"Uncle!" seru Carlise dengan suara rendah saat tiba-tiba Daniel memeluknya dari belakang dan mencium pipinya dengan gemas.
Carlise tampak gugup dan mengedarkan pandangannya ke sekeliling area pintu belakang akademi. Takut, jika ada seseorang yang melihat interaksi mereka tersebut. Tak lama, Daniel pun melepaskan pelukannya dan segera menarik Carlise menuju mobilnya. Saat ini Daniel memang tengah mengemban tugas untuk menjemput kepulangan Carlise dari akademi baletnya. Karena kebetulan dirinya juga tengah menuju ke kediaman Sequis untuk menghadiri undangan makan malam, maka ia pun menjemput Carlise.
Setelah berada di dalam mobil, barulah Daniel menunjuk pipinya dan bertanya, "Apa aku tidak akan mendapatkan kecupan?"
Carlise yang mendengar hal itu pun menggerutu. Namun, tak ayal dirinya menghadiahkan sebuah kecupan manis pada pipi pria tampan bernama Daniel Jatmika Treffen tersebut. Lalu setelah itu barulah Carlise menggerutu. "Uncle, aku sudah mengatakannya berulang kali. Jangan mencium atau memelukku di tempat umum," ucap Carlise dengan penuh penekanan.
Daniel yang mendengar hal itu pun tertawa renyah. Carlise sangat menggemaskan. Daniel sebenarnya tahu, jika Carlise merasa cemas. Saat ini mereka tengah berada dalam hubungan sembunyi-sembunyi. Sudah satu tahun lamanya mereka menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih tanpa diketahui oleh orang-orang. Sebab Carlise menekankan jika mereka harus merahasiakan hubungan ini, terlebih dari kedua orang tuanya, Baskara dan Kartika.
Tentu saja alasannya karena Baskara sangat protektif pada Carlise Odelia Sequis, sang putri sematawayang yang sangat ia cintai itu. Daniel saja bisa dekat dengan Carlise karena keluarha Sequis dan keluarga Treffen kebetulan memang memiliki hubungan yang baik. Secara alami, Daniel dan Carlise pun bisa dekat sekaligus saling mengenal. Hingga, hubungan mereka pun berkembang dengan sangat baik. Hingga sekarang keduanya pun berada dalam hubungan yang berdasar akan perasaan saling suka.
"Iya, maafkan aku. Aku tidak akan mengulanginya lagi," ucap Daniel lalu mencium tangan Carlise yang ia genggam dengan lembut.
Namun, Carlise masih terlihat kesal. Membuat Daniel tersenyum tipis dan bertanya, "Mau kuaci?"
Carlise yang mendengar pertanyaan tersebut terlihat tertarik dan melirik pada Daniel. "Memangnya Uncle punya kuaci?" tanya balik Carlise.
Daniel yang fokus pada kemudi pun mengangguk. "Tentu saja," jawab Daniel dan memberikan sebungkus kuaci yang membuat Carlise berbinar.
Carlise merasa sangat senang. Ia pun menerimanya dan berseru, "Uncle memang terbaik!"
Daniel memang sangat tahu kebiasaan Carlise. Ia adalah gadis manis yang sangat sederhana. Cara membujuk atau menghibur Carlise juga cukup sederhana. Mungkin, inilah yang membuat Daniel dengan mudahnya jatuh hati pada gadis manis ini. Meskipun secara keseluruhan, Carlise adalah kekasih yang manis dan sangat ia sayangi, ada satu hal yang tidak Daniel sukai. Daniel menghela napas saat mobilnya saat ini sudah memasuki area perumahan di mana rumah Carlise berada.
"Aku senang, jika aku menjadi yang terbaik menurut penilaianmu, Lise. Tapi, sampai kapan kau akan memanggilku sebagai Uncle? Bukankah aneh jika memanggil kekasihmu dengan panggilan seperti itu?" tanya Daniel.
Carlise tidak segera menjawab. Ia menunggu mobil Daniel benar-benar memasuki area rumahnya dan berhenti di area parkir. Barulah saat itu Carlise menjawab, "Itu tidak aneh. Panggilan uncle memang sangat cocok. Karena Uncle memang sudah om-om."
Setelah mengatakan hal tersebut Carlise pun tertawa. Ia bahkan sempat meledek Daniel sebelum berlari ke luar dari mobil mewah tersebut. Daniel yang melihat hal tersebut tentu saja menggelengkan kepalanya. Daniel dan Carlise memang agaknya cukup jauh. Mereka terpaut sepuluh tahun.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hottest Uncle
Romance[Karena mengandung unsur DEWASA maka SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVATE. FOLLOW SEBELUM MEMBACA. Biar nyaman bacanya😄] Carlise adalah ballerina berbakat yang terlahir menjadi seorang bintang. Namun, bagaimana jadinya jika seorang ballerina yang memiliki j...