You and I are done

33 10 29
                                    

Yow happy reading!💚

HEY JANGAN LUPA VOTE VOTE VOTE VOTE VOTE KALO UDAH BACA ATAU SEBELUM BACA, JANGAN JADI PEMBACA GELAP🥺

Kalau ada kesalahan dalam penulisan tolong kasih tau aku.🤗

Aku lagi kejar target nih haha pengen Leeraerin cepet tamat.

Kira-kira mending dicepetin atau dilambat-lambatin aja menurut kalian?

Kira-kira mending dicepetin atau dilambat-lambatin aja menurut kalian?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Seperti biasa, pagi ini Aeri pergi ke sekolah. Tentu berangkat bersama Jeffrey dan Tara, sebelum pergi tadi entah angin darimana Jeffrey tiab-tiba memberikan blackcard-nya pada Aeri.

"Habiskan." begitu katanya.

Tentu dengan senang hati Aeri menerimanya, siapa yang akan menolak jika diberi blackcard. Tentu orang bodoh menurut Aeri, siapa yang bisa menolak uang di dunia ini.

Aeri bersenandung kecil memasuki kelas, tapi langkahnya tertahan saat ada Rey yang berdiri tegap di depan pintu masuk. Lelaki itu yang awalnya diam dengan kedua tangan dilipat di depan dada tapi dengan cepat membenarkan posisinya saat melihat Aeri.

"Selamat pagi pacar Rey."

Aeri mengedarkan pandangannya ke segala arah guna menghindari mata indah Rey, kedua tangannya terkepal di sisi tubuh dengan sedikit gemetar. Aeri tidak kuat menahan gejolak dihatinya, semuanya tercampur. Rindu, sayang, dan sakit.

"Udah sarapan belum?"

Bukannya menjawab Aeri malah menatap Rey datar, lalu berjalan perlahan ke arah depan ingin memasuki kelas tanpa menghiraukan lelaki di depannya.

"Ri, tolong bicara jangan diem gini." Rey menggeram disana, tangannya menahan lengan Aeri.

"Lepas."

"Gak, kita bicara."

Rey menarik Aeri begitu saja, meninggalkan kelas. Membawa Aeri ke arah rooftop, mereka memang perlu bicara. Rey tidak ingin terus dihantui rasa penasaran dan bingung, dirinya benar-benar tidak mau dijauhi Aeri seperti itu. Rasanya tidak nyaman dan sakit.

"Jangan gini ya Ri, pulang." Rey menggenggam tangan Aeri erat.

"Pulang kemana?"

"Apartement kita."

Aeri menggelengkan kepalanya cepat, kejadian saat mama Rey datang menghampirinya kembali berputar. Ucapan nyonya Sanza tentang bundanya kembali membuat darah Aeri mendidih disana.

"Kenapa? Aku ada salah? Coba kamu bilang salahku dimana, jangan gini by." suara Rey melembut, Rey menahan dirinya. Lelaki itu berusaha bersabar.

"Kita udahan, aku mau putus."

LEERAERIN [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang