Happy reading.💚💚💚
Semoga hari kalian baik ya.
JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT.
Typo kasih tanda.
"Barusan habis dari mana?" suara Maereo membuat Aeri menoleh padanya.
"Aeri habis bikin tattoo hehe." Cengiran Aeri tidak mempan bagi Maereo, lelaki itu dengan cepat menautkan kedua halisnya.
"Lu tattooan? Aeri apa-apaan sih lu!"
"Lah kenapa, suka-suka gua dong."
"Dang dong dang dong, mana sini lihat."
"Eitt gak boleh, ini rahasia!" Aeri dengan cepat memutar tubuhnya saat Maereo ingin meraih tangannya untuk mendekat.
"Beneran lu?" tanya Maereo yang masih tidak percaya.
"Iya bawel banget sih."
Maereo hanya bisa pasrah, lagi pula sudah terlanjur. Tadinya Maereo kaget karena pasti proses membuat tattoo tidak mudah, akan sakit juga rasanya.
"Palingan juga tattoo yang tahan seminggu."
"Sembarangan lu! Lu kira tattoo yang ada dipermen karet apa."
"Lu mau pergi sekarang? Gak mau nginep lagi disini?" Maereo seperti enggan melepas Aeri.
"Gua akan tinggal disini selamanya, sama lu. Tapi ada beberapa hal yang harus gua selesaikan dulu, gapapa kan?"
"Gapapa, asal itu gak membahayakan diri lu."
Aeri mengangguk sakan meyakinkan, gadis itu pamit pergi meninggalakn Maereo sendiri di rumah megahnya.
Aeri memutuskan akan menyelesaikan masalahnya satu persatu, jika dibiarkan Aeri kelimpungan karena masalahnya terus saja berdatangan tanpa jeda.
Tujuan pertama Aeri yaitu Ersan.
Aeri sudah menghubungi Ersan terlebih dahulu, gadis itu tidak akan mungkin datang ke basecamp Ryhades. Jadi Aeri dan Ersan menentukan tempat untuk mereka mengobrol.
Tempat ice cream, tentunya Aeri yang memutuskan tempatnya.
Setidaknya saat Aeri merasa bebannya berat ada ice cream yang menjadi pelarian semenTaranya.
"Sorry gua telat, Maereo sempat nahan gua pergi."
"Santai Ri gapapa, mau pesan dulu?" tanya Ersan dan dijawab anggukan kecil Aeri.
"Jadi apa yang mau lu tau?" Ersan menyandarkan bahunya pada kursi.
"Kalian."
Ersan mengangguk kecil, lelaki manis itu paham kemana maksud ucapan Aeri.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEERAERIN [Completed]
General FictionSelalu terjerumus ke dalam lubang yang sama, sama-sama gelap tidak ada penerangan. Aeri tidak paham, kenapa dirinya yang harus memiliki cerita seperti ini. Kadang gadis itu bertanya-tanya, apa dosa yang pernah dia lakukan dulu. Atau para leluhurnya...