3 0

369 55 6
                                    

•Happy Reading Guys❤•







Setelah Afifah dan Abidzar melaksanakan sholat Magrib, mereka berdua langsung mengaji.

"Sadaqallahul 'adzim... Alhamdulillah. Huwaaa..." Afifah menguap.

"Ngantuk?" tanya Abidzar.

"Emmm... Sedikit sih."

"Tahan dulu atuh. Bentar lagi juga sholat isya."

"Iyah tau Ustadz. Terus, sekarang kita mau ngapain? Nonton tv boleh gak?"

"Boleh," jawab Abidzar.

Setelah mereka mengaji, Afifah dan suaminya itu, mereka berdua pergi ke ruang tamu untuk menonton televisi.

Singkat cerita, isya pun tiba. Kini saatnya semua yang beragama islam melaksanakan sholat isya, termasuk Afifah dan Abidzar.

"Aduh... Kok cepet banget ya, udah isya aja. Selesai sholat pasti Ustadz nagih itu...." batin Afifah merintih.

"Alhamdulillah udah isya. Yo," ucap Abidzar.

"Hah? Sekarang Ustadz?" ujar Afifah dengan raut wajah yang terkejut.

"Iyah. Kan udah waktunya."

Keringat dingin Afifah mulai bercucuran. Ia gugup dan ragu.

Melihat istrinya bercucuran keringat, Abidzar menghampirinya dan mengusap keringatnya.

"Kamu kenapa? Kok keringetan? Abis olahraga? Udah yo, cepetan..." tutur Abidzar.

"Euuuuu... Tar aja Ustadz ya,"

"Lah kok entar? Mau di tunda? Mending sekarang. Sholat itu lebih baik di kerjakan setelah adzan jadi langsung gak di tunda-tunda."

"Oh sholat... Huft...." ujar Afifah sembari menghembuskam nafas.

"Iya sholat. Kamu kira apa?" tanya Abidzar.

"Saya kira tadi anu Ustadz. Eh..."

"Oh anuuu... Jadi mau cepet-cepet?"

"B-bukan Ustadz bukan gitu..."

"Hemm... Sholat dulu ya nyonya, tar selesai sholat baru..."

"Ngaji... " saut Afifah.

"Hemmm. Itu nyonya."

"Apa tuan?"

"Oh nyonya pura-pura lupa ye. Mau saya keletekin hah?"

"Aaaa ampun Ustadz ampunn..." teriak Afifah sembari berlari menuju kamar mandi.

Lanjut!!

  *(tempat 👉di kamar tidur)

Setelah sholat isya, tanpa basa-basi Abidzar langsung menyentuh badan Afifah. Namun Afifah menghindar darinya. Afifah pun berdiri.

"Bentar Ustadz, tarik nafas dulu..." ucapnya.

Abidzar sama sekali tidak mengeluarkan satu patah kata pun. Ia mendekati Afifah namun Afifah mundur pelan-pelan. Semakin dekat, semakin Afifah susah untuk mundur ke belakang, karna di belakangnya itu adalah dinding.

Afifah pun pasrah. Ia hanya menundukan kepalanya. Beda hal nya dengan Abidzar, ia menatap Afifah dengan tatapan yang membuat Afifah semakin gugup.

"Pernah belajar kitab Qurotul 'uyun?" tanya Abidzar dengan pelan.

Afifah hanya menganggukkan kepalanya.

"Fathur Izar?"

Lagi-lagi Afifah menganggukkan kepalanya.

"Bagus. Berarti sudah tau tatacara berhubungan suami istri, sekarang tinggal prakteknya..." papar Abidzar.

Afifah semakin gugup melihat wajah Abidzar, ia hanya tunduk tunduk dan tunduk.

Namun ketika Abidzar ingin membuka kancing baju Afifah, suara telefon berbunyi.

*dring..dring...

"U-Ustadz, handphone Ustadz berdering..." ucap Afifah dengan nada yang pelan.

"Siapa si ah..." ujar Abidzar dengan nada yang kecewa.

Ia mengambil handphone dan mengangkatnya.

"Siapa?" tanya Afifah.

"Hemmm... Ummii..." jawabnya sembari menghembuskam nafasnya.

"Hallo Assalamualaikum Ummi, ada apa Mi malem-malem telfon?" tanya Abidzar kepada Ibunya yang menelfonnya.

Singkatnya, setelah Abidzar mengobrol dengan Ibunya, kemudian Afifah menanyakan kepada suaminya itu apa yang di bicarakan keduanya.

"Tadi Ummi? Ada apa?" tanyanya.

"Iya. Katanya maaf, tadi gak jadi ke sini sama Abi, soalnya temennya Abi meninggal jadi gak ke sini deh,"

"Oh gitu. Shfff aduh..." ucap Afifah sembari memegang rok nya.

"Kenapa?" tanya Abidzar.

"Bentar..." ujar Afifah sembari pergi ke kamar mandi.

Setelah keluar dari kamar mandi, Abidzar langsung menanyakannya.

"Kenapa?" tanyanya.

"Yah... Rupanya si merah masih ada..." tutur Afifah.

"Hah? Masih ada?"

Afifah menganggukan kepalanya.

Abidzar pun menghembuskan nafas dengan hembusan rasa kecewa.

"Hemm... Yaudah lah. Kita tidur, saya duluan," ucapnya.

Ketika Abidzar hendak menaiki tempat tidurnya, lantas Afifah tertawa kecil.

Abidzar menanyakannya.

"Ustadz kalo ngambek lucu ya." ujar Afifah.

"Ngambek? Siapa yang ngambek?"

"Eh kecewa maksudnya. Raut wajahnya lucu. Ustadz tau gak?"

"Apa?"

"Saya boong hihii..." ucap Afifah sembari menghampiri Abidzar dan memeluknya dari belakang.

Melihat itu, Abidzar merasa heran dan tersenyum bahagia.

"Boong apa?"

"Si merah udah pergi Ustadz. Tadi mah saya kebelet pipis..."

"Ohh jadi gitu hah?"

"Ya maafin Ustadz, janji deh gak boong lagi hihi...."

"Hemm... Btw gak salah ni kamu peluk saya?"

"Ya kenapa? Gak boleh? Pengen meluk aja hihi memberanikan diri..." tutur Afifah.

"Nah gitu dong jangan ragu ragu.. Eh saya lupa kancing baju mu kebuka,"

"Oh ya? Bentar saya kancingin dulu."

"Eh jangan. Sekalian aja anu..." tutur Abidzar.

Afifah hanya tersenyum manis dan menganggukan kepalanya.

Dan pada akhirnya meraka pun...

SKIP!!!  MASA MAU DI CERITAIN?! SKIP AEE BOSZ😂🙏 TUNGGU EPISODE SELANJUTNYA! PANTAU TERUS!




Next? 

                    follow akun ini

See you!!! 

         *maaf ya dah lama gak up. Aku nya di pondok jadi, mohon di ma'lum ya🙏😊❤.

Secret♡ [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang