𝓐𝓫𝓸𝓾𝓽 𝓘𝓶𝓪𝓶 II TIGA PULUH DUA

546 39 2
                                    



•About Imam•

Jangan pernah mengeluh karena takdir terindah setiap hamba telah di gariskan oleh Allah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan pernah mengeluh karena takdir terindah setiap hamba telah di gariskan oleh Allah. Kamu hanya perlu bertawakal dan meyakinkan bahwa Allah tidak pernah membuat takdir yang salah untuk umatNya.

-Imam As-syauqi-

•••

Tepat ketika Iqomah di kumandangkan, Imam dan Aileen melangkah beriringan untuk masuk ke masjid. Dalam diam mereka bertatapan dengan senyuman yang tercetak jelas di wajah masing-masing. Aileen diam-diam mengulum senyum malunya.

Keduanya masuk, tetapi ketika menaiki tangga, seorang lelaki sekitar umur lima puluh tahun berjalan menghampiri, sembari menatap mereka dengan senyuman. "Permisi, maaf sebelumnya, apakah benar anda Pak Imam, salah satu dosen di kampus keagamaan dan baru saja menetap di komplek perumahan sekitar sini?" Tanyanya dengan mata binar penuh harap.

Aileen menatap kedua lelaki itu, menjadi pendengar saat ini. Sedangkan Imam menganggukkan kepalanya sebagai jawaban dari pertanyaan lelaki tersebut.

"Iya, saya Imam, nama saya Imam As-syauqi atau lebih kerap dipanggil Imam, Pak." Imam mengangguk mengiyakan, sembari menyodorkan tangan untuk bersalaman dengan lelaki tersebut.

Lelaki itu menghela napas lega. "Alhamdulillah," Bagaikan sebuah magnet, lelaki itu menerima uluran tangan Imam, untuk bersalaman.

Imam tersenyum mendengar ungkapan rasa syukur yang terucap dari lelaki itu. "Ada apa, Pak?"

Lelaki itu menghela napas sesaat.

"Sebelumnya perkenalkan saya Pak Shalim, pengurus masjid ini, jadi tujuan saya mencari Pak Imam adalah untuk menggantikan posisi ustadz kami yang tidak bisa datang untuk hari ini." Shalim mengangkat sudut bibirnya.

"Istri beliau baru saja kecelakaan." tambah cerita Pak Shalim dengan raut muka berduka.

"Inalillahi wa innailaihi rojiun." tutur Imam dan Aileen mendengar musibah duka itu.

Pak Shalim mengulas senyum hangatnya, sebagai ungkapan terima kasih. Atas ungkapan belasungkawa yang di lontarkan Imam dan Aileen.

"Saya dengar Pak Imam juga alumni dari sekolah pesantren dan tamatan Universitas yang ada di Mesir." tambahnya lagi, dengan tatapan mata penuh harap akan Imam.

Imam tersenyum, terlebih mendengar ucapan Pak Shalim, ia merasa bahwa ini adalah kewajibannya sebagai seorang muslim.

"Jadi, Pak Imam, apakah bapak bisa menggantikan posisi ustadz kami yang berhalangan hadir?" Tanya Pak Shalim menawari untuk mengimami shalat masyarakat sekitar komplek perumahan sekitar yang sudah ada di dalam masjid.

𝐀𝐁𝐎𝐔𝐓 𝐈𝐌𝐀𝐌 (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang