12. Awal Mula Permainan Untukmu

29.4K 2.3K 99
                                    

"Perasaan yang tanpa diminta hadir dalam hati justru membawa malapetaka lebih besar"

– Aileen


SELAMAT MEMBACA. TOLONG, JANGAN JADI READER SILENT, YA!

♡♡♡

"Oke, thanks informasinya. Kabarin gue kalau ada info lain tentang Blackcrow yang berkeliaran di sekitar Mandala. Lo jaga-jaga di sana, jangan lupa waspada dan hati-hati."

"Siap, Bang. Aman semua di sini, salam buat Bang Gibran, semoga cepat sembuh. Kita nyusul ke sana kalau masalah di sini udah beres." 

"Ok."

Selesai menutup panggilan telepon, Cakra memasukkan ponselnya ke dalam saku lalu menghampiri Alvarez di depan ruang perawatan. Mereka semua menunggu dengan cemas tak berhenti gelisah memikirkan kondisi Gibran ditangani para Dokter.

Saat tiba di rumah sakit tidak sedikit dari orang-orang terkejut mendapati pelajar SMA berlumuran darah hampir sekujur badan, mereka masih menggunakan seragam sekolah dengan logo dan badge SMA Mandala. Semua orang tahu bagaimana sekolah itu berkembang dan mengoleksi anak didik berprestasi. Namun, setelah menyaksikan apa yang mereka lihat muncul dugaan-dugaan baru hingga menggiring opini buruk tentang siswa SMA Mandala.

Alvarez tidak pernah memikirkan gunjingan di belakangnya. Ia menganggap orang-orang itu adalah anjing yang menggonggong meminta makan dan kebetulan tak ada yang peduli. Melihat Alvarez frustasi di depan pintu membuat Cakra mendesah berat.

"Mandala udah aman, Rez," kata Cakra memberitahu sesuai informasi yang dia terima.

"Laksanain perintah gue." 

"Sekarang?"

"Hm, lebih cepat lebih baik."

"Gimana kalau polisi masih ngintai kita semua? Sekarang bukan waktu yang tepat buat kita selesain masalah, mending cari aman dulu sampai semua kembali normal," sanggah berpikir rasional.

"Mereka nggak mungkin ada di markas, bakar dan buat peringatan keras di sana," titah Alvarez dingin. 

Cakra ingin memastikan. "Lo yakin?"

"Hancurin markas Blackcrow di daerah pasar seribu, gue kirim alamatnya ke nomer lo."

Cakra sedikit ragu tetapi juga ingin membalaskan dendam. Perasannya carut-marut antara tetap tinggal atau melakukan perintah Alvarez. Ini adalah kesempatan bagus karena pasukan Blackcrow tidak mungkin bersembunyi di dalam markas setelah terlibat tawuran besar, mereka pasti mencari tempat paling aman dan mulai menyusun strategi untuk kemudian hari.

"Gue sama siapa?"

"Bawa orang-orang dari luar sekolah kita."

"Preman pangkalan maksud lo?" tanya Cakra.

"Hm, gabungan geng motor dari bandung bukan pelajar sekolah tapi preman-preman dari pasar."

"Tapi, Rez. Terlalu berbahaya buat kita yang masih sekolah, kalau preman suruhan kita ketakap polisi, kelar kita semua," sahut Jeno.

"Justru karena kita masih sekolah bakal sulit buat bertindak, mereka punya cara lebih menarik dan bisa bantu kita balas dendam," tekan Alvarez menatap tajam.

"Kalau ini keputusan lo, gue nggak bisa bantah. Gue ikut gimana rencana lo berjalan." Tidak ada salahnya mencoba demi rasa sakit yang dirasakan oleh sahabatnya, Gibran.

Calveraz Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang