•Happy Reading Guys❤•
Hari menjelang sore. Rara masih berada di rumahnya Abidzar. Ketika ia ingin berpamitan untuk pulang, Afifah memintanya untuk menginap di rumahnya.
"Aduh Fah... Lain kali aja ya. Aku gak enak sama kamu, dan juga khawatir sama paman ku yang sedang sakit itu. Jadi maaf ya," tutur Rara.
"Oh ya, Syafakallah ya buat paman kak Rara. Okeh lain kali ya. Jangan ngerasa gak enak ih, kan aku udah anggap kak Rara kaya temen lama gitu."
"Ehe iyah. Kalo gitu aku pamit pulang ya Assalam-----"
(ucapannya terpotong oleh Afifah)" Eh bentar. Ustadz.. Ustadz.. Kak Rara mau pulang nii.." teriak Afifah memanggil Abidzar.
"Eh kok dia manggil Abidzar segala? Gak takut apa kalo aku rebut Abidzar? Gak berfikir yang aneh-aneh gitu?" batin Rara berbicara.
Abidzar pun keluar dari kamarnya.
"Kenapa?" tanya Abidzar.
"Ini kak Rara mau pulang." jawab Afifah.
"Yaudah tinggal pulang aja kan?"
"Ustadz..." bisik Afifah sembari menyiku tangan Abidzar.
"Yaudah kalo gitu, Dzar, Fah, aku pamit pulang.... Assalamualaikum..." ucap Rara.
"Waalaikumsalam Warohmatullohi Wabarokatuh." jawab Afifah dan Abidzar.
"Hati-hati ya kak... Jangan lupa tar save nomorku..." teriak Afifah sembari melambaikan tangannya pada Rara.
Setelah Rara pulang, Abidzar langsung memeluk Afifah.
"Eh Ustadz. Ini di luar loh. Gak enak tar di liat tetangga..." ucap Afifah.
"Yaudah iya. Di dalam rumah okeh." jawab Abidzar.
Ketika mereka masuk ke dalam rumah, Abidzar langsung memeluk kembali Afifah.
"Ish... Saya kesel sama kamu. Ngobrol nya lama banget sama si Rara. Sampe-sampe lupa waktu. Dari tadi saya greget pengen meluk tau gak." tutur Abidzar.
"Ya gak papa wle... Saya seneng kalo ada temen cewe di rumah, Ustadz. Saya pun kesel sama Ustadz,"
"Kesel sama saya? Karna?"
"Karna Ustadz... Cuek.. Kak Rara kan temennya Ustadz, tapi Ustadz kaya biasa aja gitu."
"Emang harus gimana?"
"Basa-basi kek. Nanyain kabar. Eh apa kabar gitu kek."
"Gak ah."
"Malu?"
"Ngapain harus malu?"
"Ya kali aja malu, soalnya kan mantan ekhem..." ucap Afifah.
"Hemmm dah lah jangan sebut-sebut mantan lagi."
"Kan emang bener."
"Iya iya iya. Eh besok kita jalan pagi mau?"
"Mau dongg. Okehh besok ya." jawab Afifah.
•••
Skip! Keesokan harinya, Afifah dan Abidzar pergi jalan pagi berdua. Dengan udara yang dingin dan sejuk, mereka saling berpegangan tangan.
Perut Afifah berbunyi. Rupanya ia lapar karena mereka berdua belum sarapan terlebih dahulu. Akhirnya mereka pergi mencari makan untuk mengganjal isi perutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret♡ [on going]
Teen FictionKok senyum-senyum sendiri? [Follow sebelum baca⚠] Baca iya vote kagak:v •Pertama, baca dulu bioku! •jika berminat silahkan baca. •jika suka silahkan tinggalkan jejak. •ini cerita fiksi. jika ada kesamaan saya mohon maaf. •jika ada kata-kata absur...