Selamat membaca. Tolong, jangan jadi reader silent, ya!
♡♡♡
"Nabel?" gumam Alvarez, dia membeku ditempatnya berdiri.
Yura menatap hal berbeda dari wajah laki-laki itu, kali ini tidak datar melainkan ada warna dari ekspresi yang diperlihatkan. Ia bergerak mundur ketika Alvarez terus mendekat, perlakuan yang sedikit aneh membuat yang lain ikut kebingungan. Yura tersentak kaget ketika tangannya ditahan lalu matanya membola ketika Alvarez memeluknya.
Kejadiannya sangat cepat, ya, Alvarez memeluk Yura di hadapan teman-temannya. Pelukan yang hampir 5 tahun dirindukan, dinantikan dan diharapkan.
Tubuh Yura menegang, kaku. Ingin mendorong dada Alvarez tiba-tiba mendengar laki-laki itu berkata semakin aneh.
"Gue kangen lo, Bel," ungkap Alvarez dalam pelukan.
"Bel?" batinnya mengerutkan kening.
"Woi, Rez. Lo kesambet setan apa, hah?" Jeno berusaha melepas pelukan dua orang itu. "Kira-kira lah, baru semenit yang lalu lo ketus sama Yura dan sekarang lo peluk dia?"
"Mandala penuh cctv, bisa mampus kalau lo disangka pelecehan seksual sama cewek," sosor Cakra. Tepat di atasnya ada kamera cctv yang merekam aksi kurang ajar sahabatnya, ia tidak ingin berurusan dengan guru BK apalagi Pak Joko.
"Lepas, Rez. Kalau akun lamtur Mandala ngeliat, bisa trending satu nama lo," tegur Jeno tetapi tidak dihiraukan.
Alvarez menangkup wajah Yura, menyelami netra perempuan itu. "Lo apa kabar, Bel? Gue setengah gila cari-cari lo selama ini."
Jeno syok, membulatkan matanya. "Bentar-bentar, ini gimana maksud lo, Rez?"
"Lo panggil dia apa? Bel? Gue nggak salah dengar?"
Alvarez beralih menatap Jeno. "Dia Nabel, perempuan yang kita cari selama ini."
"Anjir, bulu kuduk gue langsung berdiri, merinding." Cakra memperlihatkan bulu tangannya kepada mereka. "Bohongan apa serius sih? Gue udah mau percaya sama omongan lo."
"Serius, gue nggak mungkin salah," jelas Alvarez.
"Buktinya apa?" tanya Ghazi.
"Jangan asal menyimpulkan cuma karena dia pakai jaket milik almarhum, kita perlu bukti yang bukan hanya barang tapi juga ciri fisik lainnya," tambah Ghazi, ia merasa ada yang janggal, dari tahun ke tahun mencari Nabel tapi tidak pernah mendapat informasi, dan sekarang tanpa melalukan apa-apa, perempuan itu muncul di depan mata.
"Ghazi benar, Rez. Mungkin aja cuma mirip," timpal Cakra. "Dia aja selama ini menghilang dan nggak mau ditemukan, aneh kalau tiba-tiba ada di depan mata kepala kita."
Alvarez menggeleng, tetap yakin pada firasatnya. "Dia Nabel, sekalipun jaket yang dia punya cuma mirip, itu mustahil. Jaket ini nggak semata-mata bisa ditiru."
Sulit sekali dipercaya, Ghazi meminta Yura melepaskan jaket itu lalu melihatnya secara cermat, bahkan mereka melakukannya secara bergilir untuk memastikan keaslian jaket tersebut.
Dejavu, mereka sama-sama teringat pada kenangan di masa lalu, hanya dengan menyentuh jaket kulit itu, almarhum sahabatnya seperti hidup kembali dan ada di tengah-tengah mereka.
"Sekarang, lo semua percaya sama gue?"
"NABEL MY BEST FRIENDS!" teriak Jeno menghambur ke pelukan Yura.
KAMU SEDANG MEMBACA
Calveraz
Teen FictionFOLLOW SEBELUM MEMBACA!!! Cerita ini mengandung kata-kata kasar, Action, dll. Bijak dalam membaca❗ TERBIT‼️ "Jangan buat gue hilang kontrol, Aileen!" "Maaf." "Jangan pernah main-main sama dunia gue!!" **** Tentang perempuan sedang berusaha menda...