersebut. Mencoba untuk membuat sang ayah mertua kembali meraih kesadarannya.
"Ayah, aku memang belum bisa menantu yang baik. Tapi, kali ini aku akan membuktikan bahwa aku bisa melindungi Lise. Aku bisa melindungi istriku. Aku akan membawa Carlise kembali dengan selamat, tanpa terluka sedikit pun, walaupun itu artinya aku harus mengorbankan nyawaku sendiri," ucap Daniel setara mengucapkan sumpah yang akan ia wujudkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hottest Uncle
Lãng mạn[Karena mengandung unsur DEWASA maka SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVATE. FOLLOW SEBELUM MEMBACA. Biar nyaman bacanya😄] Carlise adalah ballerina berbakat yang terlahir menjadi seorang bintang. Namun, bagaimana jadinya jika seorang ballerina yang memiliki j...