2 6

578 58 2
                                    


•Happy Reading Guys❤•




Keesokan harinya, ketika Abidzar terbangun dari tidurnya, ia tidak melihat Afifah berada di sampingnya.

Abidzar mencari istrinya itu. Rupanya, Afifah sudah mempersiapkan makanan untuk suaminya yakni Abidzar.

"Selamat pagi Ustadz muda, silahkan duduk," ucapnya.

Melihat hal itu Abidzar langsung tersenyum.

"Tapi nyonya saya belum mandi,"

"Ih Ustadz kok manggil saya nyonya?"

"Ya terus manggil nya apa? Sayang? Baby? Istriku? Cintaku? Atau Ummi?" tanya Abidzar.

"Ihhhh geliiiii Ustadzzzz, gak suka di panggil itu geli tau gak,"


Di pagi hari mereka berdua asik bercanda gurau. Layaknya seperti teman lama, kini baik Abidzar maupun Afifah tidak ada kata canggung lagi bagi mereka.

"Yasudah, tadi kata tuan belum mandi, di persilakan mandi terlebih dahulu monggo..."

"Hemm baik bochil," jawab Abidzar sembari mengelus-ngelus kepala Afifah.

"Ishh, Ustadzzzz..." teriak Afifah.



•••

Singkatnya, sebelum Afifah dan Abidzar pergi ke Pesantren orangtuanya Abidzar, mereka terlebih dahulu pergi ke rumah orangtua Afifah.

Ketika sudah sampai, Afifah dan Abidzar langsung berangkat ke Pesantren. Mereka tidak lama berada di rumah orangtua Afifah.


Hanya memakan waktu 45 menit dari rumah orangtua Afifah menuju Pesantren.

"Alhamdulillah  sampe, yo,"

"Udah sampe nih Ustadz?"

"Iyah... Ayo tuh Abi udah di dalem,"

Mereka berdua turun dari mobil. Ketika memasuki gerbang, ada 3 orang anak kecil yang juga anak Pesantren di sana.

"Kakak Ustadz, kakak Ustadz, ini istrinya kakak Ustadz ya?" tanya mereka.

"Eh kalian, iyah ini istrinya kakak Ustadz,"

"Maa syaa Allah cantik banget kakak Ustadz,"

"Eheh Alhamdulillah. Kenalan dong, nama kakak, kakak Afifah, kalo kalian? " tanya Afifah.

"Kalo aku Wulan, ini Cia, dan ini Riri, kami umur 6 tahun kakak cantik,"

"Hallo salam kenal ya,"

"Salam kenal juga kakak cantik,"

"Emm.... Kakak sama kakak Ustadz mau ke dalem, bareng yu sama kita, mau??"

"Mauuuuuuu!!!" teriak mereka.


Mereka pun masuk ke dalam Pesantren.

Afifah dan Abidzar bertemu orangtua Abidzar di dalam. Sebelum peresmian Pesantren menjadi milik Abidzar, Abi dan Umminya menyuruhnya untuk pergi ke ruang tempat mereka rapat.

Namun, Afifah tidak ikut bersama suaminya itu, karena kakinya yang waktu itu terkena paku sakit kembali. Akhirnya Afifah duduk di depan kamar Santri Putri.

"Gak papa kamu di sini dulu? Atau mau masuk ke kamar Santri Putri? Atau mau saya panggilin anak-anak Santri Putri dulu buat nemenin kamu?"

"Udah gak papa Ustadz saya di sini aja sendiri,"

"Gak papa?"

"Ishhh Ustadz bawell, iyah gak papa, yaudah sana,"

"Yaudah jangan kemana-mana ya, saya gak lama kok,"

"Iya iya..." jawabnya.

Setelah Abidzar pergi, tiba-tiba ada 2 orang Santri Putri menghampirinya.

"Heh, lo anak baru kan?" tanya salah satunya.

"Iya, kenapa ya?"

"Kenalin, gue  Rani, senior di sini," ucapnya sembari menyodorkan tangannya.

"Oh, salam kenal," jawab Afifah.

"Ya. Eh katanya lo sekamar sama gue. Jadi, sekarang beresin dulu tempat tidur lo, terus sekalian deh cuci piring-piring kotor di belakang,"

"Kenapa harus saya?"

"Eh lo anak baru ya, tinggal turutin aja perintah senior, gampangkan?!"

"Anak baru bukan berarti babu baru kan?" tegas Afifah.

"Oh berani lo ya sama Rani?" tanya temannya.

"Kenapa saya harus takut? Saya hanya anak baru di sini, tapi kita sama-sama Manusia kan? Soo ngapain takut," papar Afifah.

"Heh, lantang kali ya lo, gue aduin ya ke----"

"Permisi, Afwan Ustadzah, Ustadz Abidzar menyuruh Ustadzah untuk ke lapangan," tutur seorang Santri Putra dari kejauhan.

"Oh gitu, makasih ya,"

"Us-Ustadzah?" tanya Rani.

"Bukan bukan, saya bukan Ustadzah, suami saya yang Ustadz, saya bukan siapa-siapa, saya permisi ya.
Oh ya saya kasih peringatan aja buat kamu, kalo kamu senior di Pesantren ini, seharusnya kamu ngasih contoh yang baik buat para junior-juniornya, bukan malah menjadikannya babu baru buat kamu dan para senior yang lainnya. Tar kalo mereka gak betah gimana? Inget ya. Dan untuk saya bilang kalo saya anak baru, emang saya gak boong ya, saya baru pertama kali di sini makannya saya bilang iya tadi. Kalo gitu saya permisi, mari..." papar Afifah.

 
*Afifah pun pergi.

"Hahahha rasain lo Rani, ketahuan kan lo, makannya jadi senoir itu yang baik dongggg,"

"Diem lo Jufriiiii, pergi sanaaa!!!" teriak Rani sembari melempar sendal nya ke Santri Putra yang tadi.




Next?


Follow akun ini

See you!!!


Secret♡ [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang