Itu gua

43 8 20
                                    

Happy reading semua. 💚

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT.

Typo kasih tanda ya.

Typo kasih tanda ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Aeri termenung menghiraukan kelima sahabatnya yang sibuk dengan kegiatan mereka, Sera yang mengajak Aeri berbicarapun hanya dijawab anggukan.

Moodnya pagi ini benar-benar jelek sekali, Aeri pergi bersama Dirga tidak bersama Rey seperti biasanya. Kekasihnya itu lebih memilih pergi lebih dulu meninggalkan Aeri, bahkan Rey tidak menyetuh sarapannya.

Sebegitu marah dan bencinya Rey pada Aeri?

Aeri benar-benar dilanda rasa bingung, sedih, marah, dan takut. Hatinya tidak karuan.

Langit yang cerah bahkan tidak dapat membuat mood Aeri berubah, biasanya langit yang cerah dan terlihat indah bisa mengembalikan mood Aeri. Kalau tidak gadis itu akan sebentar melupakan masalahnya, tapi kali ini entah kenapa moodnya tidak bisa membaik.

"Ri jadi gitu Ri, menurut lu giman—yeu si dodol Garut gua ngomong dari tadi, WOY AERI LEERAERIN!"

"Anjir biasa aja dong gua gak budek ya." sahut Aeri saat Caemin berteriak tepat ditelinganya, Aeri yakin telinganya memerah karena saat Caemin berteriak telinga Aeri rasanya berdengung dan panas.

"Gak budek pantat lu! Gua ngomong dari tadi gak lu sahutin."

"Oh iyakah?"

"Ih iyikih nyenyenye."

Plak!

Melihat Caemin yang meledeknya tentu Aeri kesal, ditambah kesal dengan telinganya yang masih terasa panas membuat Aeri dengan cepat melayangkan tepukan keras dilengan Caemin.

"Nor emang kalo pembisnis suka banyak musuh ya?" ucap Aeri tiba-tiba membuat Nora yang tadinya sibuk dengan ponsel langsung mengenyit dan menatap Aeri aneh.

"Kenapa emangnya?"

"Nanya doang gua, lu kan dipublish gitu sama keluarga lu ya--"

"KELUARGA LU DISERANG RI?" Teriakan Nora membuat sahabatnya yang lain terperanjat kaget.

"Jir beneran Ri? Lu gapapakan?" kali ini suara Sera yang mengalun ditelinga Aeri.

"Lu bertiga gak usah ngomong." ucap Aeri saat melihat Usilya, Deera dan Caemin sudah membuka mulut ingin bicara. "Bukan gua, temennya kak Gara."

Terlihat helaan nafas dari kelima sahabat Aeri.

Buset nafas aja barengan, Aeri terkekeh kecil melihat tingkah kelima sahabatnya.

"Gak semua sih ri, tapi kalo orang itu orang yang berpengaruh banget dibidang bisnis ya biasanya gitu. Saingan di dunia kerjanya banyak." jelas Nora tapi sayangnya Aeri seperti tidak puas degan jawaban Nora membuat dia kembali bersuara.

LEERAERIN [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang