𝓐𝓫𝓸𝓾𝓽 𝓘𝓶𝓪𝓶 II TIGA PULUH LIMA

280 21 0
                                    



•About Imam•

Kata mereka, jika kita mencintai seseorang tetapi dalam mencintai seseorang tersebut ada kebesaran dan kasih sayang Allah yang kita ingat, maka disana lah rasa cinta yang sebenarnya ada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kata mereka, jika kita mencintai seseorang tetapi dalam mencintai seseorang tersebut ada kebesaran dan kasih sayang Allah yang kita ingat, maka disana lah rasa cinta yang sebenarnya ada. Karena dalam mencintai seseorang harus ingat siapa yang menciptakannya dan siapa yang menciptakan rasa cinta dan kasih sayang tersebut.

•About Imam•

Aileen, Annandhi dan Gangga duduk sembari bercerita tentang apa saja yang terjadi. Menunggu kedatangan Imam. Mereka menghabiskan waktu untuk berbagai macam jenis cerita. Yang sepertinya tidak ada habisnya.

"Sumpah, nggak tau, nggak jelas banget. Padahal gue kan niatnya mau berbagi. Eh datang-datang bunda marah-marah." cerita Annandhi, merasa kesal karena ibunya.

Gangga mengurut pelipisnya, pusing mendengar ocehan cerita Annandhi. "Gue rasa nggak ada salahnya..." timpalnya.

"Nah kan, gue bener." balas Annandhi, merasa Gangga membela dirinya saat ini.

"Bukan lo, tapi bunda lo yang bener." timpal Gangga, memotong perkataan Annandhi yang terlihat awalnya sumringah akan pembelaan Gangga.

"Sumpah demi apapun, kalo gue jadi bunda lo, gue lempar lo ke palung mariana. Daripada setres lama-lama." Gangga kembali melontarkan ucapan kesal akan Annandhi.

Mendengar itu, Annandhi memutar bola matanya, seakan tidak ada rasa bersalah kerana perbuatan yang tadi ia ceritakan.

"Ai, daripada kita setres lama-lama, gimana kalo kita tumbalkan Annandhi untuk proyek pembangunan jalan semut." ucapan ngawur Gangga, benar-benar kehabisan kata-kata akan Annandhi.

Mata Annandhi terlihat berubah sendu. "Padahal niat gue baik." lirihnya, sengaja dibuat seakan tersakiti.

"Baik, matamu." jawab Gangga judes.

"Kan gue cuma ingin berbagi. Apa itu salah?" Annandhi tidak mau tersalahkan dalam hal ini.

"Berbagi sertifikat rumah milik lo ke preman pasar!" delik Gangga, napasnya naik turun, jika dihalalkan untuk menelan manusia mungkin Annandhi adalah list manusia pertama yang akan ia telan hidup-hidup.

"Jadi gue salah?" mata Annandhi seakan dibuat sayu, menatap Gangga dan Aileen secara bergantian.

"Nggak! Lo nggak salah. Yang salah gue." Gangga dengan tatapan mata tajam menghunus pada Annandhi.

𝐀𝐁𝐎𝐔𝐓 𝐈𝐌𝐀𝐌 (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang