Ep. 12 🛺

766 66 6
                                    

"Win, aku akan keluar sebentar, beberapa peralatan bebersih nya ada yang rusak jadi kamu tunggu sebentar ya."

"Eum baiklah, aku akan merapihkan country nya terlebih dahulu."

"Oke."

Fendy berjalan keluar dari restaurant melalui pintu belakang dan segera pergi mencari alat yang ia butuhkan. Sedangkan Win, ia menata beberapa peralatan makan seperti sendok, gelas, nampan, piring dan lain-lain. Karena ia sedang sendirian, suasana di dalam dapur menjadi sunyi dan Win mulai merasa merinding sehingga ia pergi untuk membuka jendela agar sinar matahari masuk ke dalam ruangan.

"Huft, begini lebih baik," ucap Win sambil berdiri di depan jendela kemudian melanjutkan perkerjaannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Huft, begini lebih baik," ucap Win sambil berdiri di depan jendela kemudian melanjutkan perkerjaannya.

Beberapa menit setelahnya, Win mendengar ada sebuah truk kecil yang berjalan masuk ke area depan restaurant. Ia melihat ke arah depan pintu dan ternyata benar, itu adalah truk yang membawa bahan makanan.

Segera setelah itu, Win membersihkan tangannya dan berjalan keluar melalui pintu belakang kemudian menemui supir truknya.
"Pak, ini untuk pasokan bahan makanan impornya?"

"Iya, bos menyuruhku untuk menyerahkannya kepadamu, apa itu benar?"

"Eum, bapak langsung lewat pintu samping saja dan ke gudang."

"Baiklah."

Pak supir mengemudikan truknya ke samping restaurant dan menurunkan bahan makanannya. Bahan makanan itu dibungkus dengan sterofoam lengkap dengan es sebagai pendingin untuk menjaga kesegaran bahan makanan yang berada di dalamnya.

Setelah beberapa menit, pak supir dengan pembantunya sudah menurunkan box makanan berjumlah 12 box berukuran sedang dekat dengan pintu masuk.
"Di sini saja?"

"Iya pak, saya akan mengurus sisanya."

"Baik, silahkan tanda tangan di sini dulu sebagai penerima," ucap bapak tersebut sambil menyodorkan papan berisi kertas dan pena kepada Win kemudian ia menandatanganinya.

"Sudah, terima kasih ya pak."

"Sama-sama, segera masukkan ke lemari pendingin agar tidak cepat membusuk."

"Baik pak."

Pak supir dan pembantunya kembali memasuki truk dan mengemudi pergi. Win menatap box-box yang sangat banyak itu dan menghela nafas panjang.
"Huft.. Aku harap Fendy segera kembali."

Sembari menunggu Fendy yang tidak kunjung kembali entah di mana ia membeli alat kebersihan itu, Win memindahkan beberapa box berisi bahan makanan tersebut ke dalam gudang dan menyusunnya di lemari es. Itu membutuhkan waktu yang lama, 10 menit telah berlalu dan Win hanya berhasil memindahkan 3 box.

Beberapa menit berlalu dan Win mendengar ada seseorang yang datang, itu adalah orang yang diharapkan hadir kurang lebih 4 menit yang lalu.
"Hei, kemana saja kamu, kenapa baru kembali?" tanya Win sedikit kesal.

"O-oh maaf, rantai sepedaku putus tadi."

"Hm, ya sudah kalau begitu tolong angkat box nya ke dalam, aku yang akan menyusunnya ke lemari pendingin."

"Okay."

45 menit berlalu dan mereka menyelesaikan pekerjaannya.

Win masih tidak mau membahas apapun yang terjadi kemarin. Ia rasa Fendy tidak perlu mengetahuinya dan Win berusaha bersikap seolah-olah semuanya baik-baik saja. Win memilih untuk menutup mulut tentang kejadian itu.

"Win, kita sudah menyelesaikan semuanya, kamu mau langsung pulang?"

"Sepertinya begitu, sudah tidak ada lagi kan?"

"Sudah, semuanya sudah selesai, aku juga sudah merapihkan country."

"Baiklah kalau begitu, ayo kita-"

*duar!!

Mereka berdua melihat ke arah pintu dapur yang terhubung dengan area makan pelanggan. Win dan Fendy menatap satu sama lain dengan perasaan sedikit gelisah kemudian memutuskan untuk keluar dari dapur menuju bagian depan restaurant.

Betapa terkejutnya Win ketika ia melihat bahwa orang yang pernah ia temui saat itu sedang terluka di bagian tangan kirinya. Ia terlihat sedang kesakitan sambil berlari dan menahan tangannya yang penuh dengan darah.

Tidak perlu berpikir terlalu lama, Win langsung menepuk bahu Fendy dan berkata,
"Ambil senjata darurat, aku akan menanganinya."
Fendy mengangguk dan berlari ke dalam.

*bugh

Bright terjatuh dan Win yang melihat itu pun langsung berlari mendekat tanpa pikir panjang. Ia menghampiri Bright dan mengalungkan tangan kanannya ke tengkuk Win dan membantunya berjalan ke arah restaurant agar lebih aman.

Salah satu orang yang mengejar Bright sudah sampai di area restaurant dan melihat targetnya sedang tidak berdaya sehingga itu adalah kesempatan emas baginya untuk mengeksekusi target. Pria tidak dikenal itu membidikkan pistolnya ke arah Win agar ia juga terjatuh dan..

*dor...

...

Ett, tembakannya meleset
(˵ ͡° ͜ʖ ͡°˵)

Beruntungnya Win yang sempat sedikit menunduk membuat peluru yang melesat dari pistol pria itu tidak mengenai dirinya. Bidikan kedua pun dilakukan pria itu tapi tepat sebelum ia menarik pelatuknya, darah sudah mengalir dari mulutnya.

Ya, Fendy menembaknya dari kejauhan. Tidak ada yang tau bahwa Fendy memiliki kemampuan menembak yang handal. Jarak dirinya dengan target kurang lebih 20 meter dan ia mengenainya tepat di sasaran.

Bright menoleh ke arah target tersebut yang sudah berlutut tidak bernyawa yang membuat Bright sedikit berjalan lebih lambat.
"Jangan menoleh ke belakang, kita harus bersembunyi dulu."

Bright menatap Win yang sedang berusaha membantunya berjalan dan sampailah mereka ke dalam restaurant. Mereka masuk dan Fendy masih tetap berjaga di luar memegang pistolnya untuk berjaga-jaga.

Sesuatu berjalan di luar dugaan, ada sekitar 3 sampai 4 orang yang menyusul pria yang baru saja dibunuh Fendy. Mereka semua mengejar Bright dan ingin membunuhnya.

Fendy yang kalah jumlah langsung ikut masuk ke dalam toko dan kakinya terpeleset sehingga membuat peluru yang akan mengenainya menjadi meleset dan menabrak dinding. Fendy segera bangun dan masuk ke dalam restaurant kemudian mengunci pintu dengan rapat.

Fendy membantu Win membawa Bright yang terus mengeluarkan darah dari tangan kirinya sehingga membuat dirinya semakin lama semakin lemah. Mereka bertiga berjalan dan sampailah mereka ke depan pintu dapur.

Ketiga orang yang mengejar Bright pun sudah sampai di depan pintu restaurant dan mendobrak masuk tapi mereka gagal sehingga mereka langsung menembak kunci pintu dengan pistolnya dan pintu itu terbuka.

*bruak!

"Angkat tangan!!" Teriak salah satu pria yang memegang pistol dan membidiknya ke arah Bright, Fendy, dan Win.

Kemudian..

To be continued..
Sebelum baca chapter selanjutnya, jangan lupa buat vote ya!! ^^ terima kasih!!

Exclusive Bodyguard || BrightWin [FR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang