Happy reading. 💚
JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT.
Typo tolong kasih tanda ya.
Saat memasuki tempat mencari cincin, Aeri terheran-heran karena penjagaanya yang cukup ketat. Bisa dilihat banyak lelaki berbadan besar berbaju hitam yang berdiri di depan maupun di dalam toko. Wajah mereka sangat menyeramkan menurut Aeri, lebih menyeramkan dari wajah kakaknya saat marah.
Aeri berjalan masuk mengikuti langkah Dirga, saat Aeri sibuk melihat orang-orang berbadan besar itu karena mereka juga terus menatap Aeri tajam tanpa disadari Dirga sudah berhenti tepat di depannya dengan tiba-tiba membuat kepala Aeri terkatuk pada punggung lebar pria itu.
"Aww"
"Eh mana yang sakit?" ucap Dirga yang langsung mengelus kepala Aeri lembut.
"Eh emm gapapa kok."
Dirga terus mengelus kepala Aeri sesekali membenarkan rambutnya yang sedikit acak-acakan dan bergumam kecil agar Aeri berhati-hati.
"Permisi tuan dan nona, mari saya sudah menyiapkan pilihannya." Ucap salah satu pelayan toko yang mempersilahkan Aeri dan Dirga.
"Kamu pilih aja yang kamu suka."
"Gapapa emangnya kak? Kalo kakak gak suka gimana?"
"Apapun pilihan kamu pasti saya suka." ujar Dirga dengan menatap Aeri.
Aeri langsung melihat-lihat cincin yang berjajar seperti sudah disiapkan dan hanya tinggal memilih saja, tapi tatapannya bukan jatuh pada cincin. Aeri malah menatap sebuah kalung dengan liontin yang cukup familiar menurutnya.
"Aeri?"
"Eh iya kak? Emm saya suka yang ini." Aeri terkesiap gadis itu dengan cepat menunjuk salah satu cincin pada pelayan tadi.
"Yaudah saya ambil yang ini." ucap Dirga pada pelayan toko tadi.
Dirga yang melihat Aeri terus menatap sesuatu, langsung mengalihkan atensinya pada apa yang Aeri lihat. Sebuah kalung dengan liontin berbentuk bunga mawar, rasanya mata Aeri seperti berbinar melihat kalung itu.
"Kenapa?"
"Gapapa kok kak."
Setelahnya Aeri langsung keluar meninggalkan Dirga sendiri di dalam, Aeri cukup malu saat tertangkap basah menatap kalung tadi pasti wajahnya sangat jelek dan itu memalukan.
Dirga yang melihat Aeri berjalan keluar langsung terkekeh kecil menatap punggung gadis itu yang semakin menjauh.
Dirga masuk ke dalam mobil yang sudah ada Aeri di dalamnya, Aeri menyibukkan diri dengan ponselnya sesekali terkekeh kecil. Membuat Dirga ikutan terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEERAERIN [Completed]
General FictionSelalu terjerumus ke dalam lubang yang sama, sama-sama gelap tidak ada penerangan. Aeri tidak paham, kenapa dirinya yang harus memiliki cerita seperti ini. Kadang gadis itu bertanya-tanya, apa dosa yang pernah dia lakukan dulu. Atau para leluhurnya...