29. Jati Diri Daniel

250 21 0
                                    

Di sisi lain, Daniel jelas merasa sangat frustasi karena tidak bisa menemui Carlise. Hal yang bisa ia lakukan hanya mendengarkan penjelasan mengenai kondisi Carlise, dan apa yang dilakukan oleh istrinya itu setiap hari. Jelas, Daniel ingin menerobos dan mencuri kesempatan untuk bertemu dengan istrinya tersebut. Namun, Daniel tahu jika itu bukanlah keputusan yang tepat. Sebab hal tersebut hanya akan membuat situasi menjadi sangat memburuk.

Bara dan Makaila yang melihat putra mereka tersebut pun saling berpandangan. Mereka tahu, jika putra mereka itu tengah merasa pusing dengan situasinya saat ini. Para pelayan di kediaman Yakov juga merasakan hal yang sama. Sang penerus dua keluarga berpengaruh tersebut memang tengah berada dalam suasana hati yang buruk, karena tidak bisa bertemu dengan istri tercintanya yang tengah berada dalam perawatan di rumah sakit. Saking frustasinya Daniel, ia bahkan tidak menyentuh makanannya.

Makaila yang cemas pun berkata, "Sayang, makanlah. Jangan melewatkan makananmu begitu saja, kau juga harus menjaga kesehatanmu."

Daniel pun menatap ibunya dan bertanya, "Ibu, tidak bisakah kita pergi dan menemui Carlise?"

Bara pun segera memotong dengan berkata, "Tidak. Kita tidak akan menemuinya sebelum mendapatkan izin dari ayahnya. Ingat Daniel, ini adalah konsekuensi yang harus kau terima karena sudah mengambil langkah yang salah."

Makaila menatap tajam suaminya dan mencubit tangannya membuat Bara menggerutu karena istrinya malah membela putranya. Makaila mengabaikan Bara dan menatap putranya dengan lembut sebelum berkata, "Untuk saat ini, bersabarlah. Kita tidak boleh melakukan sesuatu yang bisa membuat situasi menjadi lebih buruk daripada ini."

Daniel pun menghela napas panjang, karena merasa begitu buntu. Pencariannya mengenai hubungan rencana jahat Helda dengan kemunculan klan Bognad setelah sekian lama masih berjalan di tempat. Meskipun sudah mencari semuanya dengan mengerahkan kekuasaan dan kemampuannya, Daniel belum menemukan titik terang. Semuanya masih samar-samar dan Daniel masih perlu bekerja keras untuk mencari semua hubungan dari poin-poin yang ia temukan.

Bara tahu, putranya tengah merasa sangat kesulitan. Namun, Bara sama sekali tidak berniat untuk memberikan bantuan padanya. Jika Daniel tidak bisa menyelesaikan masalah ini dengan kemampuannya sendiri, maka Daniel bukan lelaki sejati. Jika dirinya tidak bisa menyelesaikan masalah ini sendiri, maka dia tidak bisa membuktikan diri bahwa dirinya dapat dipercaya untuk melindungi Carlise.

Bara pun menatap Makaila dan berkata, "Sayang bisakah kau membuatkanku teh buatanmu? Sudah lama aku tidak mencicipinya."

Makaila yang mendengarnya pun bertanya, "Sekarang?"

Bara memelas dan balik bertanya, "Apakah tidak bisa?"

Pada akhirnya Makaila pun kalah dan mengangguk. Kebetulan dirinya memang sudah menyelesaikan acara makannya. Karena itulah ia pun beranjak pergi untuk membuatkan teh khusus yang memang diminta oleh sang suami. Saat itulah Bara memberikan isyarat pada pelayan untuk meninggalkan ruang makan tersebut. Begitu berduaan dengan Daniel, Bara pun bertanya, "Kau bisa membersihkan benih-benih klan Bognad yang mulai tumbuh, bukan?"

Daniel tampak jengkel karena rasanya tidak ada hal yang tidak diketahui oleh sang ayah. "Jika Ayah tahu hal itu, mengapa Ayah tidak membantuku?" tanya Daniel balik.

Bara mengangkat salah satu alisnya dan bermain-main dengan sang putra. "Kau ingin bantuan dariku?"

Daniel mendengkus. "Tidak perlu. Aku sama sekali tidak perlu bantuan Ayah. Aku bisa menyelesaikan semua ini, walau memang perlu waktu untuk menyelesaikannya," pungkas Daniel.

"Bagus. Begitulah seorang pria sejati, Daniel. Buktikan pada kedua mertuamu. Bahwa kau bisa dipercaya untuk menjaga putri mereka. Dengan cara itulah, kau bisa mendapatkan restu mereka dan kembali bersama dengan orang yang kau cintai," ucap Bara.

The Hottest UncleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang