Ep. 2 🛺

1.2K 94 1
                                    

Aku kembali memejamkan mataku sejenak dan mengatur nafasku agar aku bisa jauh lebih tenang. Sejujurnya suasana rumah sakit membuatku takut, bukan perihal hantu atau semacamnya tapi aku hanya tidak menyukai hal berbau obat dan penyakit.

'Huftt... Huhh...'

...

Disaat aku sedang fokus menghela nafas, aku mendengar seseorang membuka pintu dan itu membuatku kembali membuka mataku dan aku melihat seseorang yang menggunakan jas putih bersih berbadan tinggi, siapa lagi kalau bukan dokter.

Setelah membuka pintu perlahan, dokter tersebut masuk ke dalam ruangan ditemani oleh seorang suster cantik di belakangnya membawa sebuah papan yang berisi kertas laporan pasien. Dokter itu menghampiriku dengan tersenyum begitu pula Tante dan Keponakanku pun berjalan mendekat untuk mengetahui kondisiku.

"Bagaimana keadaanmu, apakah masih merasakan sakit di beberapa bagian atau semacamnya?" tanya Dokter perlahan kepadaku.

"Terkadang aku hanya merasa sedikit pusing di kepalaku, itu saja  dok," jawabku dengan jujur.

"Tidak apa-apa, itu hanya efek benturan yang cukup keras saat itu, kamu hanya perlu banyak istirahat setelah ini."

"Baik dok."

"Suster, tolong ambilkan obat yang sudah saya siapkan tadi lengkap dengan vitaminnya, saya akan mengecheck tubuhnya sebentar."

"Baik dok," ucap suster tersebut sambil meletakkan papannya di lemari samping tempat tidurku lalu pergi meninggalkan ruangan.

Dokter membuka kancing bajuku dan meletakkan ujung alat stetoskop ke telinga dan ujung lainnya ke dada dan perutku untuk mengecek denyut nadi dan pernafasanku. Setelah dirasa semua cukup normal, Dokter pun berbicara kepada tanteku kemudian meninggalkan ruangan. Aku mengancingkan kembali bajuku dan menunggu perbincangan tersebut selesai.

"Bagaimana kata dokter, tante?" tanyaku dengan lemas.

"Tidak perlu khawatir, semua baik-baik saja."

"Ngomong-ngomong, dimana paman? aku tidak melihatnya sejak aku tidur tadi."

Aku melihat gelagat atau perilaku aneh dari Tante dan Keponakanku saat aku menanyakan tentang paman.
"O-oh, paman tadi sedang melihat kondisi adikmu, tidak apa-apa."

"Lalu, kenapa kita tidak memesan kamar untuk satu keluarga saja?"

Rendy menjawabku dengan pintar.
"Hanya ini kamar yang tersedia saat kami melarikan kakak ke rumah sakit, jadi tidak ada pilihan lain selain dirawat secara terpisah."

Aku memilih untuk memercayainya karena saat itu aku merasa tidak ada alasan mereka untuk berbohong kepadaku.

Tidak lama setelah itu, suster pun datang membawa nampan berisi makanan lengkap dengan susu, obat, dan vitamin untuk menjaga daya tahan tubuhku. Regenerasiku terbilang cukup cepat sehingga tubuhku sudah diperbolehkan untuk mencerna makanan setelah kurang lebih 1 hari berpuasa setelah kejadian tersebut.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Exclusive Bodyguard || BrightWin [FR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang