•Happy Reading Guys❤•
Singkat cerita, 1 bulan kemudian. Jam menunjukkan pukul 10.56. Ketika Afifah sedang menyapu lantai di dalam rumahnya, tiba-tiba...
*tok...tok...tok.... Paket!!!
(suara dari luar)Afifah langsung menemui tukang paket tersebut. Ia pun membuka pintu utama rumahnya.
"Permisi kak, ini paketnya.." ucap cewe tukang paket tersebut.
"Paket? Saya gak pesen apa-apa kak." jawab Afifah.
"Tapi sesuai alamat lengkap, memang bener kak sesuai."
"Oh begitu kah? Emm... Mungkin suami saya kali ya yang pesennya, bentar kak. Oh ya, mau masuk dulu kak? Nunggunya di dalam aja."
"Sebelumnya terimakasih kak, tapi gak papa saya di sini aja,"
"Okeh bentar ya..." ujar Afifah.
Afifah pun pergi ke dalam rumah untuk memberitahukan kepada suaminya bahwa paketnya sudah sampai.
Setelah itu, Afifah mengikuti suaminya untuk mengambil paket yang ada di luar.
Ketika menerima paket, Abidzar dan si tukang paketnya itu tampaknya saling mengenal satu sama lain.
"Abidzar?" ucap si tukang paket tersebut.
"Eh Ra..." jawab Abidzar dengan raut wajah yang biasa saja.
"Kalian saling kenal?" tanya Afifah.
"Iyah. Ini Rara, kita dulu temen SMA." jawab Abidzar.
Ternyata, si cewe tukang paket tersebut adalah teman Abidzar waktu SMA dan namanya ialah Rara.
Tatapan mata Rara pada Abidzar, begitu dalam seperti mempunyai rasa lebih kepada Abidzar.
Namun, berbeda halnya dengan Abidzar, ia malah biasa saja tidak ada basa-basi kepada teman lamanya itu.
Melihat tatapan mata Rara, Afifah berbicara;
"Oh temen waktu SMA. Sekaligus mantan ya?" ucapnya sembari tersenyum.
Mendengar ucapan Afifah, Rara langsung tertunduk, sementara Abidzar mengangkat kedua alisnya.
"Kenapa Ustadz? Bener kan? Kak Rara? Iya kan?" sambungnya lagi.
"Kamu tau dari mana?" tanya Abidzar.
"Dari Ustadz..."
"Iya, tapi waktu itu saya gak sebut namanya."
"Iya. Saya tau dari tatapannya kak Rara hihi..."
"Euhh... Maaf kak, saya tidak bermaksud." ucap Rara.
"Iya tidak papa. Eh masuk yo kak Rara."
"Emmm terimakasih, tapi saya mau pu----"
"Udah masuk dulu Ra. Lagi pula di rumahnya kan ada Afifah, gak berdua." saut Abidzar.
"Udah yo..." ujar Afifah sembari menarik tangan Rara.
Afifah dan Rara saling memperkenalkan diri mereka di ruang tengah. Sementara Abidzar, ia masuk ke dalam kamarnya untuk menyelesaikan pekerjaan mengenai Pondok Pesantrennya.
"Kak Rara tukang paket?" tanya Afifah.
"Bukan, paman saya yang tukangnya. Kebetulan paman saya tadi mendadak demam, tinggal satu paket lagi, yaudah saya yang gantikan." tutur Rara.
"Oh gitu. Maa Syaa Allah. Eh kak Rara udah makan?"
"Alhamdulillah udah tadi."
"Emm iya alhamdulillah kalo gitu. Kak Rara sering main dong ke sini. Aku gak punya temen di rumah. Anggap aja aku temennya kak Rara. Kita kan udah kenalan, udah temenan, jadi gimana layaknya temen gitu, ya?"
Mendengar ucapan Afifah tadi, batin Rara berbicara.
"Ni istrinya Abidzar baik banget dah... Padahal kan aku mantannya. Tapi gak papa, itung-itung ini jalan buat aku deket lagi sama Abidzar..."
"Iya In Syaa Allah... Kak Afifah sama Abidzar udah berapa lama nikah?" tanya Rara.
"Baru 1 bulan kak. Eh btw jangan aku panggil kakak, Afifah aja ya."
"Iyah kak, eh Afifah maksudnya..." jawab Rara.
Ketika mereka sedang asik mengobrol, waktu adzan dzuhur pun tiba.
Afifah mengajak Rara untuk melaksanakan sholat dzuhur di rumahnya berjamaah dan Rara pun Menganggukkan kepalanya.
Next?
Follow akun ini
See you!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret♡ [on going]
Teen FictionKok senyum-senyum sendiri? [Follow sebelum baca⚠] Baca iya vote kagak:v •Pertama, baca dulu bioku! •jika berminat silahkan baca. •jika suka silahkan tinggalkan jejak. •ini cerita fiksi. jika ada kesamaan saya mohon maaf. •jika ada kata-kata absur...