2 2

608 66 4
                                    


•Happy Reading Guys❤•





Mereka tiba di suatu Restoran yang tidak terlalu jauh dari rumahnya. Dari rumah sampai Restoran, Abidzar tidak melepaskan gandengannya dengan tangan Afifah.

"Kita duduk di sini bentar saya pesen dulu makanannya," ucap Abidzar.

"Mbak..." Abidzar memanggil pelayan yang ada di tempat tersebut.

"Ya mas, mau pesan apa?"

"Euh.... Saya mau ini aja, kalo buat istri saya pesen Mie Aceh aja ya,"

"Minumannya mas? "

"Jus mangga aja dua duanya,"

"Yaudah tunggu sebentar ya mas, mbak, permisi," ucap pelayan.

Afifah tidak berbicara sama sekali, karena tangannya masih di genggam oleh suaminya.

Tangan Afifah bergetar dan berkeringat hangat.

"Eh kamu kenapa sakit?" tanya Abidzar.

Afifah menjawabnya dengan isyarat, yakni menggelengkan kepalanya.

"Kenapa tunduk? Ngejaga pandangan? Inget saya suami kamu dan kamu istri saya,"

"Eh tanganmu makin bergetar Fah... Berkeringat juga, beneran kamu gak gak papa? Ah sakit ya? Apa gara-gara saya? Tadikan kamu laper, terus saya malah ajak ngobrol kamu dulu gak buru-buru ke sini, ke dokter yu," sambung Abidzar.

Afifah hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya dengan pelan manja.

"Kok malah senyum?" tanya Abidzar.

"Gak papa Ustadz. Ustadz segitu pedulinya sama saya? Terus, Ustadz juga tau makanan sama minuman favorit saya, Ustadz kenal saya?" tanya Afifah.

Mendengar pertanyaan tersebut, Abidzar hanya diam dan mengalihkan pembicaraannya.

"Emm... Eh itu kaya temen saya deh, si Fajri, iya itu Fajri, temen saya waktu Smp, kemarin juga datang ke acara kita," ucapnya.

Afifah menghela nafas,

"Hufffft, mengalihkan pembicaraan," ujarnya dengan suara yang sangat pelan.

"Fajriiiii!!! " teriak Abidzar pada temannya itu.

"Sini!!!" sambungnya.

Temannya pun menghampirinya. Temannya tidak sendiri, ia juga membawa istrinya.

"Hallo Assalamualaikum brother. Ngapain di sini makan juga?" tanya Abidzar.

"Waalaikumssalam, iyah ajakin istri jalan-jalan lagi ngidam dia," jawab temannya.

"Wehhh... Sedang mengandung? Berapa bulan?"

"Alhamdulillah, baru 4 bulan. Cieee pengantin baru, lengket bener dah sampe-sampe tangan istri kau gak di lepas," ucap temannya.

Seketika Abidzar langsung melepaskan tangan Afifah.

"Eh sayang, tuh kan di lepas, biarin aja," ujar istri temannya.

"Ekhem, gimana nih, katanya gak mau di jodohin sama pilihannya Abi mu, sampe-sampe kau nangis. Waktu itu kalo kau nolak keras, pasti kau nyesel," ucap temannya.

"Sutttt diem kau!! " jawab Abidzar.

Afifah penasaran dengan perkataan teman dari suaminya itu.

"Kenapa kenapa?" ujarnya.

"Udah lah gak penting, si Fajri mah emang gitu. Udah ya Fajri udah," jawab Abidzar.

Teman Abidzar menertawakan Abidzar.

Tiba-tiba,

"Permisi, nih mas pesanannya," ucap seorang pelayan.

"Oh ya makasih. Btw makan bareng lah kita yo," ujarnya.

"Boleh tuh, gimana sayang?"

"Boleh, sekalian aku ngobrol-ngobrol sama istrinya Abidzar, boleh kan Zar?"

"Boleh Bel," jawabnya.





Next?



Follow akun ini ya

See you!!!!

Secret♡ [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang