Happy reading. 💚
JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT.
Typo kasih tanda.
Undangan sudah disebar luas, walau ini hanya pertunangan tapi tetap saja Aeri rasa acaranya sama megahnya dengan acara pernikahan. Terlihat jelas dari tema undangan yang sedang Aeri pegang disana sangat elegant dan mewah, belum lagi kemarin Aeri sempat melihat dekorasi yang hampir selesai di kediamannya.
Gadis itu memutuskan acara dilaksanakan di kediamannya karena tidak mau menanggung resiko, jika acaranya di luar Aeri takut ada salah satu orang yang mengenal Aeri dan membuat masalah baru nantinya.
"Ri, ini beneran tiga hari lagi?"
"Buta mata lu? Itu tanggal berapa lihat."
"Yeu sewot lu!" Sera menoyor kepala Aeri pelan, salah Sera juga memang dengan kondisi seperti ini tentunya Aeri sedang sensitive.
Sangat sensitive.
"Gua pulang, gua titip undangan buat Caemin, Nora sama Deera."
"Wahh sahabat kita sold out duluan ternyata." lirih Usilya yang masih bisa terdengar oleh Aeri disana.
Tanpa banyak bicara Aeri pergi begitu saja, bukan apa-apa Aeri takutnya jika berlama-lama dengan sahabatnya itu Aeri tidak bisa membendung lagi tangisnya. Takut Aeri menangis dan membuat mereka khawatir, sudah cukup bagi Aeri dirinya banyak sekali merepotkan kelima sahabatnya.
Semalaman Aeri menangis meratapi nasibnya moodnya benar-benar tidak baik, lelah menangis ternyata tidak membuahkan hasil. Hal itu tetap akan terjadi.
Aeri bahkan beberapa kali meminta tolong pada Tuhan, jika Tuhan tidak menolongnya secara langsung Aeri berharap Tuhan menolognya lewat perantara orang lain.
Aeri memutuskan pergi ke taman dari pada pulang ke mansionnya, gadis itu mendudukkan bokongnya pada kursi taman dengan sekali hentakan. Hembusan napasnya terdengar berat sekali, Aeri mengusap wajahnya dengan kasar lalu setelahnya menyandarkan punggung kecilnya begitu saja.
"Berat banget ya?"
Aeri dengan spontan menoleh saat rungunya mendengar suara dari arah samping.
"Nih makan."
Ice cream dan MAEREO!
"Gak usah, makasih."
Ck!
Maereo terdengar berdecak di samping Aeri, lelaki itu mendudukkan tubuhnya di samping Aeri dan menarik tangan Aeri agar menggenggam ice cream yang dia sondorkan tadi.
"Makan, gua gak nerima penolakan." ucapnya membuat Aeri terpaksa menerima ice cream dari lelaki itu, memakannya dengan pelan diiringi tarikan napas pelan Seraya sedang menenangkan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEERAERIN [Completed]
Ficción GeneralSelalu terjerumus ke dalam lubang yang sama, sama-sama gelap tidak ada penerangan. Aeri tidak paham, kenapa dirinya yang harus memiliki cerita seperti ini. Kadang gadis itu bertanya-tanya, apa dosa yang pernah dia lakukan dulu. Atau para leluhurnya...