•
•
••About Imam•

"Sehebat apapun kamu menyembunyikan sesuatu perkara, jika tuhan berkehendak, semua orang mengetahuinya kamu tidak akan bisa mengelak. Karena rencana itu sudah di susun oleh Tuhan dengan sebaik-baiknya."
-Imam As-Syauqi-
•••
Tring!
Dering ponsel milik Imam di atas meja membuat Aileen perlahan-lahan membuka kelopak matanya. Dilihatnya Imam yang masih damai dalam tidurnya, rasanya ia tidak tega membangunkan Imam hanya untuk mengangkat panggilan tersebut. sembari mengucek matanya seperti orang khas bangun tidur. Ia beringsut bangun dari posisinya, mengambil telepon itu untuk menerima panggilan tersebut.
Sesekali menguap ia berceloteh sendiri, merasa kesal karena tidurnya jadi terganggu. "Jam tiga pagi, siapa sih yang nelpon? Kek nggak ada waktu pagi aja."
Aileen menarik layar hijau ke atas, hingga teleponnya langsung tersambung dengan si penelpon. Tidak mengetahui siapa yang menelpon, Aileen memilih meletakkan telepon itu di telinganya.
"Assalamu'alaikum, Imam..."
Suara laki-laki itu terdengar tidak asing untuk pendengaran Aileen. Ia melihat lagi layar ponsel itu, memeriksa nama yang tertera.
Bang Alam, begitu kira-kira nama yang terlihat di layar. Aileen merasa ada sesuatu yang aneh. Ada sesuatu yang ingin dikatakan Alam, tetapi merahasiakan dari dirinya. Dan sepertinya Imam dan Alam telah berkerjasama.
"Imam, sepertinya saya akan menyusul bunda ke Singapura. Kondisinya tiba-tiba memburuk. Baru saja tante Balqis mengabarkan bahwa kemungkinan kecil bunda tidak akan bisa sembuh penyakit jantung yang di deritanya sudah terlalu parah. Jika boleh saya ingin kamu membantu untuk membuat Aileen tidak datang dulu ke rumah dalam waktu dekat..."
Perkataan Alam begitu cepat, seperti sedang dikejar oleh waktu. Mendengar apa yang dikatakan Alam membuat Aileen berdiri mematung sesaat, tak terasa sebening air lolos dari kelopak matanya.
"Bunda sakit?" tanyanya dengan tatapan kosong.
Aileen merasa bahwa ia tidak berguna sebagai seorang anak. Bagaimana mungkin ia tidak mengetahui bagaimana kondisi keluarganya sendiri. Apalagi ini adalah ibunya sendiri.
"Bunda sakit apa?" bibir Aileen bergetar.
Air mata Aileen tiba-tiba kembali meleleh. "Kalian menyembunyikan ini semua dari Aileen?" sesak rasanya bertanya seperti itu. Aileen bertanya sembari menyapu air mata yang membekas di pipi.
Alam terdiam membeku, sesuatu yang ia sembunyikan dari adik tercintanya telah di ketahui tanpa ada yang menyampaikan. Alam merasa benar-benar bodoh, bagaimana mungkin ia menjadi seceroboh ini.
"Apakah aku tidak berhak mengetahui tentang keadaan keluargaku sendiri?, Abang tega nyembunyiin ini semua dari aku." tangisan Aileen mulai terdengar di pendengaran Alam.
"A-aileen, maaf. Abang minta maaf." sesal Alam. "Tidak seharusnya abang menyembunyikan ini semua darimu, abang khawatir kamu bersedih lagi seperti saat Abah pergi."
![](https://img.wattpad.com/cover/313061781-288-k589110.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐁𝐎𝐔𝐓 𝐈𝐌𝐀𝐌 (ON GOING)
Teen Fiction[JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT YA! DAN IKUTI ALURNYA SELAGI ON GOING] ‼️ CERITA INI DIIKUTKAN DALAM CHALANGE MENULIS SELAMA BULAN SUCI RAMADHAN ‼️ [𝐒𝐄𝐑𝐈 𝐏𝐄𝐑𝐓𝐀𝐌𝐀 𝐑𝐎𝐌𝐀𝐌𝐂𝐄 𝐈𝐒𝐋𝐀𝐌𝐈] Genre : Spiritual-romance Ditulis pada : 4 Juni 2...