Happy reading! 💚
JANGAN LUPE VOTA DAN COMMENT.
Kalau ada kesalahan dalam penulisan kasih tanda ya. 😗
Aeri terlihat bosan, setiap harinya hanya rebahan. Sudah terhitung satu minggu dirinya menghindar dari semua orang, bahkan dari kelima sahabatnya. Aeri tidak sekolah, dia membolos entah apa tanggapan guru-guru saat tau Aeri tidak masuk tanpa keterangan. Padahal di kelas dirinya yang memegang absen.
Walau rebahan sudah menjadi passion-nya tapi kali ini berbeda, entah kenapa Aeri merasa bosan.
Gadis itu memutuskan keluar kamar, menuruni anak tangga sambil bersenandung kecil. Selama satu minggu tinggal di mansion Jeffrey semuanya terlihat baik, menerima Aeri layaknya salah satu keluarga Jeffrey. Aneh memang, Aeri sempat berpikir ada hal yang janggal. Namun saat mendengar cerita bi Asih__ bibi pelayan yang sering mengajak Aeri bicara tentang Jeffrey rasa aneh dan hati yang menjanggal Aeri tepis dengan cepat.
Aeri menyimpulkan Jeffrey adalah orang baik yang mau membantunya, Jeffrey begitu dermawan. Tanpa Jeffrey entah menjadi apa Aeri saat ini.
"Bi Asih buat apa tuh?"
"Hallo cantik, bibi lagi buat cake." bi Asih terlihat menyambut Aeri dengan senang, selama Aeri tinggal disana. Aeri dikenal sebagai gadis yang ceria dan kadang berisik. Membuat suasana yang berbeda tercipta di mansion Jeffrey, mansion yang awalnya selalu hening dan penuh ketegangan kini sedikit berubah.
Bi Asih dan beberapa pelayan disana begitu bersyukur atas kehadiran Aeri.
Padahal Aeri yang disana berbeda sekali dengan Aeri yang berada di mansion ayahnya, Aeri hanya akan terlihat ceria dan berisik jika bersama bi naya, kelima sahabatnya dan juga Rey. Selebihnya Aeri banyak diam.
"Yang itu buat siapa?" Aeri menunjuk cake yang sudah ditata di atas nampan beserta satu minuman.
"Tuan" jawaban singkat yang Aeri dapat membuat gadis itu sedikit mengernyit, ada sahutan tidak suka dari salah satu pelayan disana.
"Sini biar Aeri yang kasih."
"Biar saya saja nona." wanita yang mungkin seumuran Jeffrey Aeri rasa, terlihat memandang Aeri dengan tatapan tidak bersahabat.
Aeri meralat ucapannya tadi, tidak semua menerima Aeri dengan baik ternyata.
Terlihat dari tatapan wanita itu, sedikit membuat aeri kesal juga.
"Gapapa Aeri aja, sekalian ada yang mau Aeri omongin sama kak Jeffrey." Aeri mengambil nampan itu dengan cepat, lalu beranjak pergi begitu saja.
Aeri memang tidak berbohong dirinya ingin membicarakan sesuatu dengan Jeffrey, setiap kali Aeri menunggu Jeffrey pulang dirinya selalu ketiduran. Hari ini hari libur, walau biasanya Jeffrey sering bekerja dihari libur. Aeri memanfaatkan situasi, sebelum Jeffrey pergi bekerja setidaknya dia sudah menyampaikan sesuatu pada Jeffrey.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEERAERIN [Completed]
Fiksi UmumSelalu terjerumus ke dalam lubang yang sama, sama-sama gelap tidak ada penerangan. Aeri tidak paham, kenapa dirinya yang harus memiliki cerita seperti ini. Kadang gadis itu bertanya-tanya, apa dosa yang pernah dia lakukan dulu. Atau para leluhurnya...