12 November 2016
Kau berada disisiku. Barangkali dalam pesanmu aku tidak tahu jika kau sedang menatapku penuh penyesalan, sayang ... Aku tahu, maka dari itu aku diam.
Kau selalu tak pernah kehilangan kata-kata saat bersamaku, bahkan saat aku berkencan dengan Jason, kau masih tetap memberikan senyuman terbaikmu dan menerima dengan lapang dada. Tapi hari itu, kau diam, dan kehabisan semua kalimatmu.
Sue, you know you can cry over my soulder and broke together right? Why are you using your mask? Why you choose to stay silent and leave me with no words?
Why?
I mean I know why, but why?
Yang aku tahu hari itu, kau adalah bajingan pengecut yang sialan. Kau bilang hari itu bukan waktu yang tepat untuk memperbaiki semuanya, Then when baby? At your fucking funeral?
Sometimes I just wanted to be mad, not at you but at myself. Aku tidak bisa memaafkanmu atas apa yang kau katakan tentang ibuku, tapi aku tidak bisa berhenti mencintaimu juga.
Aku menyukai Jason, tapi tidak sebanyak aku menyukaimu. Setiap kali aku menciumnya, selalu berakhir dengan penyesalan karena seharusnya hanya kau yang boleh menciumku.
Tapi hari itu, saat aku membutuhkan pelukanmu dan ingin menangis, kau benar-benar membalas semua perbuatanku dengan membelakangiku dan pergi.
What a romantic pain.
Sayang, 12 November 2016, saat kau berkunjung keruanganku, aku memang tidak bisa melihat, tapi aku tidak buta.
“Come on Kenya, kau harus menemani Amel membeli gaun pesta kami.”
Niall tidak pernah meninggalkanku sendirian dengan semua pikiran-pikiranku.
“Aku datang,” lantas segera bangkit dari meja kerja setelah sebelumnya menutup macbook dan menghabiskan matcha latte-ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
nostalgia h.s
FanfictionNostalgia, what a funny feelings. -Calamity 39 Email yang di terima Kenya Winter, lima tahun setelah kematian kekasihnya, Harry Styles.