7. Menjadi Odette

2.5K 178 19
                                    

Kini Carlise dan Daniel sudah kembali berbaikan. Bahkan, kini Daniel sudah mendapatkan kamar di kediaman Sequis dan berencana tinggal di sana. Daniel beralasan jika dirinya tidak memiliki tempat tinggal di sana, jadi meminta untuk diizinkan menumpang di sana. Jelas itu hanyalah sebuah kebohongan. Sebab kediaman Yakov dan properti lainnya atas nama keluarga Yakov atau Daniel sendiri berserakan di Rusia. Daniel bisa tinggal di mana pun.

Jika pun tidak nyaman dengan semua tempat tinggal yang tersedia, Daniel bisa membeli sebuah kediaman baru atau tinggal di hotel. Daniel tidak kekurangan uang untuk melakukan hal itu semua. Namun, Daniel tidak ingin melakukan hal tersebut. Hal yang ia inginkan adalah berada di dekat Carlise. Memastikan bahwa Carlise selalu berada di dalam jangkauannya.

Carlise sendiri tampaknya tidak merasa keberatan sedikit pun atas apa yang sudah dikatakan oleh Daniel. Ia malah berkata pada Andrew, "Bisakah kau tidak melaporkan hal ini pada ayah atau ibu? Kemarin hanya salah paham. Kini kami sudah berbaikatn, dan Uncle akan tinggal di sini untuk menemaniku. Uncle tidak mungkin melakukan hal buruk padaku."

Mendengar hal itu, Andrew menghela napas pelan. Ia pun mengangguk dan berkata, "Akan saya lakukan sesuai dengan permintaan Anda, Nona. Hanya saja, jika ada sesuatu yang mengancam Anda, saya tidak akan menahan diri lagi dan akan segera melaporkannya pada Tuan dan Nyonya Sequis."

Tentu saja Carlise merasa sangat senang dengan apa yang dikatakan oleh Andrew tersebut. Carlise tidak bodoh. Alasan mengapa sang ayah yang sebelumnya tidak pernah mengizinkannya untuk menempuh pendidikan di luar negeri, pada akhirnya menawarkan untuk memberi izin, itu tak lain berhubungan dengan lamaran yang diajukan oleh Daniel pada dirinya. Carlise tahu, jika sang ayah sangat menyayanginya. Karena itulah, sepertinya sang ayah masih belum bisa menerima fakta jika dirinya sudah menjalin hubungan yang cukup serius dengan Daniel, bahkan akan menerima lamarannya.

Dengan semua hal yang ia ketahui tersebut, tentu saja Carlise merasa jika lebih baik dirinya tidak memberitahu apa pun yang terjadi selama di Rusia pada kedua orang tuanya. Setidaknya, hingga dirinya selesai menempuh pendidikannya dan resmi menjadi seorang ballerina di bawah naungan yayasan balet terkenal ini, Carlise akan kembali menjalin hubungan rahasia dengan Daniel. Toh, Daniel sendiri tidak merasa keberatan dengan hal tersebut, jadi mereka pun kembali sepakat untuk menjalani hubungan rahasia mereka lagi.

Setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Andrew pun segera menarik tangan Daniel dan berkata, "Uncle, ayo! Bukankah Uncle akan mengantarkanku pergi ke akademi?"

Daniel mengangguk. Ia tersenyum dan membalas genggaman tangan Carlise dan membawa kekasihnya itu menuju mobilnya yang memang sudah dipersiapkan. Sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Carlise, Daniel memang mengantarkan Carlise ke akademi sebelum dirinya pergi ke perusahaan. Daniel sendiri memang mengurus perusahaan peninggalan sang kakek yang berbasis di Rusia. Jadi, setelah dirinya menyelesaikan permasalahannya dengan Carlise, ia pun bisa menghabiskan waktunya dengan Carlise sembari mengurus pekerjaannya di sana.

"Sudah sampai," gumam Daniel.

Carlise yang mendengar hal itu pun tersenyum lebar dan berkata, "Terima kasih, Uncle."

Carlise terlihat akan beranjak turun dari mobil, tetapi Daniel menahannya dan bertanya dengan nada merajuk, "Ayolah, Lise. Cobalah ganti panggilanmu padaku itu. Apa aku akan terus menjadi uncle, dan tidak akan menjadi sayangmu?"

Carlise pun tertawa, tampak terhibur dengan apa yang dikatakan oleh Daniel tersebut. Carlise pun meraih wajah Daniel dan berkata, "Uncle, panggilan itu adalah panggilan kesayanganku untukmu. Jadi, jangan merajuk seperti itu."

Setelah mengatakan hal tersebut, Carlise pun mencium bibir Daniel dengan lembut. Lalu ia pun beranjak pergi dari sana dengan pipi yang memerah. Sementara Daniel yang mendapatkan kecupan tersebut pun terlihat sangat senang. Hingga dirinya tidak bisa menyurutkan senyuman manis pada wajah tampannya.

Carlise sendiri menepuk-nepuk pipinya. Berusaha untuk fokus, sebab dirinya saat ini memiliki jadwal latihan yang harus mendapatkan perhatian dan fokus penuh darinya. Namun, saat Carlise berbelok di ujung lorong, dirinya berpapasang dengan Faro. Hingga ia dan Faro sama-sama memasang ekspresi terkejut. Lalu Faro sendiri tersenyum lembut dan berkata, "Selamat pagi, Carlise."

Tentu saja Carlise yang mendengarnya pun tersenyum dan mengangguk. "Selamat pagi juga Tuan Faro."

Namun, Faro yang mendengarnya pun menggeleng. "Tidak perlu terlalu formal seperti itu. Panggil saja aku Faro. Apa hari ini kau memiliki jadwal latihan?"

Carlise mengangguk. "Benar, hari ini ada jadwal latihan dengan beberapa senior," jawab Carlise lalu merapikan helaian rambutnya dan saat itulah Faro melihat cincin yang menghiasi jari manis Carlise.

Ekspresi ramah Faro sendiri terlihat sedikit berubah, tetapi itu luput dari perhatian Carlise. Lalu Faro pun bertanya, "Apa sekarang kau sudah memiliki kekasih?"

Pertanyaan tersebut tentu saja mengejutkan Carlise. Namun, dirinya sadar dengan apa yang dimaksud oleh Faro dan menatap cincin yang tersemat di jari manisnya. Kembali, Carlise merasakan jantungnya berdegup dengan kencang karena fakta bahwa saat ini dirinya sudah resmi menjadi tunangan dari Daniel. Mau tidak mau, pipi Carlise merona dengan indahnya. Membuat dirinya semakin cantik dan menawan.

Sayangnya, suasana hati Faro sepertinya tidak terlalu baik saat melihat rona tersebut. Terlebih saat Carlise mengangguk dan menjawab, "Iya. Aku sudah memiliki seorang kekasih."

Faro tampaknya ingin menanyakan sesuatu kembali pada Carlise. Namun, hal tersebut tidak bisa terlaksana. Sebab selanjutnya Carlise sudah harus undur diri karena dirinya dipanggil oleh senior dan rekan-rekannya untuk bersiap dan memulai latihan. Tentu saja Faro tidak menahan kepergian Carlise tersebut, sementara dirinya sendiri melangkah pergi.

Ternyata Faro bertemu dengan pemimpin akademi. Setelah berbincang beberapa saat, keduanya pun beranjak pergi untuk melihat latihan para ballerina dan balerino yang memang menempuh pendidikan di akademi tersebut. Secara mengejutkan, ternyata Faro dan pemimpin akademi memeriksa latihan kelompok Carlise. Faro pun diam-diam tersenyum merasa sangat takjub dengan takdir yang kembali mempertemukan dirinya dengan Carlise.

Pemimpin akademi yang menyadari hal tersebut pun ikut tersenyum dan berkata, "Carlise memanglah ballerina yang sangat berbakat. Ia bahkan memasuki akademi ini dengan bakat dan rekomendasi tertulis akan pengakuan bakatnya tersebut. Karena itulah, aku yakin akan ada banyak orang yang memperebutkan bakatnya agar tampil di tempat mereka."

Faro yang mendengar hal itu pun bertanya, "Carlise memang sangat berbakat. Bukankah sudah menjadi kewajiban kita untuk menunjukkan pada dunia bakat yang luar biasa ini? Kau sependapat denganku, bukan?"

Mendengar apa yang ditanyakan oleh Faro, pemimpin akademi bernama Sarah tersebut pun menampilkan ekspresi serius dan balik bertanya, "Apa yang ingin Anda lakukan?"

Faro tersenyum tipis. Merasa senang karena Sarah cukup peka untuk menangkap maksud apa yang ia katakan. Lalu Faro pun berkata, "Jadikan dia Odette untuk pentas pertengahan tahun nanti."



.

.

Ayo dong tinggalin komentarnya biar semangat ehe🤣

The Hottest UncleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang