[JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT YA! DAN IKUTI ALURNYA SELAGI ON GOING]
‼️ CERITA INI DIIKUTKAN DALAM CHALANGE MENULIS SELAMA BULAN SUCI RAMADHAN ‼️
[𝐒𝐄𝐑𝐈 𝐏𝐄𝐑𝐓𝐀𝐌𝐀 𝐑𝐎𝐌𝐀𝐌𝐂𝐄 𝐈𝐒𝐋𝐀𝐌𝐈]
Genre : Spiritual-romance
Ditulis pada : 4 Juni 2...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seorang wanita muslimah tidak senang dengan kalimat ajakan pacaran, karena kalimat yang ia tunggu dari seorang lelaki adalah kalimat akad pernikahan.
_Imam As-syauqi_
___________
Lorong rumah sakit menjadi tempat Imam dan Aileen menunggu Abi Rakha dan Umma Fatimah.
Mereka duduk berseberangan seperti orang yang tidak saling mengenal. Karena Imam yang tidak ingin terlalu dekat. Beberapa saat hanya ada keheningan.
Imam melangkah, menghampiri Aileen dan menyodorkan sebotol air mineral. Aileen mengangkat pandangan matanya, melihat sosok lelaki yang ada di depannya. "Minum dulu, Ai."
Aileen menggeleng kecil, menolak. "Bapak saja yang minum, saya tidak haus."
"Kamu harus tau Aileen..." sejenak Imam menghirup napas.
"Saya memberikannya bukan hanya untuk menghilangkan rasa haus, tetapi saya khawatir kamu dehidrasi. karena tadi kita sempat panas-panasan menuju tempat parkir fakultas." ucap Imam santai.
Aileen mengangguk, dan menerima botol mineral yang masih Imam sodorkan padanya. Segera Aileen meminumnya.
Imam kembali ke tempat duduknya. Meninggalkan Aileen yang duduk di bangku sebelahnya.
"Duh! Laper lagi." batin Aileen, tidak menyuarakan ucapannya.
"Pak, Bapak lapar nggak?" sejujurnya pertanyaan itu terlontar dari mulut Aileen karena ia merasa perutnya keroncongan.
Imam menggeleng. "Kamu lapar, Ai?"
Aileen mengangguk malu-malu.
"Mau makan dulu?" tanya Imam.
"Iya, Pak. Tapi temani saya ya, Pak. Saya nggak nyaman jalan sendirian." Jujur Aileen.
Imam mengangguk, dan berjalan lebih dulu. Meninggalkan Aileen yang merenggut kesal. "Mending gue pergi sendiri kalo gini mah." rutuknya.
Imam menoleh ke belakang, tersenyum tipis. "Ayo! Katanya kamu laper."
Aileen gelagapan, terkejut dengan Imam yang menolehkan wajahnya. "I-iya, Pak." Di tengah rasa kagetnya Aileen tetap berdiri dari posisinya, berjalan menyusul Imam.