12. Flashback

3.2K 281 15
                                    

o0o

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

o0o

"Ada hal yang membuat putri ku trauma untuk pergi sekolah umum, mas," lirih Karin sendu. Matanya tampak menerawang dengan raut wajah sedih sambil mengingat kembali kejadian dulu.

Flashback

Catreena kecil berusia 8 tahun berjalan memasuki sekolahnya dengan di gandeng oleh Karin. Sesampainya di kelas Karin berjongkok menyamakan tinggi nya dengan Catreena. Ia menatap putrinya dengan hangat beserta senyuman.

"Sayang, baik baik ya sekolah nya. Nanti pulang sekolah kita jenguk Papa di rumah sakit, tapi adek harus fokus belajar dulu. Oke sayang?"

"Okey, Mommy."

Daniel masuk rumah sakit akibat di vonis memiliki kanker otak dengan stadium akhir. Apalagi sejak 2 bulan yang lalu perusahaan miliknya harus gulung tikar dan menjual semua saham pada pengusaha lain, seluruh tabungan semasa berjaya dulu terpaksa harus di gunakan untuk membayar ganti rugi atas kebangkrutan pada beberapa orang yang menanam saham di perusahaan Nya.

Bahkan mereka harus meninggalkan Mansion dan tinggal di perumahan kecil. Seluruh pelayan yang bekerja di Mansion terpaksa harus mereka pecat akibat tak bisa lagi memberikan gaji. Hanya Bi Lastri yang saat itu janda anak satu yang rela bertahan tanpa harus di gaji oleh Karin.

Karin pulang setelah mengantarkan Catreena ke dalam kelasnya, ia mengendarai motornya ke sebuah toko kecil di pinggir jalan. Bukan toko besar, hanya sebuah toko kecil yang ia beli murah dengan uang tabungannya. Disana terdapat Bi Lastri yang sedang menjual sayur masak pada beberapa pelanggan yang syukurnya mau membeli di warungnya.

Karin memang membuka jualan sayur masak sejak 2 minggu lalu, untuk penghasilan mereka. Meskipun saat ini Daniel sudah tak memiliki hutang tapi tetap saja, Karin butuh lebih banyak uang untuk biaya rumah sakit suaminya.

"Laris, bi?"

"Syukur mba, laris hari ini."

"Alhamdulillah..."

Karin berjalan ke dapur toko, ia menggulung lengan bajunya bersiap untuk mencuci piring yang bertumpuk , belum tangannya menyentuh panci, Bi Lastri sudah menggagal kan perbuatan Karin, "biar Bibi aja mba. Mba di depan saja jaga toko."

Karin terdiam sebentar, ia lalu mengangguk. "Terimakasih banyak ya, bi."

"Sama sama mba..."

Tak hanya menjual sayur masak, Karin juga membuat pesanan kue dari beberapa orang yang mengenal nya. Ia juga kerap tak tidur karena harus menyelesaikan pesanan kue semalaman.

••••

Sedangkan disisi lain, Catreena duduk tenang di bangkunya. Bibir nya spontan tersenyum ketika menemukan sosok teman yang selalu bersama nya.

CatreenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang