Happy reading!💚
JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT.
Typo kasih tanda ya.
Sedang terjadi baku hantam di depan gedung kumuh terbengkalai, mereka saling memperlihatkan kekuatan seakan tidak ingin kalah. Siapa yang ingin kalah? Kalah artinya mati, jadi sebisa mungkin mereka mempertahankan diri.
Jeffrey melempar pistolnya, pria itu berdesis kesal karena pelurunya habis.
Tidak ada cara lain baginya, tetap maju ke depan dengan tangan kosong. Mundur itu artinya pencundang dan mengaku kalah, jadi mau tidak mau Jeffrey terus maju.
Lawan mainnya tersenyum sinis melihat Jeffrey yang berjalan menghampirinya dengan tangan kosong, pria itu ikut melempar pistolnya ke arah samping.
"Well, aku rindu meninju wajahmu itu."
"Yaza bodoh." Desis Jeffrey, membuat pria yang dipanggil Yaza itu tertawa terbahak-bahak.
"Aku bodoh? Kau yang bodoh Jeffrey, ingin melawanku dengan tangan kosong. Aku bisa saja memakai senjataku untuk membunuhmu, tapi rupanya tanganku ingin bermain-main terlebih dahulu."
Pria itu menatap Jeffrey remeh, berbeda dengan Jeffrey yang menatap Yaza dengan tatapan datar tanpa ekspresi.
Tangan Jeffrey menggepal kuat saat dirinya sudah tepat berada di depan Yaza, urat-urat tangannya terlihat jelas disana.
"Kau akan selamat jika memberitauku dimana Yakuzy." Ucap Jeffrey disana.
"Kau pikir aku akan memberitaumu? Oh tentu tidak semudah itu." Yaza melayangkan tinjuannya pada Jeffrey, dengan cepat pria itu menangkis tangan Yaza yang tepat berada di depan wajahnya.
"Yakuzy pecundang ternyata, dia lebih memilih bersembunyi. Sampai kapan dia akan terus berlindung dibalik punggungmu itu?" Jeffrey memutar tangan Yaza membuat pria di depannya sedikit meringgis, tapi setelahnya Yaza tertawa kembali.
Yaza adalah tangan kanan Yakuzy, seperti Tara yang selalu ada untuk Jeffrey. Namun kali ini Tara tidak ada disana, Jeffrey menyuruh Tara berjaga di mansion takut-takut jika mereka sedang dikelabui. Apalagi di mansionnya ada Aeri, semua musuh Jeffrey sudah tau siapa Aeri.
Ya rencananya berhasil membuat semua musuh tau Aeri adalah bagian dari Jeffrey, seperti yang dia mau.
"Aku mencari Tara, dimana dia?" sahut Yaza disana saat tangannya sudah terlepas dari genggaman Jeffrey.
Bugh!
Tanpa menjawab Jeffrey menonjok pipi sebelah kiri Yaza, membuat wajah pria itu berpaling. Darah segar keluar begitu saja dari bibir Yaza, pria itu dengan tenangnya menjilat darah sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEERAERIN [Completed]
Fiksi UmumSelalu terjerumus ke dalam lubang yang sama, sama-sama gelap tidak ada penerangan. Aeri tidak paham, kenapa dirinya yang harus memiliki cerita seperti ini. Kadang gadis itu bertanya-tanya, apa dosa yang pernah dia lakukan dulu. Atau para leluhurnya...