𝓐𝓫𝓸𝓾𝓽 𝓘𝓶𝓪𝓶 II EMPAT

1.3K 76 3
                                    



•About Imam•

Ketika seorang lelaki mencintai seorang wanita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika seorang lelaki mencintai seorang wanita. Allah memerintahkan kepada lelaki itu untuk segera menikahinya. bukan berburuk sangka, tetapi terkadang hambanya suka lupa, hanya karena di mabuk kalimat cinta.

_Imam As-Syauqi_

________


Sejak tadi jantungnya berdetak tak karuan, Aileen beberapa kali menghirup udara yang ada dan membuangnya. "Tenangkan pikiran dan hatimu, Aileen, jangan sampe salah mengambil keputusan.

"Aileen,"

Pak Imam kembali memanggil namanya, ia tersenyum mendapati seorang wanita yang tadi baru saja berbincang dengannya, masih berada di depan pintu ruangannya.

"Kamu tahu mengapa saya menginginkanmu, Aileen?" ucap Imam melontarkan pertanyaan.

Aileen memilih untuk menggeleng kecil.

"Karena saya mencintaimu, Aileen."

"Bukan! Saya merasa kamu lebih pantas untuk dicintai. hingga para bidadari-bidadari surga merasa iri..."

"Kamu tahu kenapa mereka iri?" tanya Imam.

Kembali Aileen menggeleng.

"Karena saya tidak akan pernah bisa mencintai salah satu dari mereka." ralat Imam dan mengubah perkataannya.

Mendengar apa yang terucap dari bibirnya Imam, membuat detak jantung Aileen kembali bergetar dengan cepat.

Mencoba untuk meredam detakan jantungnya, Aileen berkata.
"Maaf, Saya merasa tidak sesempurna itu untuk di sandingkan dengan bidadari-bidadari surga, Pak..."

Imam menggeleng kecil dengan sedikit cengiran di sudut bibirnya.

"Saya hanyalah seorang wanita akhir zaman yang berharap bisa menjadi salah satu penghuni surga." tambah Aileen.

Masya Allah...

Imam yang mendengar penuturan Aileen semakin merasa bahwa Aileen memang pantas untuk dirinya.

"Ai, kamu tahu satu hal yang membuat saya menyukaimu." ungkapan Imam setengah bertanya.

Aileen diam, tidak menjawab, bingung harus menjawab apa.

"Kesederhanaanmu, Ai..." jeda Imam tak lupa mengulas senyum tipis di sudut bibirnya.

Aileen membulatkan mata, tidak mengerti.

"Kesederhanaanmu yang membuat saya merasa berani untuk langsung mengatakan. Mengatakan apa yang saya inginkan padamu." 

Segera Aileen membalikkan tubuhnya, ada sesuatu yang membuat jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya, bahkan pipinya sedikit mulai memerah, jadi ia tidak ingin terlalu lama-lama berada di hadapan Imam, Aileen takut Imam mengetahui sesuatu yang tersembunyi rapat selama ini. "Maaf, Pak, saya izin pergi."

𝐀𝐁𝐎𝐔𝐓 𝐈𝐌𝐀𝐌 (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang