𝓐𝓫𝓸𝓾𝓽 𝓘𝓶𝓪𝓶 II DELAPAN

946 67 4
                                    



•About Imam•

Sebaik apapun kamu mengejar cinta manusia, jika tidak menyangkutkan Allah di dalamnya kamu akan mengalami kekecewaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebaik apapun kamu mengejar cinta manusia, jika tidak menyangkutkan Allah di dalamnya kamu akan mengalami kekecewaan.

____________

Sedari tadi, Aileen menatap wajahnya di depan cermin rias. Jantungnya berdegup kencang menunggu bagaimana sosok lelaki yang dulu sewaktu kecil pernah ia kagumi.

Sejujurnya dia tidak pernah lagi bertemu dengan lelaki itu, dan sekarang ia tidak tahu bagaimana rupanya.

Aisyah masuk, menatap wajah Aileen yang sudah di poles dengan make up sangat tipis dan gaun yang ia rasa begitu pas untuk putrinya. "Masya Allah, Putri bunda cantik sekali."

Bukannya senang mendengar pujian itu, Aileen semakin gugup. tangannya mulai berkeringat dingin. Ia benar-benar merasa belum siap untuk semua ini.

Aileen memutar kepala, menghadap pada Aisyah.

"Bunda, apakah menurut bunda ini tidak terlalu cepat?" tanya Aileen memastikan sekali lagi.

Aisyah menggeleng kecil. "Insyaallah tidak, Lebih baik di percepat, sayang."

"Aileen..." cicit Aileen menggantung ucapannya.

Aisyah mengangkat sudut alisnya. "Kenapa sayang?"

"Aileen, merasa sangat gugup, Bunda." jujur Aileen.

Aisyah tersenyum tipis, mengambil kedua tangan milik putrinya. "Insyaallah, Allah, Abah dan bunda merestui perjodohan ini."

"Dan, insyaallah, suatu saat kamu akan mendapatkan hadiah surga, karena telah menjadi anak yang sholehah dan berbakti dan juga insyaallah menjadi istri yang sholehah kelak." lanjut Aisyah.

Aileen manggut-manggut mengiyakan, tetapi jujur saja rasa deg-degan itu tidak hilang sama sekali.

Aisyah mengusap kepala Aileen yang tertutup hijab senada dengan gaun yang ia kenakan. "Persiapkan dirimu, sayang, bunda mau bantu-bantu tante Balqis di dapur dulu." pamit Aisyah berlalu pergi.

Kembali Aileen menghadap pada cermin rias, tidak melihat polesan make up di wajahnya tetapi menatap kegugupan yang ia rasakan pada wajahnya, jujur saja guratan wajahnya sedikit memucat.

"Semoga ini yang terbaik untuk, Aileen ya, Bah." pelan Aileen.

Aileen memejamkan mata, ia menundukkan wajahnya di depan cermin rias. Jika bisa, ia sangat ingin berlari keluar dari rumah dan tidak akan kembali jika sang Bunda tidak membatalkan perjodohan ini.

𝐀𝐁𝐎𝐔𝐓 𝐈𝐌𝐀𝐌 (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang