Papa

35 12 24
                                    

HAPPY READING YUHUW!💚

Aku berharap mood kalian selalu bagus ya kaya moodku hari ini hahaha.

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT SIS!.

Typo kasih tanda.

Typo kasih tanda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"Makasih om, sampai om bohong kalo Aeri anak om." Aeri memakan ice cream-nya disana.

Gadis itu duduk dikursi taman dengan nyaman, memakan ice cream yang dibelikan maereo.

Maereo, lelaki itu berdiri tidak jauh dari Aeri dan papanya.

"Sekali lagi makasih ya om, walau tetap aja Aeri dikeluarin dari sekolah." Aeri berucap lagi, papa maereo hanya menatapnya saja disana. Sejauh ini Aeri belum mendengar suaranya lagi.

Sanggahan papa Maereo tidak berpengaruh apapun, kepala sekolah tetap bulat pada keputusannya. Pria paruh baya itu bilang Aeri tidak bisa meneruskan sekolah disana, padahal jika dihitung tinggal menghitung bulan Aeri lulus sekolah.

Nyonya Sanza, mama Rey yang memberikan perintah pada kepala sekolah. Entah apa alasannya Aeri-pun tidak tau, kepala sekolah tetap bungkam saat ditanyai alasan Aeri dikeluarkan.

Bahkan papa maereo sempat meninggikan suara, dia bilang alasan pribadi tidak boleh dibawa pada ruang lingkup pekerjaan. Sejauh ini Aeri tidak membuat masalah dan namanya tidak terdaftar dalam buku hitam guru, jelas papa maereo marah.

Anak baik-baik dikeluarkan dari sekolah begitu saja, itu tidak adil.

"Saya tidak berbohong."

"Hmm?" Aeri menatap papa maereo dengan mata bulatnya, gadis itu menghentikan jilatan di ice cream-nya.

"Saya tidak berbohong Aeri." ulangnya lagi.

"Aeri gak ngerti om."

"Lupakan, habiskan ice creamnya setelah itu cepat pulang ya." pria paruh baya itu berbicara dengan cepat, membuat Aeri mengangguk pelan.

"Gua anterin lu pulang."

Terlihat maereo menghampiri mereka.

"Gwak wusah." Aeri sulit berbicara pasalnya di dalam mulutnya ada potongan ice cream yang membuat mulutnya kedinginan.

"Gak boleh ngomong pas makan." Sahut maereo.

Lelaki itu mendudukkan tubuhnya di sisi Aeri membuat Aeri tergeser cepat ke arah samping, posisinya Aeri menjadi duduk di anTara maereo dan papa__ maereo.

"Apaan sih lu, sempit sempit!"

"Pegel gua berdiri terus dari tadi, bukannya bilang makasih malah siksa gua lu."

Tak.

Maereo menjitak kepala Aeri pelan tapi gadis itu sempat meringgis membuat papa maereo menatap anak lelakinya itu dengan tajam.

LEERAERIN [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang