Ep. 28 🛺

629 50 4
                                    

Perasaan bersalah dan pasrah masih menghantui pikiran Win. Setiap nafas yang ia hembuskan dipenuhi rasa penyesalan atas perilaku yang ia lakukan hingga menyebabkan adiknya terseret masuk ke dalam masalahnya.

Tapi sejujurnya, masalah kehadiran Vania berada di luar dugaan Win. Ia masih belum mengerti kenapa adiknya tiba-tiba bisa berada disini.

Bahkan sekarang pun, Win meragukan keselamatan adiknya. Ia terus mengutuk Dew dan Tu dengan kata-kata kasar akibat perilaku keji yang mereka lakukan.

Win, Bright dan Vania terkurung di penjara yang sama namun di ruangan yang berbeda-beda. Tentu akan membuat masalah bagi Dew jika mereka disatukan dalam ruangan yang sama bukan.

"Hiks~ kenapa aku begitu bodoh, aku tidak seharusnya mengikuti ajakan Bright saat itu. Harusnya aku bisa menolak." Win menutup fakta bahwa menolak ajakan Bright pun kemungkinan nyawa nya juga terancam.

**

"Win, sebagai pengawal yang baik. Di saat kita berada di situasi genting, tenangkan pikiranmu dan cari jalan lain. Pasti ada jalannya. Korbankan dirimu untuk menyelamatkan tuanmu, itu sudah menjadi tugas kita, ingat?"

**

Win mengusap air mata yang mengalir dari matanya dan mencoba memaafkan dirinya. Ia mengingat ucapan temannya bahwa merasa panik dan menyalahkan diri sendiri saat berada di medan tempur adalah sebuah kebodohan yang bisa mengancam nyawa.

Dengan jeli, Win melihat sekujur tubuhnya dan ia baru ingat kalau sedang memakai sabuk. Ia langsung melepas sabuk yang ia kenakan dan menggunakan ujung runcingnya sebagai alat untuk membuka kunci borgol.

Ujung runcing itu masuk dengan sempurna dan keberuntungan mulai berpihak kepadanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ujung runcing itu masuk dengan sempurna dan keberuntungan mulai berpihak kepadanya. Borgol itu terlepas dari tangan Win yang mulai memerah.

Win berdiri dari duduknya dan menuju ke pintu keluar dari jeruji besi tersebut dan membuka kuncinya dengan alat yang sama, ikat pinggangnya itu.

*cklek..

Kunci itu terbuka, senyuman tipis pun mulai terlihat di wajahnya.
"Aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Bright, Vania.. Tunggu aku," gumamnya.

Perlahan Win berjalan ke arah pintu keluar dan membukanya dengan perlahan. Ia ingin mengintip apakah ada penjaga di luar ruangan dan ia tidak melihat siapapun.
"Tch, mereka begitu meremehkan ku sampai tidak memasang satu penjaga pun disini."

Win mulai keluar dari ruangan tersebut dan berjalan ke arah lorong yang ia temui. Tebak siapa yang muncul di depannya.

Tuannya, Bright Vachirawit.

Mereka berdua saling menatap dari kejauhan. Raut wajah mereka berdua masih datar karena belum percaya atas apa yang mereka lihat. Bright lolos dari penjaranya dengan cara yang sama dengan Win, sepertinya pikiran mereka terhubung.

Bright yang mulai tersadar dengan kehadiran Win di ujung lorong, mulai berlari secepat yang ia bisa untuk menghampirinya. Entah kenapa di area itu begitu sepi sampai tidak ada orang yang mendengar langkah kaki Bright yang begitu keras.

Exclusive Bodyguard || BrightWin [FR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang