Faro memberikan buket bunga pada Kartika. "Kami turut prihatin dengan situasi yang menimpa Carlise, dan kami juga meminta maaf karena situasi ini terjadi masih berkaitan dengan situasi yang terjadi di akademi kami. Sungguh, kami meminta maaf sebesar-besarnya," ucap Faro dengan rendah hati meminta maaf.
Kali ini, Faro datang sebagai perwakilan yayasan untuk mengunjungi Carlise. Karena Carlise adalah bakat yang luar biasa, tentu saja dirinya mendapatkan perhatian dan perlakuan yang sangat spesial dari orang-orang yang berada di sekelilingnya. Termasuk dari Faro yang memang tak lain adalah pemimpin dari yayasan Belyy Lebed yang menaungi akademi di mana Carlise menempuh pendidikan balerinanya. Terlebih, fakta mengenai kecelakaan Carlise terungkap. Kecelakaan tersebut terjadi karena kecemburuan yang membuat Helda gelap mata dan melakukan hal yang sangat kejam seperti ini.
"Terima kasih Anda sudah datang, dan terima kasih atas perhatiannya. Tapi, Lise saat ini berada dalam situasi yang sangat tidak baik. Tidak hanya tubuhnya, hatinya juga terluka," ucap Kartika menatap putrinya yang mengabaikan apa yang terjadi di sekitarnya dan hanya menatap ke luar jendela ruang rawat VIP tersebut.
Saat ini yang menunggui Carlise memang hanya Kartika. Sementara Baskara sebelumnya tengah berdiskusi dengan dokter mengenai perencanaan perawatan dan terapi bagi Carlise. Baskara juga membicarakan mengenai pemindahan Carlise ke rumah sakit yang berada di Swiss. Karena Baskara ingin Carlise lebih mendapatkan penanganan yang baik pada rumah sakit spesialisasi tulang yang terkenal, dan tentu saja jauh dari Daniel.
Baskara akan melakukan segala cara demi memastikan putrinya tidak lagi berhubungan dengan Daniel yang menurutnya hanya membawa nasib buruk bagi Carlise. Baskara bahkan sudah menyiapkan berkas-berkas perceraian antara Carlise dan Daniel. Tentu saja Andrew memberikan bantuan yang besar dalam hal tersebut. Sebab Baskara tetap harus memprioritaskan masalah pengobatan Carlise.
Kembali ke ruangan Carlise, Faro pun melihat Carlise yang tampak seperti kehilangan harapan hidup. Faro sudah mendengar kondisi Carlise, dan ia pun bisa mengerti mengapa Carlise saat ini terlihat seperti itu. Faro sudah menjabat sebagai ketua yayasan dalam periode yang cukup lama, dan sebelumnya ia sendiri sudah terlihat dengan para penari yang sangat mencintai balet. Faro tahu, seberapa berarti balet bagi pada ballerina dan balerino.
Bagi mereka, balet adalah kehidupan itu sendiri. Saat mereka dipaksa untuk tidak lagi bisa menarikan balet di panggung, jelas itu seperti kehidupan mereka telah direnggut secara paksa. Pasti terasa lebih sulit bagi Carlise, mengingat Carlise masih muda dan dirinya memiliki bakat sekaligus kecintaan yang luar biasa besar pada balet. Terlebih, Carlise pasti terguncang setelah tahu jika kecelakaan yang ia alami, adalah kecelakaan yang disengaja.
Kecelakaan yang disebabkan oleh kebencian dan kecemburuan rekannya sesama ballerina. Faro mengehela napas pelan. Memang wajar, Carlise tampak kehilangan seluruh daya hidupnya saat tahu dirinya kemungkinan besar tidak lagi bisa menjadi ballerina. Namun, ia tidak tega melihat Carlise seperti ini. Melihatnya diliputi keputusasaan dan kesedihan tidak berujung seperti ini, membuatnya juga ikut merasakan kesedihannya.
"Apakah saya bisa berbincang dengan Carlise?" tanya Faro meminta izin dengan sopan.
Kartika pun menarik pandangannya dari Carlise dan mengalihkan pandangannya pada Faro. Ia pun tampak ragu, tetapi pada akhirnya mengangguk. "Silakan. Tapi, tolong jangan tersinggung jika Lise kami tidak merespons," ucap Kartika lalu dirinya pun meletakkan buket bunga di atas meja. Lalu ke luar dari ruang rawat untuk memberikan waktu dan ruang bagi Faro berbincang dengan Carlise.
Begitu dirinya ke luar, dirinya pun bertemu dengan Baskara yang terlihat mengernyitkan keningnya. "Kenapa kau ke luar, Sayang? Kau membutuhkan sesuatu? Jika iya, kau hanya perlu mengatakannya pada para pengawal saja," ucap Baskara merujuk pada para pengawal yang memang berjaga di sepanjang lorong di mana ruang rawat Carlise berada.
Kartika pun menoleh dan menatap ke dalam ruangan Carlise melalui kaca pada pintu tersebut. "Ada tamu untuk putri kita. Dan rasanya, Lise memang perlu bertemu dengan orang-orang yang bisa memberi dukungan untuknya," ucap Kartika penuh arti.
Sebelumnya Kartika sendiri merasa kurang nyaman dengan keputusan Baskara untuk melarang Daniel menjenguk atau melihat Carlise. Sebab bagaimana pun Carlise sudah menjadi istri Daniel, dan saat ini Carlise sendiri berada dalam kondisi yang cukup buruk karena ancaman cidera yang membuatnya tidak bisa kembali menjadi ballerina. Carlise membutuhkan seseorang untuknya bersandar. Kartika dan Baskara memang siap untuk menjadi tempat Carlise bersandar, tetapi sepertinya putri mereka membutuhkan orang lain selain keluarga yang bisa memberitahunya bahwa ia baik-baik saja.
Carlise membutuhkan seseorang yang mengatakan bahwa dunia masih baik-baik saja. Dunia Carlise tidak sepenuhnya hancur. Dan Carlise bisa memulai kehidupan baru, atau melanjutkan kehidupannya yang saat ini sembari menatanya secara perlahan. Melihat sorot mata Faro saat menatap Carlise, Kartika sadar jika Faro juga memiliki ketulusan pada Carlise. Mungkin, Faro adalah orang yang tepat untuk membantu Carlise kembali mendapatkan harapannya.
Kartika pun menatap suaminya dan berkata, "Sayang, biarkan mereka berbincang sebentar. Toh, kita tetap bisa mengawasi mereka dari sini."
Mendengar hal itu, Baskara pada akhinya mengangguk. Baskara berusaha untuk menekan rasa tidak senangnya saat ini, sebab ia berharap jika hal ini bisa sedikit saja menghibur hari putrinya. Baskara menatap Carlise yang secara mengejutkan tampak merespons pria asing yang menurut Kartika bernama Faro itu. Baskara meminta istrinya untuk duduk karena ia sadar istrinya juga pasti merasa sangat lelah. Kartika menurut dan duduk di kursi tunggu.
Sementara Baskara masih menatap putrinya melalui kaca pada pintu kamar dan pun bergumam, "Sayang, Ayah dan Ibu tidak akan pernah meninggalkanmu. Kami akan melindungimu."
***
Sudah hampir satu minggu, dan Daniel masih belum mendapatkan izin untuk menemui Carlise. Begitupula Bara dan Makaila. Baskara benar-benar tidak mau berhubungan dengan mereka lagi, dan menutup semua akses serta komunikasi mereka. Rasanya Baskara sudah tidak tahan lagi berada di negara ini, dan ingin membawa Carlise pindah ke rumah sakit lain. Namun, kondisi Carlise masih belum memungkinkan. Setidaknya perlu waktu dua minggu lagi bagi Carlise, sebelum dirinya bisa pindah ke rumah sakit lain.
Selama satu minggu ini, alih-alih Daniel, Faro yang selalu muncul dan menemani Carlise. Dan entah apa yang sudah dilakukan oleh Faro, kehadirannya ternyata membuat kondisi mental Carlise lebih baik. Kini setidaknya Carlise tidak hanya melamun selayaknya mayat hidup. Ia sudah merespons perbincangan, dan sesekali tampak tersenyum manis. Tentu saja ini adalah situasi yang sangat baik. Baik Kartika maupun Baskara sama-sama merasa sangat bersyukur dengan kondisi tersebut.
Hanya saja, Baskara sebagai seorang pria menyadari sesuatu dari diri Faro. Sesuatu yang membuatnya tidak bisa membiarkan Faro mendapatkan status lebih dari seorang teman bagi Carlise. Karena itulah, saat Faro akan pulang setelah menjenguk dan berbincang dengan Carlise, Baskara pun berkata, "Mari, biar kuantar hingga ke depan."
Kartika yang tengah memotongkan buah untuk Carlise pun sadar, jika sang suami pasti akan mengajak bicara Faro dengan serius. Kartika pun berharap, jika Baskara tidak terlalu keras. Ia pun tersenyum pada putrinya dan berkata, "Sayang, ayo makan apelnya."
Sementara itu, Baskara dan Faro kini sudah melangkah ke luar dari ruangan. Mereka pun memutuskan untuk berbincang di taman rumah sakit yang memang sejuk dan nyaman. Saat itulah Faro bertanya, "Jadi, apa yang ingin Anda sampaikan pada saya?"
"Aku ingin kau tau, bahwa saat ini putriku hanya perlu beristirhat dan memulihkan diri," jawab Baskara membuat Faro tersenyum.
"Tentu saja tau hal itu, saya mengerti," ucap Faro membuat Baskara seketika menoleh dan menatap Faro yang juga tengah menatapnya.
"Tidak. Kau tampaknya tidak mengerti. Karena itulah, aku perlu menegaskannya. Aku tidak berencana untuk membiarkan putriku kembali menjalin hubungan dengan seorang pria dalam waktu yang dekat, aku tidak ingin ia kembali terluka. Aku, tidak berniat untuk memiliki seorang menantu dalam waktu dekat ini." Baskara menjeda kalimatnya demi memastikan apakah Faro mendengarkan atau tidak.
"Jadi, cobalah untuk tidak terlalu menunjukkan ketertarikanmu pada putriku dan membebaninya dengan perasaanmu itu. Pikirkan baik-baik hal ini. Karena jika tidak, maka jangan menyalahkan diriku saat aku pada akhirnya tidak mengizinkanmu kembali bertemu dengan putriku," ucap Baskara tidak main-main. Kali ini, Baskara sama sekali tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Ia akan melindungi putrinya dengan benar, dan tidak membiarkan bajingan mana pun untuk melukainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hottest Uncle
Romance[Karena mengandung unsur DEWASA maka SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVATE. FOLLOW SEBELUM MEMBACA. Biar nyaman bacanya😄] Carlise adalah ballerina berbakat yang terlahir menjadi seorang bintang. Namun, bagaimana jadinya jika seorang ballerina yang memiliki j...