𝓐𝓫𝓸𝓾𝓽 𝓘𝓶𝓪𝓶 II TIGA PULUH SEMBILAN

271 22 0
                                    



•About Imam•

Tidak apa-apa kamu merasa kecewa dengan apa yang terjadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak apa-apa kamu merasa kecewa dengan apa yang terjadi. Karena semua yang terjadi bukan kesalahanmu, itu rencana Tuhan untukmu. Kamu hanya bisa menerima kenyataannya.

Tetaplah bersyukur atas apa yang terjadi, suka dan duka itu milik Nya.

-Imam As-Syauqi-

•••

Imam telah rapi dengan kokoh dan sarung yang melekat di tubuhnya. Sebagian wajahnya juga basah oleh air, seperti baru saja mengambil wudhu dan mandi sebelumnya. Ia menghampiri Aileen yang tertidur. Tangannya terangkat mengusap kepala Aileen yang tertutupi oleh anak jilbab, lembut.

"Ai..." Imam mendekatkan bibirnya pada telinga Aileen. "Ayo shalat subuh dulu."

Bukannya bangun, Aileen malah mendengkur halus. Mendengar dengkuran Aileen membuat sudut bibirnya terangkat. Benar-benar beruntung setiap hari aku melihat pemandangan seperti ini.

"Ya habibati." Setelah mengucapkan kalimat itu dengan nada tegas dan sedikit serak, Imam meniup telinga Aileen.

Aileen meregangkan tubuhnya, karena merasakan hawa dingin dari tiupan di telinganya. Beberapa kali ia usap telinganya karena geli.

"Khumaira?" Panggil Imam membisikkan.

Aileen menguap sekali. "Saya masih ngantuk, Pak." Dengan mata terpejam Aileen mencoba mendudukkan tubuhnya. Mensejajarkan posisinya dengan Imam yang duduk berhadapan dengannya diatas kasur.

Cup!

Imam tanpa aba-aba mengecup singkat pipi Aileen, membuat mata Aileen memelotot seketika. Ia langsung sadar dengan apa yang Imam lakukan beberapa saat tadi.

"Sepertinya kamu sengaja melakukan kesalahan agar aku hukum, hm?"

Aileen menggigit bibirnya, tangannya meremas jari-jarinya, bagaimana mungkin Imam melakukan hal tersebut dalam keadaan sepertinya sudah mengambil wudhu terlebih dahulu.

Aileen sadar akan Imam yang sudah mengambil wudhu. Karena masih terlihat tetesan air mengalir dari rambut Imam. Aileen pikir Imam tidak akan berani melakukan hal tersebut, karena sudah berwudhu, tetapi dugaannya salah besar.

Imam menarik tangan Aileen hati-hati tetapi dengan pergerakan cepat, Ia membuat Aileen berhasil mendekati wajahnya. "Aileen, aku tidak pernah takut dengan siapapun, yang aku takutkan hanya Allah. Jadi jangan pernah mencoba membuat kesalahan, ikuti saja keinginanku agar kamu selamat."

𝐀𝐁𝐎𝐔𝐓 𝐈𝐌𝐀𝐌 (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang