26. Pusat Jatuh Cinta

28.2K 2.7K 395
                                    

"Lakukan apapun jika menurutmu benar, karena bagiku penghianatan adalah kesalahan paling fatal!"

Selamat Membaca. Tolong, Jangan Jadi Reader Silent, Ya!

♡♡♡

"Gue, Darren sama Arsen sempat ke Jakarta buat ikut balap liar waktu itu. Awalnya, gue nggak mau karena gue pikir Mexcora akan bubar karena peringatan keras dari Bokapnya Darren."

"Tapi, keraguan gue dipatahkan karena nilai taruhannya yang nggak sedikit, 15 juta."

"Gue bahkan nggak pernah tanya siapa lawan gue, tiba-tiba saat di mana acara balap liar itu dimulai, ternyata lawan gue itu sahabat Darren, cowok kurang ajar yang dengan beraninya ngeremehin posisi gue."

"Cavero?" potong Dara. "Dia Cavero kan?"

"Iya, dia Cavero. Kesalahan terbesar gue harus jadi rival dia di arena dan parahnya Darren ngenalin gue ke cowok resek itu."

"Jangan bilang, lo ninggalin dia karena ego bukan logika?" tebak Dara tepat sasaran. Saat itu, Aileen masih menjalin hubungan dengan Juna, ya, ia sangat ingat sekali.

"Nggak suka sama orang itu banyak alasannya, salah satunya sikap dia yang menurut gue terbilang angkuh dan semua orang harus bertekuk lutut di bawah kekuasannya."

Aileen menyeruput es teh, ia merasakan segar di tenggorokannya dan itu membuatnya sedikit tenang. "Gue nggak suka sama cowok seperti itu, merasa tinggi sendirian dan menganggap orang lain adalah sampah."

Memanusiakan manusia adalah kewajiban yang harus dilakukan semua orang, tidak peduli suku, agama, dan ras, seperti istilah Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi tetap satu juga. Bagi Aileen yang paling tinggi derajatnya adalah Tuhan, bukan manusia. Sedangkan ia mengenal sosok Cavero penuh dengan kesombongan seolah semua perempuan berlari ke arahnya.

Ah, itu memang kebenaran. Darren pernah mengatakan kalau Cavero termasuk laki-laki dengan kadar ketampanan paling banyak suaranya, di sekolah menduduki urutan pertama.

Flashback On!

5 Tahun yang lalu ...

Suara klakson bersahutan mendominasi keramaian, banyak orang bersorak di tepi jalan menyemangati pemain yang akan balap liar malam ini. Sepasang rival berada di garis start bersiap-siap menancapkan gas, satu perempuan berpakaian sexy membawa bendera catur berdiri di hadapan mereka seolah memberi signal jika balap liar segera dimulai.

Dalam hitungan ketiga, dua motor itu melesat berbalapan dan berusaha saling mengalahkan. Seseorang duduk di atas motor sembari melihat nomor urut yang ia pegang.

4, Nabel mendapat nomor urut keempat dan setelah ini adalah gilirannya. Ia mengunyah permen karet lalu meniupnya membentuk balon kecil, itu ia lakukan berkali-kali karena jenuh  menunggu putaran terakhir pemain lain.

Perempuan itu berdecak pelan menyapu rata semua tempat yang jauh berbeda dengan kotanya. Ternyata, Jakarta tidak seperti apa yang ia bayangkan, banyak sekali perempuan nakal bergabung bersama laki-laki, bahkan secara suka rela menciumnya. Ini arena! Bukan club malam! Pikir Nabel.

"Lawan siapa?" tanyanya menyibak rambut ke belakang.

"Ada, dia ahabat gue dan lo pasti suka sama dia," jawab Darren.

Calveraz Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang