•Happy Reading Guys❤•Afifah pun tiba di rumahnya. Dengan jalan yang tergesa-tega, Afifah langsung menanyakan pada ibunya, perihal pernikahannya itu mengapa banyak yang mengetahuinya.
"Umma, Umma," teriak Afifah.
"Waalaikumssalam, knpa sayang?" tanya ibunya.
Sambil ngos-ngosan Afifah menjawab,
"Mweheh lupa ucap salam, ulang ulang. Assalamualaikum Umma, Umma," Ucapnya.
Melihat tingkah anaknya itu, ibunya menertawakannya. Tanpa basa-basi, Afifah langsung menanyakan apa yang ia ingin tanyakan pada ibunya.
"Umma yang ngasih tau, tapi tenang aja cuman ibu-ibu pengajian aja kok sama tetangga, terus bibi, paman, nenek, sama kakek yang di Surabaya udah itu aja," jawab ibunya.
"Pokoknya Afifah mau acaranya sederhana mungkin Umma," ujarnya.
"Iyah bawell, udah kan belanjanya? Yaudah sana langsung masak ya, hari ini Umma ada jadwal pengajian,"
"Apa mana?" tanya Afifah.
"Apa ke Ustadz Zikri dulu nak temennya, Danu juga ikut, jadi kamu di rumah sendiri," Ucap ibunya.
"Iyah Umma," jawabnya.
Afifah pun pergi ke dapur untuk memasak. Setelah hampir selesai,Afifah mencari garam di dapurnya, dan ternyata habis.
Ia pun bergegas untuk membelinya ke warung yang ada di depan rumahnya, sebelumnya ia mematikan terlebih dahulu apinya.
Setelah ia membuka pintu rumahnya, Afifah terkejut, ada yang datang ke rumahnya.
"Haahhh. Nenek kakek," Ucap Afifah sambil memeluk nenek dan kakeknya.
Ternyata yang datang ialah kedua orangtua ayahnya.Lantas Afifah pun menyuruh nenek dan kakeknya masuk kedalam.
"Nenek sama kakek kesini berdua?" tanya Afifah.
"Ya ndak atuh do, masa iyah nenek sama kakek dari Surabaya ke Bandung berdua. Kita ke sini bareng bibi sama pamanmu," Ucap neneknya.
"Terus mereka di mana?" tanya Afifah lagi."Mereka parkirin mobil dulu do di bagasi rumahmu. Umma sama Apa mu mana?" tanya kakeknya.
"Kalo Umma hari ini katanya ada jadwal pengajian, terus kalo Apa pergi ke kampung sebelah ke temennya,"
"Danu adikmu?" tanya kakek lagi.
"Oh iya, Apa pergi sama Danu juga, jadi Afifah di rumah sendiri," jawabnya.
Setelah Afifah dan nenek kakeknya
mengobrol, tak lama kemudian, bibi dan pamannya Afifah masuk ke dalam rumahnya sembari mengucapkan salam."Ciee yang bentar lagi jadi istri orang," Ucap pamannya.
"Ish apaan si paman. Oh ya bentar Afifah ambilin minum dulu ya," ujar Afifah sembari pergi ke dapur.
"Nih. Kok kek ada yang lupa ya?" Ucap Afifah.
"Astagfirullah, Afifah lupa Afifah lagi masak sayur, Afifah kan mau beli garam ke warung depan, gak papa kan bi, paman, nenek, kakek Afifah tinggal ke warung dulu?" tanya Afifah.
"Ndak papa do," ujar neneknya.Afifah pun ke warung depan rumahnya, untuk membeli garam yang ia butuhkan.
"Kalian udah pada makan belum?" tanya Afifah pada tamu yang ada di dalam rumahnya.
"Udah tadi subuh," ujar bibinya.
"Eh makan lagi aja ya, bentar Afifah masak dulu sayurnya," Ucap Afifah sembari pergi ke dapur.
Jam menunjuk pukul 10.00, Afifah pun selesai memasaknya dan para tamu makan bersamanya.
Setelah mereka semua makan, neneknya menanyakan sesuatu pada Afifah.
"Do, jodohmu itu Ustadz kah?" tanya neneknya.
"Iyah nek, Ustadz pilihannya Umma sama Apa," jawabnya.
"Muda kah apa tua?"
Mendengar pertanyaan neneknya itu Afifah pun tertawa pelan.
"Muda nek, cuman beda satu tahun sama Afifah," jawabnya.
"Eh sayang, biar bibi aja ya yang cuci piring," saut bibinya.
"Eh ndak usah bi, biar Afifah aja,"
"Ndak papa cantik,"
"Ehhh yaudah gimana kalo berdua aja ya?" tanya Afifah.
"Emmm kau ni, iya iya, " jawab bibinya.
Next?
Follow akun ini ya ini "WAJIB!"
sekalian mampir ke akun ig sama Ttku yaSee youu!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret♡ [on going]
Teen FictionKok senyum-senyum sendiri? [Follow sebelum baca⚠] Baca iya vote kagak:v •Pertama, baca dulu bioku! •jika berminat silahkan baca. •jika suka silahkan tinggalkan jejak. •ini cerita fiksi. jika ada kesamaan saya mohon maaf. •jika ada kata-kata absur...