"You lose me, and i never go back to you, sekalipun itu jika kamu berlutut di depan ku suatu saat nanti"
🦋
Selamat Membaca. Tolong, Jangan Jadi Reader Silent, Ya!
♡♡♡
"Makasih ya, lo udah nganterin gue pulang," kata Aileen berdiri di depan pintu rumahnya. Revan mengantarkannya pulang dengan selamat.
"Mau masuk dulu?"
"Tawaran minumnya nggak sekalian?"
Revan bersandar di samping pintu dengan alis terangkat satu.Aileen membuang nafas, matanya berputar malas. "Mau minum apa, Tuan Revan?"
Sudut bibir laki-laki itu terangkat ke atas, tanda salah tingkah dengan penyebutan namanya di bibir Aileen. "Emang lo mau menuruti kemauan gue?"
"Adanya air putih doang sih, masih mau mampir?"
"Nggak masalah, gue sebagai tamu nggak akan banyak mau sama sang pemilik rumah," kata Revan seraya mengacak gemas rambut Aileen.
"Lo benar, Van. Gue nggak bisa menyamaratakan sifat manusia, lo beda dari Alvarez."
"Calveraz dibentuk atas dasar sifat manusia berbeda-beda, bukan berarti satu brengsek, semua brengsek."
"Gue juga punya sifat itu, gue brengsek di mata orang yang nggak suka sama gue. Mendengar cerita orang yang faktanya gue nggak begitu."
Membenci orang hanya lewat perkataan, itu ada nyatanya!
"Sakit dibalas maaf itu adil nggak?" tanya Aileen, keduanya masih tetap berada di depan pintu.
"Perasaan manusia tidak semurah itu, Aileen." Revan menatap lekat. "Hati lo yang udah disakiti, menerima penderitaan, itu nggak bisa lo buat utuh lagi, hati lo udah terluka dan luka itu sendiri belum tentu bisa sembuh dengan pengobatan orang yang sama."
"Bukannya, obat paling ampuh itu kembali sama dia?" Pertanyaan bodoh.
"Lo mau mengulangi adegan yang sama, sama dia? Lo mau menghabiskan waktu hanya untuk memanusiakan manusia yang selalu menciptakan lubang luka di hati lo? Lo mau itu? Lo yakin bahagia sama dia?"
Aileen terdiam, tertegun dengan perkataan laki-laki di hadapannya. Benar, tidak semua hal di dunia ini bisa diperbaiki dengan kata maaf dan permohonan ampun. Akan sangat tidak adil bagi korbannya dan akan menyenangkan bagi pembuatnya.
Tidak! Itu tidak bisa!
"Pikiran lo kacau hari ini, mau gue bantu senang lagi?"
Secepat mungkin mengalihkan topik, tidak seharusnya apa yang telah selesai mendapat tempat pembahasan, selesai itu berakhir dan berakhir berarti tidak perlu dipikirkan dua kali.
"Dengan cara?"
"Kita masuk dulu, lo mau biarin gue mati berdiri di depan pintu, hm?"
Arrggh ... jantung Aileen sedang tidak aman sekarang, mata pekat Revan bagai mata penakluk cinta.
"Sialan, lo nggak perlu melayangkan tatapan itu ke gue." Aileen berusaha mengatur ekspresi wajahnya.
"Kenapa? Takut suka?"
"Nggak," jawabnya cepat.
"Suka itu manusiawi, Aileen."
"Emang bisa habis putus langsung punya perasaan sama orang lain? Itu sih brengsek namanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Calveraz
Teen FictionFOLLOW SEBELUM MEMBACA!!! Cerita ini mengandung kata-kata kasar, Action, dll. Bijak dalam membaca❗ TERBIT‼️ "Jangan buat gue hilang kontrol, Aileen!" "Maaf." "Jangan pernah main-main sama dunia gue!!" **** Tentang perempuan sedang berusaha menda...